YOU & ME IN NOVEMBER

...Livia merasa muak dengan teman-teman di kelasnya sendiri. Isi chat dari mereka semuanya adalah sama....

“Boleh minta PR nya ga?” isi rata-rata chat tersebut.

...9 dari 10 orang tersebut memintanya dengan terang-terangan....

...Jika dilihat isi chat dari masing-masing teman sejak awal masuk SMA, hanya pertanyaan itu-itu saja yang mereka tanyakan di chat. Tidak ada yang lain....

... Livia sudah tahu bahwa niat mereka tidak pernah tulus untuk berteman dengannya....

...Ia juga sudah muak dengan kondisi chat yang semakin banyak membanjirinya terlebih lagi waktu pengumuman juara kelas. ...

...Disitulah semakin banyak yang datang meminta....

...Gadis itu tidak mau lagi seperti dirinya yang dulu layaknya orang bodoh melayani chat temannya satu per satu. ...

...Setelah mereka di layani, keesokan harinya di kelas ketika Livia ingin mendekatkan diri akan dianggap seperti orang asing dan mengabaikannya....

...Maka sejak hari ini, dirinya di bulan Januari mulai mengubah pengaturan Whatsapp di mulai dari menonaktifkan profil, terakhir online dan laporan dibaca. ...

...Lalu gadis itu kembali bermain game dengan teman laki-lakinya untuk bersenang-senang....

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...Rutinitas pagi seperti biasa di lakukan dan hari ini gadis itu sengaja lebih lambat untuk pergi ke sekolah....

“Adem banget rasanya gak diklakson hihi,” ujar Livia sambil berjalan dengan keriangan di gang kecil dan sempit itu.

...Ia tahu setelah tidak membalas chat mereka maka mereka akan menagihnya kembali di kelas maka ia sengaja pergi lebih lambat hari ini....

...Sudah cukup baginya untuk mengorbankan diri dari dulu dan ternyata hanya di manfaatkan. ...

...Terkadang ia berpikir, mengapa semuanya tidak ingin mendekatinya dan yang lebih dekat hanya untuk memanfaatkannya....

...Tiba di kelas sebelum 5 menit, teman-temannya semua langsung menghampirinya bahkan ada yang berteriak dari ujung sana meminta tugas lusa kemarin....

... Ia sendiri saja masih capek ngos-ngosan dan berdiri di pintu masuk tetapi sudah di serbu....

...Awalnya saat kejadian seperti ini, Livia merasa senang karena merasa ada teman dan senang dapat membantunya. Tetapi kali ini, gadis itu mulai muak dengan situasi tersebut....

“Livia Livia, pinjam tugasnya dong. Pinjam foto saja,” ujar seorang ketua kelas perempuan sekaligus menjadi bendahara di kelas bernama Miska.

...“Ya, sebentar,” ujar Livia dengan cuek....

... Lalu gadis itu memberikannya untuk di foto serta teman yang lain juga ikut memotret jawabannya....

... Semuanya sibuk menulis jawaban dari juara kelas....

...Ada yang sudah selesai kurang dari 3 orang, ada juga yang sudah menulis sebagian dari pencariannya sendiri dan ada yang paling parah lagi hanya menunggu jawaban dari temannya....

...Rata-rata 8 dari 10 orang meminta jawaban dari Livia di kelas. Karena jawabannya cenderung benar dan mendapat nilai sempurna dibanding dengan yang mencoba sendiri tetapi nilai pas-pasan. ...

...Tetapi mereka lebih cenderung memilih meminta jawaban dari si juara kelas tanpa mau mencoba untuk berusaha sendiri....

“Kemarin lu kok ga balas chat ku?” ujar seorang teman perempuan bernama Dina yang turut meminta tugas darinya.

“Ya, uda tidur,” ujar Livia dengan ketus padahal sebaliknya.

...Livia sebenarnya ingat bahwa ia harus mengubah sifatnya yang ketus dan jutek di hadapan temannya. ...

...Tetapi itu sangat sulit mengingat situasi seperti ini. Kemudian ia melirik Daris sedang menulis tugas juga....

