Sepulang dari pelantikan setelah lulus jadi PNS dengan perjuangan yang berat taxi online yang mengantar Reina pulang dari kantor gubernur kembali ke rumah sang ibu ditabrak oleh truk semen berwarna merah.
Reina kehilangan kesadaran nya dan saat dia membuka matanya yang di lihatnya pertama kali langit langit mewah dengan ukiran berwarna gold dan silver, rumah sakit mana yang memiliki dekorasi mewah dengan kasur yang terasa sangat empuk ini.
"Sakit..." rintih Reina tapi yang keluar malah suara anak kecil selembut bulu.
"Nona muda apa anda sudah sadar..??"
tanya sekelompok wanita bergaun hitam dengan hiasan apron putih dan bandana putih khas pakaian maid abad pertengahan mengelilingi Reina.
"Siapa nona muda, dimana ini...??" tanya Reina dengan wajah ketakutan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chykara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
Beatrice masuk ke aula pernikahan Melissa paling depan, saat pintu di buka Beatrice melihat lorong yang dihiasi mawar merah dan putih, lorong itu mengarah menuju altar pernikahan mewah dihiasi untaian kain lembut yang berjuntai dari langit langit menuju lantai. bunga bunga memenuhi kanopi bunga yang dibuat khusus sebagai altar pernikahan.
Di bawah kanopi bunga berdiri seorang pria setengah baya memakai jubah hitam dengan selempang kain merah dari satu bahu ke bahu lainnya.
Pria itu adalah kepala biro pernikahan kerajaan yang akan mensyahkan pernikahan Melissa dengan putra mahkota.
Dan di depan sana sosok tampan dengan rambut sehitam jelaga dan mata kuning sejernih amber menunggu di atas altar. di bawah kanopi bunga.
Sosok jangkung dengan pakaian kebesaran nya yang berwarna putih tulang nya menatap tajam ke arah pintu dengan ekspresi wajah penuh ketidaksabaran.
Beatrice dengan gaun berwarna peach melangkah sambil membawa keranjang berisi kelopak bunga.
saat Beatrice mulai masuk dia menaburkan kelopak bunga itu ke arah belakang melewati kepala nya hingga menyirami pengantin wanita yang berjalan di belakang nya dengan menggandeng sang ayah.
Melissa menggunakan gaun besar berwarna putih bersih dengan bagian atas nya penuh renda mewah.
veil sulaman tangan sepanjang dua meter menjela menyapu lantai dari balik rambut nya yang di tata dengan indah.
tiara perak dengan batu blue sapphire menambah keanggunan calon ratu masa depan tersebut.
mereka berjalan lambat menuju altar, di bawah tatapan tajam putra mahkota yang terlihat terpesona dengan kecantikan Melissa.
sesampai nya di depan altar Beatrice berbelok dam masuk ke sisi kanan lorong bunga di mana kedua kakak nya duduk.
sedangkan Melissa dan Liam Winfrey naik ke altar menggunakan tiga anak tangga hingga sampai di depan kepala biro pernikahan dan putra mahkota.
sesuai tradisi Liam menyerahkan tangan Melissa pada tangan calon menantu nya, putra mahkota Arthur hoffman.
setelah menyerahkan tangan sang putri pada calon suami nya Liam turun dari altar dan berjalan menuju ketiga anak nya yang duduk di deretan terdepan dari kursi kursi yang di susun menghadap altar pernikahan.
"Saya yang di tunjuk oleh yang mulia raja secara resmi untuk menyatukan Pangeran pertama putra mahkota Arthur dan putri pertama marquess Liam Winfrey dalam ikatan suci pernikahan dengan ini akan memulai ritual pernikahan ini" ucap pria berjubah hitam itu saat Melissa sampai di hadapan nya.
"Pertama saya akan bertanya pada orang tua mempelai pria, yang mulia raja apa yang mulia mengizinkan dan merestui pernikahan ini?" tanya Kepala biro pernikahan pada yang mulia raja yang datang bersama ratu dan permaisuri.
"Tentu saja, siapa yang bisa menolak gadis berbakat seperti Lady Melissa Winfrey" ucap Yang mulia raja yang menggunakan pakaian kebesarannya yang berwarna merah dengan sulaman benang emas yang terlihat mencolok.
"Apa anda menerima putri Marquess untuk jadi bagian dari keluarga anda?" tanya biro pernikahan pada Yang mulia.
