NovelToon NovelToon
Siswa Berandalan Bertarung Untuk Mencapai Puncak

Siswa Berandalan Bertarung Untuk Mencapai Puncak

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Mafia / Teen School/College / Persahabatan / Anime / Preman
Popularitas:13.4k
Nilai: 5
Nama Author: Setsuna Ernesta Kagami

Aren adalah seorang murid SMA di Bekasi, sebuah sekolah yang hampir seluruh siswanya adalah laki-laki dan gemar berkelahi. Dalam lingkungan yang keras dan penuh persaingan ini, Aren lebih memilih menikmati ketenangan dan menghindari konflik. Namun, SMA Bekasi memiliki sistem unik di mana siswa terkuat menjadi pemimpin, menguasai sekolah dengan kekuasaan absolut.

Meskipun tidak tertarik pada kekuasaan, kehidupan Aren mulai berubah ketika ia terus-menerus terseret ke dalam masalah yang tak bisa dihindarinya. Konflik demi konflik yang dihadapinya menguji batas kesabarannya. Keadaan yang awalnya terlihat membosankan mulai menjadi lebih menarik dan penuh tantangan.

Apakah Aren akan tetap bertahan dengan prinsipnya, atau akankah ia terpaksa naik ke puncak kekuasaan sekolah? Perjalanan Aren dalam mengarungi dunia keras SMA Bekasi akan menentukan jawabannya.

#Soundtrack Yang Cocok Saat Baca
- [Unbreakable] GenerationsXTheRampage
- [Jump Around] DobermanInfinity
- [Break Into The Dark]

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Setsuna Ernesta Kagami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tunjukkan Pukulan Dengan Hati Nurani!

Saat berada di belakang halaman sekolah yang sunyi, Aren menatap bosan ke arah Ash yang berdiri di hadapannya.

Dengan tangan yang terkepal, dia merasakan adrenalin yang memuncak.

Aren bersiap, mata hitam kerennya menyapu lingkungan sekitar dengan fokus tajam. Saat dia memutuskan untuk bergerak, dunia seolah melambat di sekitarnya. Dengan gerakan yang anggun dan penuh keyakinan, Aren mulai berlari.

Langkah langkahnya terlihat menawan dan cepat, seolah-olah dia menari di atas permukaan tanah. Rambut hitam pendeknya berkibar ringan tertiup angin, menambah kesan dinamis pada setiap gerakannya. Dia melesat kesamping, seperti bayangan yang melesat tanpa suara.

Angin sepoi-sepoi menghempaskan dedaunan kering di sekitar mereka, menambah nuansa dramatis pada momen tersebut.

Aren mulai bergerak mendekati Ash dengan kecepatan yang mengagumkan, langkahnya cepat dan pasti. Tatapan mata Ash tetap tajam, mengikuti setiap gerakan Aren dengan teliti. Dengan tenang, Ash melipatkan lengan bajunya hingga siku, menunjukkan kesiapan yang santai namun penuh kewaspadaan. Itu adalah ciri khas yang dimiliki oleh seorang Ash sebagai petarung dengan seribu ketenangan.

"Kemari! Tunjukkan kemampuanmu kepadaku!" Ash menyeringai, percaya diri dengan kekuatannya. Senyum sinisnya menunjukkan bahwa dia menikmati tantangan ini.

Aren tidak menjawab dengan kata-kata, melainkan dengan aksi. Dalam sekejap, dia melesat maju. Tiba-tiba, Aren melakukan tendangan menyamping ke arah wajah Ash.

Dengan sigap, Ash mencoba melakukan pertahanan menggunakan tangannya lagi, tetapi tendangan Aren berhenti tiba-tiba sebelum mengenai tangan Ash.

"Hah?"

Ash terkejut, menyadari bahwa tubuh Aren berputar dengan cepat dan kaki yang lain menendang lurus ke arah perutnya.

"Serangan tipuan?" pikir Ash tajam.

Dengan sigap, Ash memanfaatkan dengkulnya untuk menahan tendangan Aren, tetapi tetap terdorong ke belakang oleh kekuatan tendangan itu.

Setelah berhasil menahan tendangan Aren, Ash mengusap keringat di pipinya. Dia menyadari bahwa Aren bukanlah lawan yang bisa dianggap remeh. Dengan tatapan yang tajam, Aren berdiri di sana, menantang Ash untuk melanjutkan pertarungan.

