NovelToon NovelToon
Ketika Xinyu Terbang Bersamaku

Ketika Xinyu Terbang Bersamaku

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Identitas Tersembunyi / Perperangan / Persahabatan / Ahli Bela Diri Kuno
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Xiao Chuhe

Seorang jenderal wanita pertama dari Kota Yunan bernama Liang Xinyu, terlibat aksi perampokan di dalam Kantor Jiandu, dia menyelamatkan perampoknya yang ternyata adalah pemuda dari dunia persilatan yang memiliki reputasi tinggi, Yi Xuan.

Karena merasa memiliki maksud yang sama, Yi Xuan memutuskan untuk membantu Liang Xinyu memecahkan masalahnya.

Padahal sebenarnya, Pendekar berjulukan Weihu Zhengyi ini memiliki niat tersembunyi dari kemunculannya. Dia adalah putra dari Wang Qingshu, seorang pengkhianat yang dipenggal karena membantai 57 orang Keluarga Liang dalam semalam.

Dia menjelajah dunia persilatan untuk menegakkan keadilan demi ayahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Xiao Chuhe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Luo Xianwei

Yi Xuan duduk di kursi kosong yang tersedia di depan Xinyu. Siang ini Yi Xuan menepati janji untuk bertemu dengannya di Restoran Wanyu.

Ternyata Xinyu sudah lebih dulu memesan ruangan dan teh jenis terbaik yang biasa dikonsumsinya.

Yi Xuan merasa heran, kenapa hari ini Xinyu begitu berpakaian tertutup bahkan mengenakan topi dengan sarung kain tipis yang menutupi seluruh kepala.

"Aku seorang jenderal, jika ada orang lain yang tidak sengaja mengetahui jika aku sedang mencampuri urusan dunia persilatan, rencana kita bisa gagal." Xinyu menuangkan teh ke dalam cangkir kecil, kemudian menggeser cangkir itu ke hadapan Yi Xuan.

"Tidak perlu seserius itu, rumor itu sudah beredar, tak ada gunanya kau bersikap seolah tak terjadi apa-apa." Yi Xuan melambaikan tangan.

"Aku sudah mendapatkan petunjuk pertama." Yi Xuan mengambil alih cangkir itu, lalu menyuruput isinya hingga tersisa separuh.

"Petunjuk apa?" Xinyu bertanya heran sambil menatap Yi Xuan penuh antusias.

"A-Ming!" Yi Xuan berseru.

Pelayan di luar ruangan membuka pintu, lalu membiarkan A-Ming masuk sambil membawa lembar-lembar lukisan yang dibuatnya.

"Tuan Muda, aku sudah menyalin lukisannya," A-Ming memberikan lukisan pesanan Yi Xuan.

Yi Xuan membukanya, "Kau yakin tidak ada yang berubah?"

A-Ming menggeleng kuat, "Aku sudah menatapnya selama lima tahun, Tuan Muda. Bahkan menghafal gurat-gurat kecil tintanya, jadi dapat kupastikan tidak ada yang berubah."

Xinyu merebut lukisan itu dari Yi Xuan, "Apa ini?" ekspresi wajahnya berubah setelah melihat papan nama di atas pintu gerbang yang berada di lukisan ini.

"Kenapa kau melukis kediamanku? Kapan kau melukisnya? Kediamanku sudah berganti nama menjadi kediaman Xinyuan."

A-Ming membuka kertas lusuh yang sebelumnya dia simpan di balik pakaiannya, "Aku mendapatkan lukisan ini lima tahun yang lalu, Nona. Seorang wanita memberikannya padaku, memintaku untuk menjualnya pada seorang nona yang sebelah matanya sudah buta—" A-Ming menghentikan kalimatnya, matanya menatap wajah Xinyu yang tengah memerhatikan lukisannya dengan begitu teliti, "Nona, apakah kau adalah nona yang wanita itu maksud?" A-Ming mendekatkan wajahnya sedikit, mata kanan Xinyu tertutup topeng. A-Ming tidak bisa memastikan apakah mata itu benar-benar buta atau hanya sengaja ditutup saja.

"Nona, apakah mata kananmu itu tidak bisa melihat?" A-Ming bertanya lagi dengan ragu-ragu. Dia perlahan melirik Yi Xuan yang juga tak memberikan jawaban.

Xinyu juga merebut kertas lusuh yang sebelumnya baru dikeluarkan oleh A-Ming, "Apa ini?"

