NovelToon NovelToon
KORELASI DUA HATI

KORELASI DUA HATI

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Beda Usia / Keluarga / Angst / Romansa
Popularitas:8k
Nilai: 5
Nama Author: Heninganmalam

⚠️ WAJIB FOLLOW SEBELUM BACA⚠️

Pernikahan yang sudah berjalan tujuh tahun lamanya tanpa ada pertikaian tiba-tiba berada di ujung tanduk ketika salah satunya memberikan surat perpisahan. Dirga sama sekali tak menyangka jika istrinya diam-diam telah menyiapkan itu semua.

“Cepat tanda tangani mas, aku mau kita pisah.”

Satu kalimat yang juga sebenarnya sukar untuk keluar dari mulu Qyara. Namun semua ini ia lakukan karena fakta yang baru ia ketahui membuatnya sadar akan arti dirinya di mata Dirga. Korelasi yang terjalani anatara hatinya dan Dirga nyatanya tak sesuai dengan ekspektasi yang ada di pikirannya.

Karena itu Qyara akan membebaskan pria itu. Melepaskan adalah jalan terbaik yang dapat ia lakukan.



Start : 26 Mei 2024
End

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Heninganmalam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

2 - Malam Biru

“Lo udah yakin beneran, Ra?”

Sulit untuk mengatakan bahwa dirinya yakin seratus persen. Bahkan hingga sekarang hatinya hanya milik pria yang telah bersamanya dalam tujuh tahun terakhir.

Semua kenangan yang tertoreh selama itu tak akan bisa dengan mudah ia lupakan. Namun pilihan yang dimiliki oleh Qyara sekarang hanyalah melepaskan atau membelenggu pria yang sangat ia cintai.

Wanita itu hanya mengaduk minumannya tanpa minat, “Gue juga bingung, Van. Tapi mau gimana lagi? Emang gue ada pilihan lain? Gue nggak mau ngebodohin diri gue terus.”

Pengacara muda itu menghela napasnya. Tangannya bertaut di atas meja, tatapannya terkunci pada sahabatnya,

“Ra, saran gue lo ngomongin dulu berdua sama suami lo. Inget, disini bukan tentang kalian tapi juga anak kalian yang masih kecil. Karena itu gue harap lo bisa pikirin hal ini lebih dalam lagi. I know what the stupid think yang buat lo ambil keputusan ini, tapi tolong lo pikirin sekali lagi."

Qyara mengerti. Ia sangat mengerti tentang apa yang ia lakukan dan resiko apa yang akan terjadi nantinya. Ia juga sangat memahami apa yang akan anaknya rasakan jika kedua orang tuanya berpisah. Hanya saja, ia tak bisa lagi menahan pria itu. Ia tak ingin menjadi beban Dirga lebih lama.

“Gue tau, Van,” ucap Qyara menarik napas panjang, “Gue udah siap sama semua resiko yang bakal gue tanggung nantinya. Karena itu juga lagi nyiapin diri gue buat bisa berdiri sendiri.”

Sepertinya keputusan Qyara memang sudah bulat meskipun Vania masih dapat melihat keraguan di mata sahabatnya. Namun ia sebagai orang luar hanya bisa memberikan saran, ia tak dapat memaksa Qyara jika wanita itu memang ingin mengakhiri hubungannya.

“Ya udah Ra kalau gitu. Ini kayaknya gue harus jalan lagi, maaf ya nggak bisa lama-lama.”

Qyara mengangguk dan beranjak, “It’s okey. Makasih ya, Van,” ucapnya memeluk wanita itu.

Beberapa menit setelah Vania pergi, Qyara pun ikut meninggalkan kafe untuk menyusul anaknya yang sedang bersekolah. Jarak antara kafe dan sekolah Verro memang tak terlalu jauh sehingga hanya butuh beberapa menit untuknya sampai.

Terlihat bocah laki-laki yang tengah berdiri sendirian di depan sekolah dengan sebuah buku di tangannya. Bocah itu terlihat sedang menghafalkan sesuatu yang membuat bibir Qyara tersungging. Verro terlihat sangat serius sampai tak menyadari kedatangannya.

“Sayang,” panggil Qyara membuat bocah itu mendongak.

Raut serius Verro seketika berubah menjadi ceria kala netranya menatap wajah ibunya. Laki-laki itu pun segera memeluk Qyara, “Bunda aku dapet tugas menghafal nama-nama toga dan perbedaan efek sampingnya sama kegunaannya. Susah banget hafalinnya.”

Wanita itu mengangguk menyetujui. Baginya pelajaran toga untuk anak tk memang sesulit itu. Namun sepertinya dalam sekolah internasional pelajaran yang didapat lebih cepat dari seharusnya. Berbeda dengan dirinya dulu yang hanya belajar membaca, berhitung dan menulis saja saat seusia Verro.

Qyara hanya dapat mengelus pucuk kepala anaknya seraya berkata, “Gapapa dihafalkan pelan-pelan pasti Verro bisa. Nanti bunda bantuin, sama nanti tanya ayah ya kan ayah lebih paham.”

Pernyataan yang keluar dari mulut Qyara membuatnya terdiam. Sekali lagi ia hanya bisa mengandalkan suaminya bahkan untuk masalah sekecil ini. Oh Tuhan, sampai kapan ia akan bergantung pada pria itu?

Mungkin ia tak akan pernah sanggup berdiri sendiri jika tak ia paksa. Karena itu apapun yang terjadi, ia harus meyakinkan hatinya akan keputusan yang akan ia ambil.

...-+++-...

