"Lupakan status kita sebagai saudara tiri, kau yang menggagalkan ku bermain dengan para wanita maka kau sendiri yang menggantikan posisi mereka." (Ares Leonardgo).
1 Tahun tinggal sendirian Naomy Laura Gilbert biasa dipanggil Nao terpaksa harus meninggalkan dunia bebasnya demi keinginan sang mama untuk tinggal bersama keluarga barunya..
Di rumah baru itu Nao bertemu dengan kakak tirinya pria tampan blasteran France (Ares Leonardgo) yang tanpa sepengetahuan Nao jika keduanya pernah satu ranjang menghabiskan waktu dalam satu selimut.
.
.
Lantas bagaimana kelanjutan hubungan mereka berdua? simak kisah selengkapnya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dilla_Nurpasya_Aryany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 20
"Nao ayo berontak apa yang kau lakukan!?." Batin Nao yang sulit untuk melepaskan diri dari sentuhan Ares.
"Jadi mau dilanjut atau kau menyetujui untuk menjadi kekasih palsuku?." Bisik Ares melembutkan sentuhannya.
"Ares..."
"Hmmm?." Ares menatap lekat wajah cantik yang terengah-engah akan ulah dia sendiri.
Nao menarik tangan kekar pria itu yang nakal menyentuhnya. "Stop! oke aku akan menyetujui keinginanmu selama penyamaran ku tak satu orang pun tahu, dan jangan membuatku layaknya seperti wanita malam yang hanya kau jadikan obyek pelampiasan hasrat!."
"No, aku tak pernah menganggap mu demikian." Lirih Ares. "Aku hanya tidak akan pernah melepaskan mu."
"Itu dia, apa maksudnya?." Tanya ulang Nao menatap lekat wajah Ares mencari kebenaran dari sorot mata tajamnya. "Katakan padaku agar aku tak kebingungan untuk bersikap."
Ares melepas dekapannya. "Apa kau sadar dengan perasaanku?."
Jantung Nao seketika berdebar sebelumnya ia tak pernah seperti itu. "A-aku tahu.."
"Ya itu jawabannya jangan membuatku untuk mengatakan secara langsung!." Timpal Ares jujur mengesampingkan ego dan gengsi.
"Ares menyukaiku???." Batin Nao tak percaya.
"Aku tak pernah seperti ini sebelumnya dan kau tiba-tiba datang menyiksa perasaanku!." Timpal Ares. "Kau pikir aku akan mengampunimu? tidak."
"Semua yang ada pada dirimu milikku." Lanjut Ares.
"Apa karena tragedi malam yang pernah kita lewati bersama?." Tanya Nao.
"Itu salah satunya dan jika kau ingin kesucian-mu kembali bilang saja." Sengaja Ares, sorot matanya tertuju pada bibir sexy Nao.
Nao mengerutkan kening. "Bagaimana caranya? itu tidak mungkin."
"Melakukannya kembali."
Jawaban Ares membuat pipi Nao seketika merona. "Kau! mana bisa?."
Ares sempat tersenyum tipis akan hal itu. "Sudahlah lupakan yang tadi, kau cukup tahu perasaanku dan jangan menghindar atau kau tahu akibatnya!."
Ares mengecup dagu Nao sekilas setelahnya berlalu pergi dari sana entah mau kemana.
Nao semakin dibuat kesulitan dengan posisinya saat ini ia terdiam mematung. "Apa yang harus ku lakukan?."
Satu botol minuman diambilnya oleh Ares ia teguk hingga habis berharap menenangkan hatinya yang sedang bergemuruh. "Sial.."
Seorang wanita cantik hanya mengenakan bikini kembali menyentuh tubuh Ares. "Ayo kita kembali bersenang-senang."
"Lepas! kau hanya bisa menyentuhku jika aku menginginkannya." Dingin Ares membuat wanita itu memilih pergi tak bisa apa.
Cukup lama Nao duduk di kursi pojok menikmati suasana party, ia tidak melihat lagi Ares main dengan banyak wanita kini Ares mengobrol dengan para teman pria semasa di kuliah. Bukan hanya sekali keduanya saling melemparkan tatapan namun berkali-kali.
"Ini salah!." Lirih Nao seraya menggelengkan kepalanya, Nao berdiri ia memilih untuk masuk ke dalam rumah dan istirahat.
Sesampainya di kamar Nao melemparkan tubuhnya pada kasur, mata indah itu menatap lama langit-langit kamar.
Tak berselang lama karena waktunya sudah habis, party itu dihentikan dan satu persatu orang pun pulang.
.
Keesokan harinya.
Nao benar-benar menikmati waktu liburnya itu dengan Anna yang menginap, sambil makan-makan keduanya mengobrol asyik.
Brak!
Sebuah map diletakkan pada meja oleh Ares yang tiba-tiba datang. "Naomy Laura Gilbert pelajari yang ku beri barusan sebelum ikut andil dalam proyek perusahaan!."
"Ini hari libur kak kau lupa?." Sengaja Nao.
"Tidak, lakukan saja setelahnya datang ke ruanganku!." Potong Ares tak menerima penolakan seraya berlalu pergi dari sana.
"Haish!."
Anna menyenggol pelan lengan Nao. "Jangan lupa bawa kond*m takutnya tuan Ares lupa beli."
Nao melotot. "Kau benar-benar mau ku tendang!?."
Anna menggeleng. "No."