" Bocil nakal itu istriku" pernyataan Zain kepada semua temannya yang ikut duduk bersama di sofa club'.
" what? ,,,, Istri Zain dia masih kecil Lo " tak percaya teman Zain menatap gadis kecil bar-bar yang tengah berjoget di atas punggung di Bawah kelap-kelip lampu sorot .
flash off.
Zain akhirnya menerima permintaan Papa nya untuk menikah lantaran itu adalah permintaan pertama dari orang tuanya yang selama ini selalu memberikan apapun yang Zain mau bahkan tak pernah mematahkan satupun hal yang Zain inginkan sebagai seorang anak .
" Tapi Maa apakah tidak ada calon istri untuk Zain yang Mama sukai selain Bocil nakal itu?" lesu Zain menatap Mama nya yang iseng sekali memilihkan calon istri senakal itu untuk dia yang sudah matang serta dewasa .
" tidak ada Zain , Walaupun dia nakal tapi Mama menyukai nya" pernyataan Mama Zain dengan senyum penuh damba bahkan sebuah harapan pada Zain .
yuk baca 🤭
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mul_yaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21 kepanasan
" Aya sakit " pekik Zain tertawa saat Aya yang tiba-tiba emosi itu menarik rambutnya.
" Apaan kamu malah marah , emang hitam merata dia" ucap Zain semakin jahat .
" jangan mentang-mentang Daddy putih terus bilang orang yang kulitnya nggak kayak kulit Daddy hitam, yang hitam itu kayak wajan ini " ucap Aya dengan sewot memegang wajan merasa tak terima juga karena dia pun memang tidak putih seperti Zain .
faktanya Zain memang sangat putih karena gen keluarga bahkan saking putih bersihnya kulit Zain kadang kemerahan berbeda dengan Aya yang punya kulit kuning langsat namun begitu lembut .
" Lah kenapa kamu marah " kekeh Zain mencuci bahan masakan yang dia keluarkan dari kulkas .
" karena Aya juga nggak putih " sebal Aya menampar lengan Zain yang malah langsung membandingkan kulit mereka .
" Nanti ya Daddy buatkan Baby yang putih " kata Zain mengelus kepala Aya .
" Nggak , pokoknya nanti dedek itu harus mirip Aya titik " tegas Aya menghentakkan kakinya.
" lah kenapa kan dia juga anak Daddy nantinya?" kaget Zain .
" Nggak mau Aya nanti kalian putih-putih sedangkan Aya kuning sendiri " ketus Aya menendang kaki Zain saking kesalnya.
" Astaga sayang , kamu putih kok mengapa jadi insecure begini" kekeh Zain ngakak sendiri melihat Aya yang terus menginjak kakinya saking kesal .
" Nggak usah panggil Sayang, Daddy jahat " kata Aya akan langsung melangkah pergi namun malah ditarik Zain kedalam pelukan nya .
" Temani Daddy masak " ucap Zain memutar Aya agar membelakangi lalu Zain kembali melanjutkan memotong bahan masakan dari belakang Aya .
" Daddy " rintih Aya merasakan perasaan tak biasa berada sedekat itu dengan Zain .
" mm" ucap Zain bergumam menyandarkan kepalanya di pundak Aya terus fokus memotong sayuran.
" Daddy luka nanti " tegur Aya melihat Zain yang memotong cepat sekali .
" Tenanglah " ucap Zain yang memang mahir memotong cepat .
" Ya tapi Aya takut melihatnya" rengek Aya yang malah merasa ngeri melihat kecepatan pisau Zain .
" Yaudah hadap Daddy saja" Zain memutar Aya menghadap nya lalu kembali melanjutkan pekerjaan nya.
" Aya tunggu di sana ya Daddy " kata Aya yang merasa tak ada gunanya juga di sini .
" temani Daddy" ucap Zain melingkarkan kedua tangan Aya di pinggang nya lalu mulai menumis bumbu.
Aya bersandar nyaman ke dada Zain setelah kedua tangan nya melingkar di tubuh berotot Zain yang sangat enak untuk di peluk .
" jangan lah tidur pula kan belum makan " ucap Zain pada Aya yang sudah cukup lama berdiri diam sambil memeluk nya .
" Ehhh" Zain dengan sengaja menoel pipi Aya.
" mmmh" rengek Aya meronta-ronta.
" masih lama Aya udah lapar" ucap Aya menatap masakan Zain yang begitu harum menggugah selera.
" sebentar," belum selesai Zain berucap tiba-tiba Hellen masuk begitu saja kedalam Apartemen.
" Zain " tatapan sendu Hellen dengan perasaan hancur menatap Zain yang tengah memasak di peluk oleh seorang wanita yang tidak kelihatan wajahnya.
" Astaga Aku lupa mengganti pin apartemen" suara kecil Zain baru menyadari kelalaian nya .
