TEROR "A Mystery Story"

"Ku mohon bantu aku... Siapapun itu... Ku mohon... Ku mohon...." ucap Gabriela dalam hati sambil menangis terisak.

Tepat setelah perkataan itu keluar dari mulutnya, sesuatu yang aneh mulai terasa di area tubuhnya. Ada aura yang mendadak masuk dan memenuhi tubuhnya saat itu, membuat Gabriela mulai kehilangan kesadaran.

"MENJAUH DARI KU!" pekik Gabriela dengan nada suara yang serak.

Tubuh Pria itu mendadak terhempas begitu saja hingga menabrak ke dahan kayu yang berada beberapa meter dari tempatnya.

Kekuatan Gabriela benar-benar mendadak berubah menjadi besar dan mengejutkan Pria tersebut.

Uhuk uhuk

"APAKAH SELAMA INI KAU MASIH BELUM PUAS JARWO? PULUHAN NYAWA BAHKAN TELAH MELAYANG DI TANGAN MU, TAPI KAU.... KAU MASIH SAMA DAN TAK KUNJUNG JERA!" teriak Gabriela dengan manik mata merah menyala.

Pria itu yang namanya disebut tentu saja terkejut bukan main, Jarwo yakin ada yang tidak beres dengan gadis yang berdiri di hadapannya itu.

"Siapa kau sebenarnya?" ucap Jarwo kemudian.

Mendengar pertanyaan tersebut, bibir Gabriela mulai terlihat naik, perlahan tapi pasti tubuh yang semula menginjak tanah terlihat mulai naik sejengkal dan melayang mendekat ke arah dimana Jarwo berada.

Swis.....

Tubuh Gabriela melayang dengan cepat dan berhenti tepat di hadapan Jarwo dengan senyum menyeringai.

"APA KAU MELUPAKAN KU? BAGAIMANA MUNGKIN ITU BISA? SEDANGKAN AKU TIDAK BISA NAIK KARENA ULAH TANGAN KEJI MU ITU!" ucap Gabriela sambil mencengkram kuat leher Jarwo dan membawanya semakin ke atas.

"A.....yu?" ucap Jarwo sambil meringis menahan rasa sakit di sekitar area lehernya.

Hi Hihihi

Tepat ketika nama Ayu di sebut, Gabriela tertawa dengan keras dan melempar tubuh Jarwo cukup kuat hingga berguling beberapa meter di tanah.

Hi hihihi

Di tengah rasa sakit yang menjalar di area tubuhnya, Jarwo terlihat mulai panik. Bayangan bagaimana semua ini bermula kala itu lantas membuat Jarwo ketakutan.

"Tidak mungkin! Kau bahkan sudah mati... Orang yang sudah mati tidak akan pernah bisa kembali lagi! Pergi kau arwah terkutuk!" ucap Jarwo sambil mulai bangkit dan mundur secara perlahan.

"GIGI HARUS DI BALAS GIGI, DAN MATI HARUS DI BALAS MATI! KAU HARUS IKUT DENGAN KU JARWO..." ucap Gabriela dengan keras.

Jarwo yang tidak menginginkan hal tersebut mulai bangkit dan mengambil langkah kaki besar untuk kabur. Namun sayangnya tentu akan sangat sulit, mengingat sosok arwah yang merasuki Gabriela adalah tipikal arwah pendendam.

Hhhhhh

Jarwo hendak berlari melarikan diri sejauh mungkin dari sana, namun belum sempat ia membawa langkah kakinya Gabriela sudah berada tepat di hadapannya dan kembali melempar tubuh Jarwo dengan kuat.

Tubuh Jarwo kembali berguling beberapa meter dari posisi sebelumnya, tapi sepertinya hal tersebut tak membuat sosok Ayu puas malah semakin menjadi.

"TAKKAN KU BIARKAN KAU BEBAS DAN MELAKUKAN SEGALA HAL SESUKA MU, KAU HARUS IKUT DENGAN KU!" ucap Gabriela sambil menyeret tubuh Jarwo menggunakan satu tangannya, seolah-olah tubuhnya begitu ringan.