"Oh, ini lukisan yang sama dengan yang kamu lihat sebelumnya, Nona. Tapi ini lukisan yang asli, yang diberikan seorang wanita padaku. Karena lukisan ini rusak, Tuan Muda memintaku menyalinnya untuk diberikan padamu. Nona, kamu belum menjawab pertanyaanku, apa kamu memiliki mata kanan yang buta?" A-Ming bertanya lagi.

Xinyu jadi membuka topengnya dan memperlihatkan bola mata kanannya yang tak bergerak.

"Wah, Nona. Kau sungguh orang yang sudah kucari selama lima tahun! Akhirnya, lukisan aneh ini sudah bertuan. Nona, lukisan ini kuberikan padamu, lima tahun lalu, seseorang menitipkannya padaku untuk diberikan padamu. Kini kau sudah menerimanya, tanggung jawabku sudah kulakukan. Bisakah aku pergi sekarang?" A-Ming berdiri dari kursinya.

"Tunggu, aku ingin menanyakan beberapa hal padamu." Xinyu mengangkat tangannya. Hal ini membuat A-Ming tak jadi berbalik, dia duduk kembali di tempat dia duduk sebelumnya.

"Siapa wanita yang terus kamu sebut-sebut itu?" tanya Xinyu.

A-Ming menggaruk tengkuknya karena bingung, "Kejadian itu sudah lama sekali, Nona. Aku tidak begitu mengingatnya lagi. Tapi satu hal yang tak pernah kulupakan, wanita itu memiliki teknik bela diri yang unik, kemampuan Qinggong-nya tak terbatas, seperti mampu mendaki gunung hanya dengan menapaki pucuk-pucuk daun kecil. Setelah berpisah malam itu, aku tidak pernah bertemu dengannya lagi."

"Itu pasti Xianwei!"

Xinyu menjelaskan pendapatnya tentang petunjuk di dalam lukisan ini pada Yi Xuan.

"Cuaca malam itu tidak hujan, tapi Xianwei melukisnya dengan hujan yang deras. Lalu empat orang di atas atap ini sedang menikmati minuman, kepala mereka dilindungi secarik kertas. Menurutmu apa maksudnya ini?"

Yi Xuan memerhatikan lagi lukisan itu. Sepertinya ini memang menyiratkan sebuah pesan yang cukup jelas.

Secarik kertas yang masing-masing berada di atas kepala empat orang ini sepertinya satu lembar yang disobek-sobek.

"Jika menggunakan kertas untuk menahan air hujan agar tidak membasahi kepala, seharusnya tidak masuk akal. Ada sesuatu di balik kertas-kertas ini," Xinyu mencoba membolak-balikkan kertas lukisan itu, tapi tidak ada pesan tersembunyi lain di sana.

"Jika kertas-kertas itu menyiratkan sesuatu yang berharga, seharusnya Xianwei melukis sebaliknya. Merekalah yang melindungi kertas-kertas itu dari air hujan." Yi Xuan menggeleng.

"Tidak, Yi Xuan. Jika semudah itu, siapapun bisa mengetahuinya. Kita harus menemukan Xianwei untuk mengetahui maksud lukisan ini."

"Kita harus memeriksa Paviliun Chunhua sekali lagi, Nona." Yi Xuan berdiri, dia meminta A-Ming untuk memesan beberapa makanan sebelum pergi.

"Tunggu." Xinyu menghentikannya.

Matanya menatap A-Ming dengan tatapan lembut, "Bocah, apakah sebelumnya kau mengenalku?"

A-Ming menggeleng, "Aku belum pernah melihatmu, Nona."

"Lalu, apa kau mengenal orang yang memintamu mengantarkan lukisan ini padaku?" Xinyu merubah pertanyaannya.

A-Ming menggeleng lagi, "Aku juga tidak mengetahui namanya."

"Ke mana dia pergi terakhir kali?"

A-Ming berdiam sebentar, "Aku juga tidak tahu. Tapi sebelum pergi, dia sempat menanyakan jalan rahasia menuju Gunung Wanshang kepada Tuan Jin. Tuan Jin ini seorang kusir dan pernah bekerja di Kediaman Liu yang berasal dari Xinzhou. Mereka seperti sudah merencanakan pertemuan pada saat itu, keduanya bertemu di depan restoran ini."

