"Gue sudah bilang kalau lo itu tulang rusuk gue, mau menjauh seperti apapun juga endingnya lo akan tetap jadi milik gue"
"Bangun gih mimpi lo kayanya ketinggian nanti jatuh sakit"
"Ada lo kan, jadi jatuh juga bakal kepelukan lo"
"Dasar playboy"
"Gue akan berubah jika lo jadi cewek gue Giselle!"
"Sorry selera gue bukan lo"
***
Hidup Giselle yang rumit semakin rumit karena bertemu dengan laki laki tengil disekolah barunya, laki laki yang dikenal buayanya Cendrawasih High School dan laki laki yang dapat julukan sebagai the prince Cakrawala, pertemuan yang tidak sengaja di clup malam membuat Giselle harus berurusan sama laki laki itu, dan parahnya Langit mengincar Giselle sebagai mainan selanjutnya.
Bisakah Langit menakhlukkan hati Giselle, dan akankah Langit tidak terjebak dengan permainannya sendiri?
Yuk ikuti kisah mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tikaka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22. Rencana Anisa
Melihat kedekatan antara Giselle dan juga Langit, membuat Anisa yang sejak tadi hanya bisa menahan geramnya. Dia yang menyukai Langit kanapa Giselle yang mendapatkannya.
"Sok cantik banget sih tu anak, sok jual mahal nyatanya juga demen sama Langit"
Rena menatap kemana yang ditunjuk Anisa, dia tersenyum sambil menatap malas gadis itu "Kalau belum lo kasih pelajaran kayaknya juga belum kapok deh Nis,"
"Nanti kalau citra gue buruk gimana? Lo kan tau gue itu aset sekolah,"
Rena mengibaskan tangannya "Ya jangan diwilayah sekolah lah Nis, kita bisa tuh ikutin dia, yang penting gak sama Langit, gue yakin kalau dia sendiri dan kiat berdua dia akan kalah, nanti dia mohon mohon buat lo lepasin, nah disitulah lo bisa manfaatin untuk nyuruh Giselle jauhi Langit, gimana?"
Anisa menyentilkan jarinya "Not bad, gue rasa perlu dicoba, nanti deh pulang sekolah, kayaknya Giselle tadi bawa mobil sendiri"
"Siap, gue juga gatel pengen hajar cewek itu, sok banget gayanya mana gak ada yang negur, dan malah dipuji puji, cantikan juga gue, dan masalah pintar juga masih pintaran lo kan".
"Modal tampang doang dia, gue rasa juga gak bisa apa apa nanti, kita lihat saja gimana nanti Giselle yang akan ketakutan karena hadapi kita berdua"
"Mending sekarang kita cabut, dari pada Langit balik lagi, dan kita ketahuan bisa curiga nanti" ajak Anisa sambil menarik tangan Rena.
dan benar saja saat Anisa dan Rena pergi, Langit kembali dengan senyum yang terus mengembang. dia sudah seperti orang gila yang bersiul siul.
Bahkan mendadak Langit juga ramah dengan siswa laki laki yang tengah menyapanya dia juga menyapa balik, berbeda dengan yang nyapa perempuan Langit hanya mengangguk saja tanpa memberi jawaban.
"Kenapa lo Lang?" binggung Bella saat berpepesan dengan Langit.
Langit masih mengembangkan senyumnya "Lagi bahagia gue"
"Kok gue ngeri ya sama senyum lo itu, ketempelan di mana lo? Aihh kenapa aura mistis lo kuat banget sih" Bella memundurkan tubuhnya beberapa langkah, kalau gadis lain histeris dengan senyum Langit, berbeda dengan Bella yang malah takut.
Bukannya marah Langit malah semakin tersenyum manis "Lo tau gak kal..."
"Gak tau, kalau lo tanya aneh aneh gue jawab duluan , ya udah gue cabut dulu takut gue"
"Ehh tunggu!" tahan Langit dengan menarik kerah Bella "Gue belum selesai ngomong nyet, ini gue mau berbagi kebahagiaan buat kaum jomblo kaya lo"
"Sialan lo, gue kecekik Lang, lo benee bener ketempelan keknya, mau bunuh gue kan lo?"
