NovelToon NovelToon
Aku Dan Takdirku

Aku Dan Takdirku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Yanti sihite

Miraya, nama yang begitu sangat indah pertama kali Miraya mendengar nama tersebut sejak ia kecil. Sebab nama tersebut, diberikan oleh nyonya Shabrina, seorang ibu yang begitu sangat mulia yang sering disebut si ibu panti asuhan tempat para anak-anak dibesarkan.

Namun seiring berjalannya waktu, nama itu tidak seindah yang selama ini Miraya bayangkan lagi, ia malah jatuh diambang maut hingga akhir dari perjalanan hidupnya.

"Tuhan, jika kamu izinkan aku hidup. Maka panjangkan umur ku. Tapi jika hidup ku sampai disini, tolong biarkan aku bahagia meskipun itu hanya sementara".

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yanti sihite, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11

Panti asuhan pelita harapan...

"Mira, kamu jawab ibu dengan jujur. Kamu tidak mau kuliah lagi?".

Terdiam.

"Jawab Mira! Jangan jadi diam seperti itu. Kamu benar-benar enggak mau kuliah lagi? Atau kamu sudah merasa hebat seperti Diana?".

Terdiam.

Kemudian Shabrina bangkit berdiri menatap keduanya tajam. "Ibu benar-benar enggak habis pikir sama kalian berdua. Bagaimana bisa kalian lebih memilih hidup seperti ini dibandingkan kalian tetap berada di dalam panti ini. Apa kalian berdua ini benar-benar sudah merasa hebat? Hahhh.. Kalian sudah merasa hebat?".

"Tidak Bu" jawab Diana melihat Shabrina semakin marah. "Tapi kami melakukan ini demi ibu juga, demi anak-anak panti".

"Apa? Kamu bilang demi ibu dan juga anak-anak lainnya?".

"Iya Bu, maafkan kami. Semua ini kami lakukan setelah kami berdua memikirkannya dengan matang-matang. Jadi tolong hargai keputusan kami bu, biarkan kami berdua hidup dengan kemandirian kami".

Shabrina lalu menatap Miraya, "Begitu juga dengan kamu Miraya?".

"I-iya Bu, maafkan aku".

"Baiklah kalau begitu, jika memang itu sudah keputusan kalian berdua, ibu akan membiarkan kalian pergi meninggalkan panti asuhan ini. Pergilah! Ibu tidak akan melarang kalian lagi".

Diana lalu menarik pergelangan tangan Miraya menuju kamar mereka, dan disana ia langsung menangis akibat rasa bersalahnya kepada ibu yang sudah merawatnya sejak bayi.

"Kenapa? Kenapa kamu menangis seperti itu Mira?".

"Aku.. Aku karna merasa sangat bersalah kepada ibu Shabrina Diana, aku merasa...

"Sudah, jangan terus-menerus memikirkan itu lagi. Sekarang sudah saatnya kita bangkit, kita harus buktikan pada ibu kalau kita bisa hidup mandiri mulai dari sekarang agar ibu Shabrina tidak terus menerus memikirkan kita".

"Tapi aku...

"Udah akh, lebih baik kita menaruh baju-baju ini ke dalam koper. Karna kalau sampai kita kelamaan, ibu Lestari bisa marah".

"Mmmmm" angguk Miraya akhirnya menaruh bajunya juga di dalam koper.

Hingga 1 jam telah berlalu, kedua orang itu menaruh barang-barang mereka di depan rumah sambil melihat para anak-anak menangis akan kepergian mereka.

"Kak Mira, kak Diana, tolong jangan pergi hiks..hiks.. Tolong jangan pergi meninggalkan kami hiks.. Kami tidak mau kehilangan kalian berdua".

"Iya kak, kalian jangan pergi. Tolong kasihani kami dan juga ibu, kami tidak mau kehilangan kalian berdua, kami benar-benar sayang sama kalian hiks.. hiks..".

"Iya kak, jangan pergi, jangan tinggalkan kami".

Kemudian Diana mendekati mereka dengan senyum manis, "Sshhhuuttt... Siapa bilang kami mau pergi? Kalian lihat sendiri kan kalau kami masih disini?".

"Kakak bohong, buktinya kenapa kak Diana sama kak Mira membawa koper-koper itu? Itu artinya kalian mau pergi meninggalkan kami hiks.. hiks.. Kalian jahat! Kalian sangat jahat kepada kita".

"Hey, jangan berkata seperti itu anak manis! Kami tidak akan pergi meninggalkan kalian, kami akan selalu bersama dengan kalian. Hanya saja, untuk beberapa hari dan seterusnya, tempat tinggal kita akan berbeda".