"Kudengar Tuan Jin ini sudah mati tiga tahun lalu. Usianya ini terbilang cukup tua, dia mati karena sudah lama menderita penyakit jantung." Yi Xuan mengatakan hal yang dia tahu.

Xinyu tidak bertanya lagi, dia meletakkan ibu jarinya di dagu dan mulai berpikir, "Sepertinya kita tidak bisa menemukannya jika memeriksa ke Paviliun Chunhua. Kita harus datang ke Gunung Wanshang."

"Nona, kau ini mirip sekali dengan Jenderal Wanita Liang Xinyu. Apa kau berkerabat dekat dengannya?" A-Ming mencoba menatap Xinyu lebih dekat lagi.

Tapi Xinyu segera memalingkan wajahnya menatap Yi Xuan. Pemuda itu malah terkekeh, "Dia itu—"

"Kau tahu, Bocah? Kakak tampan di sebelahmu ini Namanya Yi Xuan," Xinyu malah memotong ucapan Yi Xuan dan langsung membocorkan identitas Yi Xuan di depan A-Ming.

Anak laki-laki yang selalu menghabiskan harinya di pasar itu melongo, "Astaga. Bertahun-tahun hidup di dunia persilatan, aku baru melihat rupa Tuan Muda Weihu Zhengyi yang begitu tampan bersinar," A-Ming menggumam sendiri.

"Tuan Muda, kenapa kau berteman dengan wanita buta ini?" A-Ming bertanya dengan nada mengejek.

"Kamu ...," Xinyu melotot kesal. Tapi lebih baik tidak membuatnya tahu identitasnya.

Orang dari pemerintahan tidak boleh ikut campur urusan dunia persilatan. Dalam hal ini, kasus tentang pembantaian Keluarga Liang adalah kasus dunia persilatan, dan dia tidak diizinkan untuk menyelidikinya lagi.

Karena telah membunuh orang pemerintah,  Wang Qingshu dipenggal di lapangan eksekusi istana sebagai bukti kalau orang dunia persilatan mematuhi aturan istana yang melarang mereka untuk ikut campur urusan pemerintahan.

Keluarga yang bersangkutan diminta untuk menyimpan sendiri jasadnya. Karena setelah pelaku mati, tentu sudah tidak berhubungan lagi dengan pemerintah, karena pelaku telah menunaikan hukumannya.

Xinyu menghela napas pelan, dia tidak boleh berurusan dengan bocah kecil ini.

Tak lama setelah hening, Xinyu memutuskan untuk pulang sekarang, "Aku akan kembali ke kediaman sekarang. Perihal perjalanan menuju Gunung Wanshang, kita lakukan minggu depan saja. Aku harus mengurus izin tidak hadirku kepada Kaisar dulu. Aku yakin dia tidak akan mengizinkanku kembali menyelidiki kasus lama ini, aku perlu mengarang alasan yang jelas."

Yi Xuan mengangguk, "Aku tidak mengantar lagi."

Seperginya Xinyu dari restoran, A-Ming langsung berlutut di depan Yi Xuan, "Tuan Muda, apa kau memiliki pelayan pribadi?"

Yi Xuan terdiam cukup lama, dia tahu yang dimaksud A-Ming, kepalanya menggeleng pelan, "Aku tidak pernah menerima pelayan dari mana pun yang ingin mengabdikan dirinya padaku."

Wajah A-Ming berubah pias, "Kalau begitu, apakah Tuan Muda pernah memiliki pengawal pribadimu sendiri?"

Yi Xuan menggeleng lagi, "Kemampuanku cukup untuk melindungi diri sendiri dan orang yang ingin kulindungi."

A-Ming benar-benar tidak tahu harus bagaimana lagi agar Yi Xuan mau menerimanya di sisinya. A-Ming mendongak lagi, "Tuan Muda, aku tidak akan basa-basi lagi. Aku ingin menjadi muridmu!" A-Ming berseru dengan mata terpejam, kemudian dia bersujud di depan Yi Xuan, "Guru, bisakah kau menerimaku sebagai muridmu?"

Yi Xuan memegang pundaknya, lalu meminta A-Ming untuk berdiri. Dia menuangkan teh ke dalam cangkir yang masih kosong.

"Minumlah."

"Guru, apa kau menerimaku sebagai murid?"

Yi Xuan menggeleng lagi, "Kulihat kau ini tidak memiliki bakat khusus di bidang bela diri. Chi-mu lemah. Aku juga tidak berniat menerima siapapun sebagai muridku."