"Dengan tangan terbuka" jawab yang mulia dengan senyum mengembang.
"Selajutnya kepada yang mulia Marques, apa tuan Marques menerima pernikahan ini?" tanya kepala biro tersebut.
"Tentu saja dengan segenap hati saya" ucap Liam dengan suara tercekat.
"Apa yang mulia ikhlas melepaskan lady Winfrey menjadi milik keluarga lain?" tanya kepala Biro.
"Ayah mana yang rela melepaskan putri yang dia asuh dari kecil dengan penuh cinta pada pria lain, tapi demi kebahagian putri saya, saya akan belajar untuk ikhlas asalkan yang mulia putra mahkota bisa berjanji akan menjaga putri saya, mencintai nya sebanyak cinta yang didapat oleh putri saya di rumah ayah nya" ucap Liam dengan suara tercekat.
Ucapan Liam yang dalam membuat air mata mulai mencari jalan keluar dari mata indah sedalam lautan milik Melissa. Dia menatap sang ayah dengan penuh cinta.
"Bagaimana jawaban anda yang mulia" tanya kepala Biro
"Aku akan selalu menjaga dan mencintai Melissa sebanyak yang saya bisa tuan Marquess mungkin tidak akan sesempurna cinta anda sebagai ayah tapi saya akan mencintai Melissa dengan cara saya sendiri, dan membuat nya tidak pernah menyesal meninggalkan rumah ayah nya untuk mengikuti saya sebagai suami nya" ucap putra Mahkota pada Marques Liam Winfrey.
mendengar jawaban putra mahkota Liam mengangguk mengerti, dia cukup lega hubungan yang di awali dengan pertunangan berakhir dengan cinta yang dalam antar kedua anak itu.
"Baiklah... Mari kita mulai acara pernikahan nya" ucap kepala biro pernikahan.
"silahkan berdiri berhadapan." perintah kepala biro. Dengan patuh Arthur dan Melissa berdiri saling berhadapan.
"yang mulia putra mahkota silahkan genggam tangan lady winfrey dan tatap mata nya dengan segala perasaan yang ada di dalam dada, dan lady winfrey silahkan balas tatapan yang mulia" perintah biro lagi.
sekali lagi mereka mengikuti perintah kepala biro.
Mereka berdua berdiri saling tatap dengan tangan bersatu dalam genggaman yang terasa hangat sampai ke hati.
"yang mulia apa pernikahan ini sesuai dengan yang anda harapkan, apa anda menerima lady Winfrey sebagai istri anda tanpa keterpaksaan?" tanya Kepala Biro
" tentu saja, dengan sepenuh hati saya" jawab Arthur dengan nada yakin.
"lady Winfrey apa and menerima pernikahan ini dan menerima putra mahkota sebagai pasangan anda?" tanya Biro pernikahan pada Melissa.
"Dengan segenap hati dan jiwa" lirih ucapan Melissa terdengar bagai lonceng yang merdu di telinga Arthur.
Menghasilkan gemuruh di jantungnya.
"Dengan persetujuan semua orang dan kuasa yang saya miliki saya nyatakan yang mulia putra mahkota Arthur Hoffman dan Melissa Winfrey telah syah sebagai suami istri," Ucap kepala Biro.
gemuruh tepuk tangan dari para tamu membahana memenuhi aula pernikahan.
Arthur dan Melissa saling pandang dengan wajah sama sama merona merah.
Tangan mereka yang terbelit terasa sangat panas.
"Kepada yang mulia putra mahkota untuk menyempurnakan pernikahan ini silahkan cium istri anda dengan penuh cinta" ucap kepala biro.
mendengar instruksi dari kepala biro wajah kedua mempelai itu semakin merona merah.
perona pipi yang tadi di pasangkan ke pipi melissa seakan tidak berguna karen rona alami pipi nya lebih menyala di bandingkan perona bibi buatan karena rasa malu dan nervous nya.
putra mahkota mendekati Melissa satu langkah dan dengan penuh perasaan dia menempelkan bibir nya di bibir sensual Melissa yang kembali di hadiahi tepukan tangan dari seluruh tamu.
Ya hanya menempelkan bibir di atas bibir tanpa aktivitas lainnya, tapi sudah membuat jantung mereka berdua berlalu talu seperti gemuruh gendang para prajurit yang di tabuh sebagai pertanda perang.
***