Langit berdecak dengan tangan menoyor kepala Bella "Ngadi ngadi kalau ngomong, gue cuma mau bilang kalau gue lagi ketempelan cintanya Giselle deh kayaknya Bel"
"Terus?"
"Gak ada terusannya, ya gitu aja pokoknya gue hari ini lagi bahagia banget" ucap Langit dengan berjalan meninggalkan Bella.
Bella sendiri hanya menyergitkan keningnya, jujur dia bingung dengan sifat Langit yang memang sangat aneh hari ini.
"Dasar aneh"
***
"Oe Sel"
"Hemm" jawab Giselle tanpa memengalihkan pandangannya
"Lo apain langit Sel? sumpah dia hari ini Aneh banget sepanjang koridor dia itu senyum-senyum Nggak jelas tahu nggak sih"
Gisel mengidikan bahunya acuh "Gue gak apa apain, dianya aja yang terlalu lebay keknya"
"Yakin lo gak apa apain tu anak? Tapi dia bilang katanya lo kasih dia kesempatan? Jangan bilang lo beneran suka sama Langit ya Sel?"
"Apaan sih, gak usah sok tau deh lo"
Bella menoel noel Lengan Giselle dengan tatapan mengejeknya "Cieee kayaknya lo beneran suka sama Langit deh Sel, tapi gue dukung sih lo sama Langit, sekarang dia udah berubah"
"Sstttt diam, ada orangnya"
Baru juga tadi ketemu dikoridor sendirian, sekarang Langit balik sudah bersama kedua temannya, sepertinya Langit lupa kalau kelasnya sama denga kelas Giselle, apa karena saking bahagianya dia sampai melupakan hal itu?
Selama pelajaran, Langit tidak fokus pada pelajarannya, melainkan dia malah fokus pada Giselle yang ada disampingnya, bau parfum gadis itu yang bikin Langit mabuk cinta, apa lagi wajahnya yang selalu ada diingatan. Bilang saja Langit lebay akan hal itu, tapi memang itulah yang dirasakan Langit.
Tringgggg....
"Bel oe bel, jangan ngelamun aja lo, mau balik gak?" tanya Elang sambil merapikan bukunya.
"Udah bel ya?"
"Udah anjir! Kalau lo masih mau disekolah terserah, gue sama Leo mau balik, natap Giselle mulu lo, gak akan ilang itu anak gak usah lebay lo"
Langit tidak memperdulikan Elang, dia malah menatap Giselle "Sel balik yuk, atau engak nonton deh mau?"
"Hem nanti malam aja kali ya, kalau sekarang gue gak bisa lagian gue bawa mobil"
"Oke nanti malam nonton ya? awas kalau kabur kaburan lagi"
Giselle terkekeh dengan menggelengkan kepalanya "Gak lah"
"Gak akan kabur Lang, kan Giselle juga suk....."
Giselle langsung membekap mulut Bella sambil mengajak gadis itu berdiri "Gak usah didengerin apa yang Bella bilang, dan gue sama Bella mau cabut bye"
"Lang Giselle suk,,,,hmmm"
"Diam lo, gak usah sebar fitnah"
"Bocah aneh memang" kekeh Leo.
Bella mengambil oksigen sebanya banyaknya, dia menatap jengkel kearah Giselle "Lo emang bener bener ya Sel, lo sama Langit sama aja mau bunuh gue"
Giselle mengidikan bahunya sambil berhenti didepan pintu mobilnya "Bodo amat, siapa suruh mulut lo ember, yang ada Langit makin besar kepala dan dia gak mau usaha kalau dia tau gue juga suka sama dia"
"Iya juga ya, kok gue bisa melupakan kalau Langit mantan playboy,"
"Nah kan, udah dibilang, biarin aja sejauh mana dia mau usaha dapetin gue,"
"Kali ini gue setuju sama lo, yaudah balik yuk"
Giselle mengangguk sambil masuk kedalam mobilnya, dua mobil sport itu meninggalkan arena sekolah dan berbaur dengan mobil lainnya dijalan raya.
"Target sudah pulang, saatnya kita ikuti"
Harapan ku semoga di tempat baru,Gizelle lebih strong,Tegas dan jadi cewek yg tangguh,jangan lemah,Jangan suka ngerendahin harga diri demi cowok..☺️