"Ini baru permulaan, jangan mengecewakanku! bodoh!" Ucap Aren meremehkan Ash.

Ash tersenyum, "Heeee.. tapi tendanganmu tidak bisa melukaiku, jangan sombong dasar bocah ingusan!"

Aren menatap tajam tidak terima disebut bocah yang jelas keluar dari mulut Ash. "Aku akan menghajar wajahmu!" Aren kesal.

Dia tahu bahwa ini adalah saat yang krusial, dan dia harus memberikan segalanya untuk menghadapi Ash.

Di sisi lain, di jendela kelas, Alvin masih menyaksikan pertarungan mereka dengan penuh perhatian. Dia menyadari bahwa pertarungan antara Aren dan Ash akan menentukan banyak hal di sekolah ini.

"Tunjukkan semua kemampuanmu kepadaku, Aren!"

"Ya, Aku akan menunjukkan kepadamu, pukulan yang sebenarnya!"

Aren mengusap keringat di bibirnya, tersenyum bengis saat dia ingin memikirkan taktik selanjutnya. "Kekuatan defensifnya lumayan, dan saat dia bertarung bersamaku, aku melihat kekuatannya yang keras," pikirnya sambil tersenyum.

"Aku harus mengambil langkah berikutnya," pikir Aren, menyeringai.

Kemudian, Aren maju ke depan, sementara Ash juga melangkah maju. Keduanya saling mendekat satu sama lain, siap untuk bertarung. Aren mencoba melancarkan pukulan kerasnya ke arah wajah Ash, tetapi Ash dengan cepat menunduk. Aren terkejut saat gerakan Ash sama persis dengan saat dia menjatuhkan Rio di kantin.

"Gerakan ini?!"

Ash menyeringai, berusaha meluncurkan pukulan ke arah dagu Aren.

"Kau lengah, Pahlawan!"

Meskipun begitu, Aren dengan cepat memiringkan kepalanya untuk mengelak. Namun, pukulan keras dari Ash berhasil mengenai perut Aren, membuat nya sedikit memuntahkan darah dari mulutnya.

"Dia mengincar perut?!" pikir Aren menahan rasa sakit diperutnya.

Akan tetapi. Ash kembali melanjutkan serangannya yang keras, baginya momen itu adalah celah untuk melancarkan serangan kepada Aren.

"Bagaimana dengan ini!" teriak Ash, matanya melotot dengan penuh semangat.

Ash melanjutkan serangannya dengan meluncurkan tendangan memutar ke arah tubuh Aren. Tendangan itu begitu kuat sehingga Aren terhempas dan menabrak pagar sekolah dengan keras.

Sementara itu, di jendela, Alvin menyaksikan pertarungan mereka dengan senyum puas. Dia melihat kedua belah pihak menunjukkan kekuatan mereka masing-masing, meskipun keliatannya Ash mendominasi pertarungan itu.

Saat Aren terhempas ke arah pagar, Ash segera mengambil ancang-ancang untuk melancarkan tendangan ke wajah Aren.

"Jika kau tidak bangun, aku akan menendang wajah gantengmu, pahlawan!" kata Ash selama Aksinya berlangsung.

Namun, Aren dengan cepat menunjukkan kemampuannya. Tubuhnya memutar di antara tanah, dan kakinya menyapu pergerakan Ash, membuat Ash kehilangan keseimbangan dan terjatuh.

Dengan gesit, Aren bangun dari posisi berbaring di tanah menggunakan teknik parkour yang keren. Dalam sekejap, dia kembali berdiri tegak, menghadapi Ash yang masih berusaha untuk bangkit.

"Aku tidak ingin mendengar itu dari mulutmu, Rambut imut!"

Ash, yang terkejut dengan kecepatan dan ketangkasan Aren, segera bangun kembali, wajahnya menunjukkan campuran kekaguman dan kewaspadaan. Mereka saling menatap tajam, siap melanjutkan pertarungan mereka.

Dari jendela, Alvin menyaksikan dengan penuh minat. Dia melihat bagaimana kedua orang itu saling menguji batas kekuatan dan keterampilan mereka. Alvin tahu bahwa ini bukan hanya sekadar pertarungan fisik, tetapi juga adu strategi dan ketangguhan mental.

Aren mengambil napas dalam-dalam, merasa adrenalinnya meningkat. "Kau cukup cepat, Ash. Tapi aku belum selesai," katanya dengan nada menantang.