Disaat Gabriela tengah menyeret tubuh Jarwo menuju ke dahan besar, Arka yang sebelumnya mendengar teriakan Gabriela lantas terkejut ketika mendapati pemandangan yang tersaji di depan matanya.

"Apa ..... Apaan itu...." ucap Arka hingga tak sengaja menjatuhkan camera handycam nya.

Tak...

Arka berlarian mendekat ke arah keduanya dan membiarkan handycam miliknya tergeletak begitu saja. Apapun yang sedang terjadi sedari tadi, tindakan Gabriela tentu saja salah dimatanya.

"Briel apa yang sedang terjadi? Lepaskan orang itu!" pekik Arka sambil berlarian ke arahnya.

Hanya saja sekuat apapun Arka berteriak saat itu, nyatanya Gabriela nampak acuh dan seakan tuli dengan keadaan sekitar.

Arka yang tak di dengar teriakannya, lantas menarik tangan Gabriela mencoba untuk menghentikan perbuatannya.

"Sudah cukup Briel! Tidakkah kau melihat luka Pria itu.... Tunggu sebentar... Bukankah kau yang mengusirku di warung? Aku jelas mengingat mu... Apa yang terjadi sebenarnya?" ucap Arka yang terkejut dengan situasinya.

Gabriela menoleh menatap ke arah Arka dengan tatapan yang tajam, dari manik matanya terlihat jelas amarah dan dendam berkumpul menjadi satu.

"JANGAN MENGGANGGU KU!" ucap Gabriela sambil menghempaskan pegangan tangan Arka dengan kuat.

Tenaga Gabriela yang besar saat itu, lantas langsung membuat tubuh Arka melayang beberapa meter dari posisinya. Arka terbatuk begitu tubuhnya jatuh dan membuat beberapa tanah masuk ke dalam mulutnya.

"Uhuk uhuk... Sadarlah Briel... Aku tahu ini bukan kamu!" ucap Arka sambil mencoba untuk bangkit dari posisinya.

Gabriela yang mendengar perkataan Arka hanya bersikap acuh dan kembali mendekat ke arah dimana Jarwo berada. Sepertinya sosok Ayu belum sepenuhnya puas menghukum Jarwo, hal tersebut lantas membuat Gabriela kembali menyeret tubuh Jarwo menuju ke arah dahan besar.

Arka tak tahu lagi harus bersikap bagaimana saat ini, ditatapnya area sekitaran mencoba mencari keberadaan teman-temannya saat ini. Namun hingga detik ini, keduanya tak terlihat dimanapun juga.

"Kalian berdua di mana sebenarnya? Sialan.... Mengapa ketika di butuhkan keduanya malah menghilang." ucap Arka dengan raut wajah yang kesal.

Arka berusaha untuk mendekat dan hendak kembali mencoba menyadarkan temannya tersebut. Meski ia tidak terlalu tahu akan apa yang sedang terjadi saat ini, namun yang jelas ia harus menyelamatkan Gabriela bagaimanapun juga.

Disaat langkah kaki Arka kian mendekat menghampiri keduanya, sementara itu Jarwo yang di seret hanya bisa meringis menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya. Sambil mencoba meraba area sekitaran, sepertinya Jarwo sedang memikirkan cara agar bisa kabur dan lepas dari jeratan sosok tersebut.

Sebuah dahan kayu cukup besar berhasil ia raih, membuat seulas senyum licik tergambar jelas dari wajahnya saat ini.

"Setan sialan kau! Aku bahkan sudah membunuh mu, tapi kau malah gentayangan dan meneror warga untuk menuntut keadilan. Jika memang itu keinginan mu, maka aku akan melenyapkan mu untuk yang kedua kalinya...." ucap Jarwo kemudian yang lantas membuat langkah kaki Gabriela terhenti dengan seketika.

Jarwo mengayun dengan kuat dahan kayu tersebut dan mengarahkannya ke arah Gabriela. Hal tersebut lantas membuat Arka yang juga berada tak jauh dari tempat keduanya, mendadak terkejut akan tindakan Jarwo saat ini.

"Tidak! Awas Briel........" pekik Arka sambil mempercepat langkah kakinya, seakan berusaha untuk menghentikan perbuatan Jarwo barusan.

Bugh.....

Bersambung