Patah hati, membuat keluarga Marvel sepakat untuk menjodohkan Marvel dengan putri dari rekan kerja Nicholas yang bernama Melisa.
Namun siapa sangka, saat pertemuan berlangsung, keluarga Marvel justru salah sangka karena mengira Marvel tertarik dengan Angel, adik Melisa. Tanpa ada yang tahu jika Marvel ingin membuat perhitungan dengan Angel karena pertemuan pertama mereka sebelumnya yang meninggalkan kesan buruk baginya.
Tapi niat buruk Marvel justru menjadi bumerang karena membuatnya harus terjebak dengan Angel.
Apakah yang terjadi sebenarnya ? Dan bagaimana hubungan mereka selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mutzaquarius, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19 Mulai Terganggu
Marvel mondar-mandir di kamarnya. Pikirannya mulai terganggu dengan pembicaraan Angel dengan seseorang yang ia yakin adalah pria yang ia temui di depan apartemen tadi pagi.
Pembicaraan mereka sudah sangat keterlaluan karena mereka jelas-jelas bermesraan di belakangnya. Di tambah, ucapan ibunya terus terngiang-ngiang di kepalanya, membuat pikirannya semakin kacau.
"Tidak, aku tidak bisa diam saja, ini tidak bisa di biarkan. Jika sampai orang lain tahu, mau di taruh di mana mukaku." Pikiran Marvel selalu tertuju dengan perselingkuhan Angel dengan Jerry. Bahkan bayangan mereka bercumbu membuatnya frustasi.
"Argh ... Apa peduliku? Biarkan saja jika mereka berselingkuh. Itu bukan urusanku," gumam Marvel kesal. Dia duduk di tepi tempat tidur dan menghela nafas panjang, mencoba menenangkan dirinya.
Dia hanya tidak mau orang lain kasihan padanya. Sama hal nya saat cintanya di tolak oleh Fiona. Semua orang menatap kasihan padanya. Dan sekarang, istrinya justru berselingkuh. Apa ia akan kembali merasakan kekecewaan yang dulu pernah ia rasakan? Rasa sakit di tolak dan di permalukan.
"Tidak!!! Aku tidak bisa membiarkan hal itu terjadi. Aku tidak ingin hal yang dulu pernah aku alami terulang kembali," gumam Marvel.
"Sepertinya aku harus melakukan sesuatu," seringai Marvel.
...****************...
Keesokan harinya, baik Angel maupun Marvel sudah selesai bersiap untuk beraktivitas seperti biasanya. Angel yang pergi ke sekolah dan Marvel yang pergi ke kantor. Dan saat ini, mereka tengah menikmati sarapan mereka.
"Aku tidak bisa memasak, jadi kita sarapan roti saja." Angel mengoleskan selai pada roti tawar dan memakannya begitu saja. Tidak lupa segelas susu sebagai pelengkap sarapannya pagi itu.
"Kalau begitu, mulai hari ini kau harus belajar memasak. Kita tidak mungkin setiap hari membeli makanan di luar kan?" ucap Marvel
"Aku tidak mau," sahut Angel singkat
Marvel mendengus kesal. Jika sudah begini, ia terpaksa mencari pembantu. Jika tidak, ia bisa mati kelaparan.
"Aku sudah selesai." Angel membawa gelas kotornya ke wastafel dan menenteng tas selempangnya. "Tidak perlu mengantar ku, aku ... "
"Aku akan mengantarmu," sela Marvel.
"Tidak perlu, aku ... "
"Tidak ada penolakan. Tunggu di sini." Marvel bergegas ke kamar untuk mengambil tas dan kunci mobil sementara Angel, menghentakkan kakinya dan terus menggerutu. Bukan ia tidak Marvel mengantarnya, tapi ia masih kesal karena pria itu membentaknya kemarin. Dan sekarang pria itu bersikap seolah tidak pernah terjadi apa-apa.
"Aku tidak peduli, aku mau berangkat sendiri." Angel meninggalkan Marvel begitu saja. Namun, saat ia keluar dari apartemen, lagi-lagi ia bertemu dengan Jerry yang menunggunya.
"Jerry!!" sapa Angel
"Hai Angel, aku mau mengajakmu berangkat bersama. Kau mau kan?" ajak Jerry
"Emm ... I-itu," belum sempat memberi jawaban, tiba-tiba pintu apartemen terbuka dan terlihat Marvel yang menatap tajam Jerry dan Angel bergantian.
"Pria itu lagi," geram Marvel dalam hati.