Ash menyeringai, menunjukkan bahwa dia juga tidak akan mundur. "Mari kita lihat seberapa jauh kau bisa bertahan, Aren."

Saat Aren dan Ash saling berhadapan, ketegangan di antara mereka memuncak. Namun, tiba-tiba, muncul seseorang dengan rambut pendek berwarna putih, membuat keduanya terkejut.

Orang itu berjalan santai mendekati mereka berdua, suasana di sekitar mereka seolah berubah. Dedaunan kering terbawa angin, menciptakan gerakan yang mengancam di udara. Cahaya senja yang mulai memudar menyoroti rambut putih orang itu, menimbulkan aura mistis di sekelilingnya.

Kedua matanya yang menatap tajam menambah ketegangan di udara, seolah-olah menghadirkan sosok berbahaya yang mendatangi mereka berdua. Orang itu berdiri di antara Aren dan Ash dengan sikap yang mengancam, menunjukkan bahwa dia bukanlah lawan yang bisa diabaikan.

"Ash, apakah kau sudah bosan dengan sekolah ini sampai kau ingin melukai orang itu?" suara orang itu menggema dengan nada dingin.

Ash terkejut mendengar suara itu. "Sano, kenapa kau ada di sini?" tanya Ash, matanya menatap tajam ke arah Sano.

Sano, dengan tatapan tajam dan sikap tenang, menjawab, "Aku mendengar kau sedang bermain-main dengan seseorang. Sebagai pemimpin Black Sacrifice, itu benar-benar memalukan!"

Ash menyeringai, menantang. "Heeee. Apakah kau ingin mencobanya?"

Sano menggelengkan kepalanya perlahan. "Tidak, aku tidak tertarik dengan siapapun di sekolah ini. Namun, jika seseorang ingin mendapatkan posisi puncak, aku tidak akan tinggal diam."

Mendengar percakapan mereka, Aren memutuskan untuk bertindak. Tanpa peringatan, dia melancarkan pukulan keras ke arah wajah Ash, membuat Ash terpental ke belakang dan jatuh ke tanah.

Sano mengangkat alis, sedikit terkejut tetapi lebih ke meremehkan Ash. "Ups! Itu tadi cukup memalukan, Ash," katanya sambil tersenyum sinis.

Namun, sebelum Sano bisa melanjutkan ejekannya, Aren berlari ke arahnya dengan cepat. Dia melancarkan tendangan yang kuat, tetapi Sano dengan cepat mengangkat tangan dan menghentikan tendangan tersebut dengan mudah.

Mata Aren melebar, terkejut oleh refleks Sano yang luar biasa. Sano hanya tersenyum tipis, menahan kaki Aren dengan tangan yang kuat. "Kau cukup cepat, tapi jangan terlalu ceroboh," kata Sano dengan tenang.

Ash, yang sudah bangkit dari tanah, menatap keduanya dengan campuran marah dan rasa hormat. "Aren, kau benar-benar tidak tahu kapan harus berhenti, ya?"

Aren menarik kembali kakinya, berdiri dengan waspada, matanya tetap fokus pada Sano dan Ash. "Aku tidak akan membiarkan diriku dijadikan pion dalam permainan kalian," kata Aren dengan tegas.

Sano melepaskan kaki Aren dengan lembut, menatapnya dengan rasa hormat yang baru ditemukan. "Kau punya keberanian. Tapi ingat, disekolah ini yang kuat yang akan berkuasa."

Ash menyeringai lagi, kini lebih tertarik dari sebelumnya. "Sano, sebaiknya kau jangan meremehkan dia."

Sano tiba-tiba menyeringai. Menatap sosok Aren dihadapannya.

Sementara itu, dari atas Alvin mengamati mereka bertiga, baginya itu tontonan yang menarik perhatian. Alvin menyeringai seolah ingin bergabung diantara mereka.

1
Dzkii Flame
MANTAPPP GASS TRS THOR DITUNGGU UPDATENYA! 💗
Katsumi
bang jangan Hiatus ya bang😮‍💨 lagi seru-serunya
S.E Kagami: Okie dokie
total 1 replies
mochamad ribut
lanjutkan
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
Jimmy Avolution
ayo thor
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjutkan
Jimmy Avolution
lanjut
Jimmy Avolution
ceritanya kok gk ada keluarga Thor...

Suasana dirumah bersama ortu...
S.E Kagami: Fokus ke genre kak hehe.
total 1 replies
Jimmy Avolution
lanjut
Jimmy Avolution
hadir
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!