Sudah lewat tengah malam tetapi wanita yang masih berkutat pada layar laptopnya belum juga menutup mata. Sudah kebiasaanya untuk menunggu Dirga ketika pria itu belum pulang. Pun karena insomnia yang ia derita membuatnya sulit tidur tanpa kehadiran Dirga.

Entahlah, mungkin semua hal yang berhubungan dengannya pasti berkaitan dengan Dirga dan selalu pria itu yang menjadi solusi untuk setiap permasalahannya. Karena itulah Qyara selalu bergantung pada Dirga.

“Sayang...”

Suara berat yang mengalun seperti lagu itu membuyarkan lamunan Qyara. Wanita itu segera beranjak dan menyalami suaminya, “Kamu kapan nyampainya mas?”

“Barusan. Kamu lagi mikirin apasi, aku panggil-panggil dari tadi nggak ada sautan teryata lagi ngelamun,” protes Dirga membuat Qyara tersenyum.

“Kamu udah makan? Kamu bersih-bersih dulu gih, biar aku hangatin makanan buat kamu.”

Dengan tegas Dirga menggeleng. Ia memang lapar tetapi bukan makanan yang ia inginkan. Ia menarik istrinya hingga keduanya terjatuh di atas sofa dengan posisi Qyara yang menimpanya.

Wanita yang terkejut itu pun melebarkan netranya dan memukul lengan Dirga dengan keras, “Mas kebiasaan ya! Aku kaget tau.”

Dirga hanya terkekeh mendapatkan kekesalan istrinya. Tanpa menghiraukan protesan Qyara, tangannya semakin berani untuk menyingkap kaos istrinya dan mengelus punggung mulus Qyara hingga membuat wanita itu meremang,

“Main sebentar boleh nggak? Aku lagi pengen banget, sayang.”

Akhir-akhir ini mereka memang hampir tidak pernah melakukan hubungan suami istri karena kesibukan Dirga. Tak perlu waktu lama untuk mengangguk menyetujui permintaan suaminya. Persetujuan Qyara membuat Dirga tersenyum lebar dan mengecup bibir istrinya.

“Sebentar ya, aku mau bersih-bersih habis itu kita main," ucap Dirga.

“Iya.”

Pria itu segera beranjak dan melesat menuju kamar mereka. Qyara kembali merapikan pakaiannya dan duduk dengan tenang untuk menunggu suaminya. Namun keningnya mengernyit ketika melihat pria itu kembali mendatanginya,

“Mas, nggak jadi bersih-bersih?”

Mengabaikan pertanyaan istrinya, Dirga mendatangi wanita itu dengan tatapan yang begitu mengintimidasi hingga membuat Qyara merinding. Pria itu menunjukkan sebuah map biru dan membantingnya dengan keras ke atas meja, “Maksud kamu apa?!"

Qyara tak langsung menjawab pertanyaan Dirga. Ia terlebih dahulu mengamati map itu sebelum menatap netra elang itu. Ini adalah pertama kalinya Qyara mendapatkan tatapan yang begitu tajam dari suaminya. Sebelumnya pria itu tak pernah sekalipun menatapnya dengan tajam bahkan membentaknya karena mengetahui tentang traumanya. Namun malam ini, ia harus mendapatkannya dari Dirga.

Sebenarnya ia cukup terkejut karena Dirga mengetahui map itu lebih cepat dari dugaannya. Namun tak ada yang bisa diubah jika pria itu sudah mengetahui maksudnya.

“Kamu udah liat mas?”

“Maksud kamu apa?! Kamu mau pisah dari aku?!”

Dengan tenang Qyara mengangguk. Ia menyodorkan dokumen itu pada Dirga, “Karena mas sudah tau jadi cepat tanda tangani mas. Aku mau kita pisah.”

Dirga segera merebut surat perceraian itu dan merobeknya tepat di hadapan Qyara. Dengan cepat ia mendorong wanita itu dan mengungkungnya. Tatapan tajamnya mengunci kedua netra Qyara hingga wanita itu tak bisa beralih darinya,

"Jelasin kenapa kamu pengen pisah? Kita bahkan nggak ada masalah apapun, Elta. Jadi kenapa kamu ingin pisah?”

Elta. Sudah lama Qyara tak mendengar nama itu. Dirga hampir tak pernah memanggil nama tengahnya sejak menikah. Pria itu hanya akan memanggil namanya ketika marah besar. Malam ini, kemarahan Dirga terpancar di kedua matanya. Sungguh menakutkan dan mendominasi.

“JAWAB ELTA!”

Bentakan Dirga menggema di seluruh ruangan. Bentakan itu membuat tubuh Qyara bergetar takut. Sungguh trauma yang ada di alam bawah sadarnya seketika bangkit dan menghantuinya.

“Mas... aku mau pisah karena kamu. Aku nggak mau jadi beban.”

“BULLSHIT!”

Dalam gerakan cepat Dirga menarik pakaian Qyara yang membuat wanita itu semakin takut. Baru kali ini suaminya bersikap kasar dan membuatnya takut. Ia pun berusaha menahan pakaiannya dengan sekuat tenaga, “Berhenti mas! Aku nggak mau!”

“Kamu harus mau! Kalau kamu mau pisah, aku yang akan ngehancurin keinginan kamu!”

1
Hikmal Cici
🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
putry 01
kapan up lagi kak
Heningan Malam: ditunggu ya, secepatnya akan up
total 1 replies
Heningan Malam
sabar-sabar😇 nanti teka-teki nya pasti kejawab kok
aca
teka teki banyak jd bingung bacanya woy
aca
tukang selingkuh dirga
aca
waduh mulut Dirga jahat amat
ada apa sayang ~
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!