" Apa kau tidak bisa mengetuk dulu , main masuk saja ke apartemen orang " suara kesal Zain menatap tajam Hellen yang berdiri dekat meja makan .
Aya akan berbalik menatap Hellen hanya saja Zain langsung memeluk Aya begitu erat sehingga wajah Aya terbenam di dadanya.
" siapa itu Zain " teriak Hellen yang tidak dapat lagi membendung kemarahan nya , meletakkan paper bag yang dibawanya di meja makan lalu menghampiri Zain .
" Hai Mommy " Sapa Aya sambil tertawa tetap berbalik sekalipun Zain sudah memeluknya begitu erat .
Zain memeluk semakin Erat Aya yang bersandar padanya dan sedang menatap Hellen.
" Daddy dibawain susu" tawa meledak Aya menutup mulut mendongak menggoda Zain yang sudah pasang wajah tak suka itu melihat pakaian terbuka Hellen.
" Dia siapa Zain ?" tanya Hellen berulang kali merasa heran dengan gadis kecil yang sudah beberapa hari ini terlihat sering bersama Zain bahkan memanggil Daddy .
" hehhh,,, kamu siapa sih?" tanya Hellen akan menarik Aya dari pelukan Zain namun Bocil nakal itu sudah menendang duluan untung Hellen sigap menghindar.
" Istri pacar Tante" jawab Aya dengan santai menatap Hellen dengan seulas senyum.
" Nggak,,, nggak . Bocil kalau mimpi jangan ketinggian ku rasa pria sekelas Zain tak akan menyukai Bocil seperti mu apalagi dia Mafi,,," belum selesai Hellen berucap Zain sudah langsung bicara .
" Hellen keluar sekarang sebelum bodyguard ku yang menyeret kamu keluar " tegas Zain dengan sorot mata tajam pertanda ucapan nya tidak main .
" Sialan Kau Tante menor , Kau pikir Aku menyukai pacarmu yang jelek ini" teriak Aya emosi dan malah menghujat Zain balik melihat tatapan menilai Hellen pada tubuhnya yang memang tidak sexi dan kecil jika dibandingkan Hellen.
Ucapan pacar Zain benar-benar menyakiti hati Aya!
" Bocil nakal sialan , mengapa dia malah jadi menghina ku " batin Zain meneguk Saliva mendengar ucapan Aya .
" Lalu kalau kau tidak menyukai nya kenapa kalian menikah ?" ucap Hellen walaupun sebenarnya tak percaya tapi cincin yang melingkar di jari manis Aya membuat Hellen mau tak mau percaya karena itulah kenyataan nya .
" Karena,"
" Hellen keluar " teriak Zain sebelum Aya menyebutkan alasan pernikahan mereka.
" Keluar " Zain menarik Hellen keluar dari apartemen dan terdengar mereka bertengkar di dekat pintu keluar .
Sedangkan Aya yang di tinggal di dapur sendiri mematikan kompor lalu duduk di meja makan .
" Wahhhh" ngiler Aya yang memang sudah lapar menatap isi paper bag yang tadi di bawa oleh Hellen.
" Bagi ya Daddy " ucap Aya dengan suara kecil sambil terkekeh mengeluarkan beberapa makanan dari paper Bag itu lalu memakannya.
Aya makan dengan senang bahkan Zain yang tengah bertengkar dengan Hellen saling adu argumen di dekat pintu keluar seolah musik yang dia dengar membuat Aya makan semakin lahap.
" perasaan nggak pedas?" ucap Aya menatap kue yang dimakannya sambil mengusap keringat di keningnya karena tiba-tiba Aya merasa tubuhnya memanas .
" Daddy " teriak Aya yang tiba-tiba merasa kan sesuatu aneh yang tidak pernah dia rasakan.
Zain yang mendengar teriakkan Aya dari arah dapur langsung menutup pintu apartemen setelah mendorong Hellen keluar, segera berlari dengan cemas takut Aya kenapa-kenapa karena tadi Zain meninggalkan nya di dapur sendiri.
" Kenapa ?" tanya Zain dengan begitu cemas membantu Aya yang sudah terduduk di lantai itu agar berdiri .
" panas, panas Daddy " racau Aya yang sudah hampir teler dengan wajah memerah.
" Astaga " Zain memejamkan mata memeluk Istri kecilnya yang ternyata malah memakan makanan yang Hellen bawa tadi .
" Daddy " Aya menyusup ke dalam baju Zain yang kulitnya terasa begitu dingin ditubuh Aya yang panas .
" Akkkh, panas Daddy Aya nggak kuat " teriak Aya terus meraba tubuh Zain .
" Iya , Daddy bantu ya " ucap Zain mengangkat Aya lalu membawa nya kekamar.
hebat otornya
kalo bacanya mendalami/Tongue/