"Terus, bedanya dimana kak Diana? Itu sama saja kalian meninggalkan kami".

"Tidak...

"Sedang apa kalian disini rame-rame?" ucap Shabrina menghentikan mereka. "Sana pergi belajar, kalian tidak usah ikut campur urusan orang dewasa".

"Tapi Bu...

"Ibu sudah bilang".

Melihat tatapan dan juga nada suara Shabrina yang begitu menakutkan, akhirnya mereka pun pergi dari sana hingga kini tinggal hanya mereka. Lalu Miraya mendekati Shabrina, "Bu, jangan marah seperti itu kepada kami. Semua ini kami lakukan demi kebaikan ibu dan juga anak-anak. Tolong mengerti keputusan kami bu, dan maafkan kami sudah membuat ibu Shabrina marah dan kecewa".

"Tidak usah berlama-lama, kalian boleh pergi".

"Mmmmm, kami akan pergi Bu" jawab Diana membawa barang-barang miliknya. Namun sebelum mereka berangkat, Diana masih menyempatkan diri mengucapkan selamat tinggal dan suatu saat nanti mereka akan sering berkunjung, tetapi Shabrina tidak perduli dan malah pergi begitu saja dari hadapan keduanya.

.

Sedangkan Alex dan Tiara yang sedari tadi berada di dalam butik, tak kunjung menemukan apa yang seharusnya mereka cari sampai membuat Alex kelelahan dan juga bosan melihat Tiara yang begitu susah mencari apa yang ingin ia cari.

"Ya ampun, butik sebesar ini masa kalian enggak punya gaun yang bagus dan mewah sih?" Tiara kesal dan beberapa kali mengejek para karyawan toko tersebut. Sedangkan Alex hanya diam saja dan enggan memberi komentar. "Alex, aku sangat lelah sekali. Sudah 5 toko kita jalani tapi mereka tidak memiliki gaun yang seperti aku inginkan. Aku harus bagaimana Alex, aku benar-benar sangat lelah sekali".

Dengan manja Tiara menyadarkan tubuhnya di bahu Alex membuat para karyawan melihat mereka, namun segera Alex sadarkan dan bertanya.

"Aku tidak punya waktu banyak berada disini, jam 3 nanti aku harus meeting. Apa sebaiknya...

"Aaaa.. Aaakkhhh, kenapa sih kamu harus memikirkan pekerjaan melulu? Tidak bisakah kamu menghargai aku satu hari saja Alex? Tolong berikan waktu mu, tidak apa-apa kalau itu hanya satu hari saja tampa diganggu oleh pekerja mu".

Alex menatapnya, lalu melihat mereka sambil memanggil salah satu si pegawai toko tersebut.

"Iya tuan, ada yang bisa saya bantu?".

"Usahakan gaun yang ingin dia mau tersedia hari ini juga di toko ini, saya sangat lelah dan pekerjaan saya masih banyak".

"Maaf tuan, tapi...

"Kalau begitu, katakan siapa pemilik dari toko ini? Biar saya yang bicara dengan bos kamu".

"Maaf tuan, saya tidak berani.. Dan kalau begitu, sebaiknya tuan bicara saja dengan manajer kami, agar beliau yang berbicara dengan bos".

"Baiklah kalau begitu, panggil dia kemari".

"Baik tuan".

Sambil menunggu si manager, Alex mengeluarkan ponselnya dan beberapa kali mencoba untuk menghubungi seseorang membuat Tiara bertanya siapa orang yang sedang ia hubungi. Tetapi Alex tidak menjawabnya dan bertanya gaun seperti apa yang Tiara inginkan.

Tersenyum, "Aku mau guan yang begitu sangat mewah, elegan dan begitu sangat menggoda sehingga nantinya aku ingin terlihat seperti seorang princess hehehehe" jawabnya begitu sangat senang. "Kamu bisa bayangkan itu Alex?".

"Tidak".

"Kenapa? Ck, kamu sangat tidak asik Alex, sedangkan aku bisa membayangkan betapa cantiknya aku dan juga tampan ya kamu di hari pernikahan kita nanti".

"Mmmmm".

"Oh iya Alex, aku bahkan mengundang teman-teman aku yang ada di Prancis dan juga yang ada di London. Bagaimana dengan mu? Apakah kamu juga mengundang teman-teman kamu?".

"Tidak".

"Kenapa? Tidakkah kamu ingin pesta pernikahan kita dihadiri oleh teman-teman mu?".

"Mereka tidak punya waktu".

"Hhhmm... Kamu tau dari mana mereka tidak punya waktu? Atau kamu belum memberitahu mereka kalau kita akan menikah?".

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!