...Tampaknya lelaki cuek itu kebingungan mengerjakannya. Tapi Livia tersenyum tipis melihatnya. ...

...Bukan karena ia naksir atau senang melihat dia kesulitan, melainkan senang ternyata ada laki-laki yang berusaha meski ia tidak pintar di akademis....

...Melihat kondisi seperti itu, Livia merasa iba dengan teman sebangkunya dan menyodorkan bukunya untuk pertama kalinya kepada seseorang terutama laki-laki....

“Nah, tulis ini saja. Bagian yang ini salah, hapus saja,” ujar gadis itu dengan lembut dan memberikan penghapus padanya.

...Lelaki itu hanya diam menerimanya tanpa mengucapkan sepatah kata pun....

...Tidak tahu di balik dinginnya, lelaki itu tetaplah manusia yang punya perasaan....

... Sebenarnya laki-laki itu senang di perlakukan baik oleh seorang teman yang sudah lama ia anggap tidak ada dari dulu apalagi yang memberi perhatian sekarang adalah seorang perempuan....

...Seketika semua masalah yang di lakukan perempuan itu kemarin berasa hilang. Ada perasaan hangat yang tidak bisa di jelaskan oleh lelaki itu. Di sisi lain, Livia melihat Daris dengan sinis....

“Apa sih cowok kayak gini? Ga tahu terima kasih lagi,” ucap gadis itu dalam hati.

...Daris yang dalam hatinya senang sementara Livia dengan tatapan sinis dan merasa sebal....

...Bel pun berbunyi dan semuanya yang saling menyontek dari 1 sumber kini pun lari seperti anak ayam di jalanan. ...

...Semuanya buru-buru menulis di mejanya masing-masing termasuk Daris. Tugasnya akan di kumpul di les ke 4 setelah bel istirahat, maka waktunya masih sangat banyak untuk menulis....

...Saat guru sudah datang ke kelas dan memulai pelajaran, disitulah Livia kesulitan melihat papan tulis....

... Ada beberapa kali ia selalu memiringkan tubuhnya ke samping untuk melihat papan dan tanpa ia sadari, ia sudah melewati batas meja yang telah ia buat kemarin. ...

...Daris hanya diam melihatnya dan tidak mau berkomentar....

...Hanya saja lelaki itu juga sedikit kesal karena gadis itu yang membuat peraturan dan melanggar peraturan....

... Sesungguhnya lelaki cuek itu tidak keberatan, tapi karena Livia yang mulai membatasi meja maka Daris bisa merasa sebal sedikit....

“Apa sih cewek ini? Rambut sudah kayak dora, mata sipit malah menyipitkan mata lagi,” pikir Daris sambil melihat sinis.

...Lalu ia mengembalikan buku Livia yang telah ia tulis....

“Makasih,” ujar Daris dengan muka cuek dan datar.

...Tidak ada senyum maupun kontak mata. Ia langsung menyodorkan kembali buku gadis itu dengan tatapan tetap lurus melihat bukunya saja....

“Amit-amit bener deh si gunung es ini. Rugi tadi Aku kasihan sama dia,” ucap Livia dalam hati melihat perilakunya yang menyebalkan.

...Kemudian mereka saling berdiam-diaman di kelas seperti tidak terjadi kesan apa-apa....

...Sekali lagi tangan dan buku Livia melewati batas yang sangat banyak diikuti tubuhnya yang ke samping juga....

... Daris hanya menatap sinis batas meja yang telah gadis itu lewati lalu tak memedulikannya lagi dan lanjut menulis tulisan yang ada di papan....

...Setelah lelaki itu selesai dan meletakkan pena lalu beranjak santai menyandar kursi, ia melihat kembali tangan dan gadis itu yang masih melewati batas tetapi diam saja....

...Lalu Daris melihat kepala dora itu mulai mendekat dan sedikit condong di hadapan buku Daris....

... Ternyata Daris baru sadar gadis itu tidak dapat melihat papan dengan jelas dan sekarang gadis itu mengintip sedikit untuk melihat bukunya agar tidak ketahuan....