A-Ming benar-benar putus asa. Dia batal hendak meminum secangkir teh itu, kemudian berdiri, "Tuan Muda. Aku benar-benar ingin sekali berada di sisimu."

"Kalau begitu aku tidak akan menolakmu lagi." Yi Xuan dengan santai menyesap tehnya.

"Benarkah? Aku akan menjadi muridmu?" mata A-Ming seketika berbinar.

Yi Xuan menyunggingkan senyum tipis, "Tidak." Dia menuangkan teh lagi, "Minggu depan aku akan pergi ke Gunung Wanshang dengan temanku itu. Gunung ini cukup jauh, berjalan puluhan kilometer, sangat melelahkan jika menaiki kuda sendiri-sendiri. Kami membutuhkan kereta. Karena perjalanan ini rahasia, kami tidak bisa sembarangan menyewa kusir kuda.

"Kulihat kamu bukan anak muda sembarangan, kamu bahkan sudah membuktikannya dengan tetus mengimpan lukisan Kediaman Liang selama lima tahun hingga menemukan pemilik sesungguhnya, aku menyimpulkan, sumpahmy tidak pernah main-main. Jadi, bisakah kau menjadi kusir kereta kuda untuk kami?"

A-Ming berpikir sejenak, dia sebelumnya tidak pernah mengusiri kereta kuda manapun. Bisakah dia melakukannya sekarang?

Jika tidak bisa melakukannya tetapi memaksa, bukankah membahayakan orang yang begitu dia idolakan ini? Bagaimana jika Yi Xuan jatuh dari tebing karena dia tidak pandai mengusiri kuda?

A-Ming menggeleng kuat-kuat setelah memikirkan kejadian konyol itu. Dia bertekad bulat akan mengikuti ke manapun Yi Xuan pergi. Dia tentu akan menyetujui tugas ini.

"Aku bisa, Tuan Muda." A-Ming mengangguk mantap.

Yi Xuan tersenyum tidak percaya, "Bocah ingusan ini, benarkah bisa menjadi kusir kuda yang baik?"

"Tapi aku meragukanmu," Yi Xuan menatap A-Ming tidak senang.

A-Ming terlihat putus asa, dia juga tidak bisa mengambil pekerjaan yang bukan keahliannya.

"Tuan Muda, aku bersedia melayanimu tanpa dibayar! Karena aku sangat mengagumimu!"

"Sepakat!" Yi Xuan berdiri, dia tidak perlu memikirkannya lagi saat A-Ming mengatakan tidak perlu dibayar.

Toh, dia juga hidup dengan uang yang diberikan Jiang Ziqian.

jadi, alasan Yi Xuan menolaknya bukan karena dia tidak ingin, tapi tidak mampu membayar?

1
NurAzizah504
Aduh, patah hati lagi /Facepalm/
NurAzizah504
Lanjut, Kak /Grin/
NurAzizah504
Pastilah keturunan terakhir itu Xinyu
NurAzizah504
Pepet terus, jgn lepas /Facepalm/
NurAzizah504
Cemburu, ya, Bang, ya /Joyful/
Floricia Li
eeh lucu bangett
Floricia Li
seleranya yi xuan saaangat tinggi
Floricia Li
banyaknya selirnya 😅
NurAzizah504
Oh, wow sekali, Yi Xuan /Chuckle/
Floricia Li
hmmm dua duanya sama sama licik 😌
NurAzizah504
Lanjut, Kak. Buat Yi Xuan makin merasa bersalah /Joyful/
NurAzizah504: /Joyful//Joyful/
Xiao Lianhua: nanti aku yang merasa bersalah beneran/Sob/
total 2 replies
mama Al
nah bisa jadi
mama Al
nona jika dia pendekar tampan apa kamu akan jatuh cinta
mama Al
betul betul betul
NurAzizah504
Aku berharap Yu Shan bisa sembuh
Xiao Lianhua: doain ya kak:)
total 1 replies
NurAzizah504
Makin bikin penasaran sama alurnya /Sob/
NurAzizah504: Eh, jgn, dong /Sob/
Xiao Lianhua: bersabarlah menantikan bab berikutnya😭😭 sepertinya besok bolos up lagi🤣
total 2 replies
Floricia Li
ngakak, kasihan banget 😂
NurAzizah504
Aih, kok, malah jadi gini? /Sob/
NurAzizah504
Ampun, deh, Ziqian /Sob/
Ryo Manawa
rajin bener upload nya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!