"Kau lagi?" Jerry menatap Angel dan bertanya, "Kenapa dia ada di sini?"
"A-aku kan sudah bilang, dia di sini untuk menjagaku," sahut Angel terbata
"Menjagamu? Tapi tidak harus tinggal bersama dengan mu, kan? Dia kan bisa pergi setelah menjemput mu pulang sekolah. Jika uncle Bastian tahu, aku yakin dia pasti akan di pecat," ucap Jerry yang membuat Marvel melotot seketika.
"WHAT? DI PECAT?" pekik Marvel. Dia menatap tajam Angel, seolah meminta penjelasan. Tapi, gadis itu terlihat gelisah dan buru-buru menariknya pergi dari sana.
"Sudah ya Jer, aku berangkat dengan nya saja. Sampai jumpa," ucap Angel, meninggalkan Jerry begitu saja.
Di perjalanan, Angel tidak berani mengeluarkan sepatah katapun karena tahu jika Marvel tengah marah padanya.
"Bisa kau jelaskan!!" pinta Marvel tiba-tiba.
"Je-jelaskan apa maksudmu?"
"Kenapa pria itu berkata seolah aku adalah sopir mu? Dan apa dia bilang tadi, Di pecat? Apa dia tidak tahu siapa ku, hah?" sentak Marvel
Angel menelan ludahnya kasar. "Ja-jangan salahkan aku, kau sendiri yang mengiyakan saat aku bilang kau anaknya pak Udin," gerutu Angel
"Memangnya siapa pak Udin?"
"Sopir keluargaku," lirih Angel.
Marvel menginjak rem sehingga mobilnya berhenti di tengah jalan. Dia menatap tajam Angel dan menggeram kesal. "Kau ... " Marvel melihat Angel yang menunduk sambil memejamkan mata takut. Dan hal itu membuatnya mendengus kesal dan kembali menjalankan mobilnya.
"Pulang sekolah nanti, aku akan meminta Alan untuk menjemput mu. Dan aku tidak mau melihat mu dekat dengan pria itu lagi. Apa kau mengerti?" ucap Marvel mengintimidasi.
"Ta-tapi itu tidak mungkin, kami kan ... "
"Tidak ada tapi-tapian. Aku bilang tidak boleh, ya tidak boleh. Tidak ada bantahan. Kau mengerti maksud ku, bukan?" Marvel menekan setiap kata yang ia ucapkan, membuat Angel tidak bisa berkutik selain mengiyakannya.
"I-iya, a-aku mengerti."
Tidak lama kemudian, mereka sampai di sekolah SMA 1 HA Dirgantara. Marvel memarkirkan mobilnya di depan gerbang dan kembali memperingatkan Angel. "Ingat pesanku baik-baik, jangan dekat-dekat dengan pria itu."
"Iya-iya, cerewet sekali sih." Angel turun dari mobil dan masuk ke sekolah begitu saja. Sementara Marvel langsung meluncur ke perusahaannya.
Angel terus menggerutu tidak jelas karena Marvel yang kini mulai mengaturnya. Bahkan sekarang ia di larang berdekatan dengan Jerry. Apa pria itu cemburu? Tapi itu tidak mungkin mengingat tidak ada perasaan cinta di hati mereka. Lalu, kenapa Marvel seperti itu?
"Sepertinya dia titisan siluman bunglon. Kemarin dia bersikap seolah tidak perduli, tapi sekarang seenaknya saja melarang ini itu. Memangnya aku anak kecil?" gerutu Angel.
"Angel!!"
Langkah gadis itu terhenti. Dia menghela nafas dan berbalik dengan senyum di wajahnya. "Ada apa Jer?" tanya Angel
Pria yang tidak lain adalah Jerry, menghampiri Angel dan berkata, "nanti aku akan bertanding, kau jangan lupa nonton ya."
"Iya," ingin rasanya Angel mengiyakan karena ia sangat suka menonton Jerry bermain basket. Tapi ia sudah berjanji pada Marvel untuk menjaga jarak dengan Jerry.
"Emm ... Maafkan aku, hari ini aku harus pulang lebih awal. Lain kali saja ya." Angel pergi begitu saja yang membuat Jerry merasa aneh. Tidak biasanya Angel absen menonton pertandingannya. Biasanya gadis itu akan berada di barisan paling depan untuk mendukungnya. Tapi sekarang?
"Semua pasti gara-gara anak sopir itu," geram Jerry dalam hati.
lanjut thor
lanjut thor lg seru²ny
bonus ya thor