Bukan Wanita Simpanan

Begitu mobil oleng Vinna langsung panik. Ia tidak bisa menguasai keadaan hingga yang seharusnya ia injak itu rem justru ia menginjak pedal gas hingga membuat mobil itu semakin melaju kencang. Pada akhirnya..

Brakkk....

Kecelakaan tunggal pun tidak bisa di hindarkan. Mobil Vinna menerobos pembatas jalan lalu menabrak pohon yang ada di pinggir jalan membuat ia terpental ke depan hingga kepalanya terpentok dashboard. Akibat saking kencangnya laju mobil yang Vinna kendarai membuat mobil bagian depannya ringsek. Wajah Vinna penuh luka, kakinya pun terjepit badan mobil namun ia masih tersadar dan sempat menyebut nama ibunya sebelum akhirnya ia kehilangan kesadarannya.

Di tempat lain tepatnya di dalam kamar tuan Abraham. Kini ia dan Fara duduk di sofa untuk membicarakan masa depan mereka. Rupanya kedatangan Vinna membuat hati Fara terusik. Ia khawatir jika tuan Abraham hanya menjadikannya pelampiasan atau sekedar penasaran kepadanya saja. Ia tidak mau bernasib sama seperti Vinna, setelah memberikan sesuatu yang paling berharga malah di tinggalkan.

Fara menatap tuan Abraham begitupun sebaliknya.

" Kenapa kau diam saja sejak kepergian Vinna? Apa ada yang mengganjal di hatimu? Atau mungkin keraguan dalam hatimu. Atau ada sesuatu yang lain yang ingin kau tanyakan padaku? Kalau memang iya katakan saja! Aku akan menjelaskannya." Ujar tuan Abraham. Fara mengatur nafasnya agar tidak gugup.

" Mas, apa yang kamu lakukan terhadap Vinna itu salah. Kau telah merenggut segalanya, entah apa alasannya aku tidak tahu. Tapi sekarang kau malah meninggalkannya. Jika kau menikahiku apa ini tidak terlalu jahat untuk Vinna?" Pada akhirnya Fara mengeluarkan isi hatinya sambil mengenggam tangan tuan Abraham. Ia merasa harus mempertimbangkan sebelum ia melangkah lebih jauh.

" Sayang dengarkan aku! Aku menyentuh Vinna itu karena dia yang merayuku. Bagaimana aku tidak tergoda rayuannya jika setiap nanti dia selalu menempel padaku. Perlu kamu tahu sayang, walaupun kami menghabiskan waktu bersama selama ini, tapi perasaanku padanya berbeda dengan perasaanku padamu. Bahkan sejak mengenalmu walaupun kami tidur bersama, aku tidak merasakan apa apa. Apalagi tentang cinta, aku hanya mencintai kamu." Jelas tuan Abraham.

" Mungkin kau menganggapku laki laki buaya, apalagi aku mengaku mencintaimu di saat aku masih punya istri. Tapi memang itulah kenyataannya Fara. Cintaku kepada istriku telah sirna sejak kehadiran Vinna. Aku merasa Vinna jauh lebih memuaskan aku di atas ranjang. Aku akui aku memang brengsek, tapi perasaan ini perasaan yang tulus untukmu Fara. Aku mencintaimu bukan Vinna ataupun yang lainnya. Bahkan aku pernah mengutarakan perasaanku ini kepada istriku." Fara terkejut dengan ucapan tuan Abraham.

" Maksudmu... "

" Ya... Aku pernah mengaku mencintai wanita lain di depan istriku. Saat itu, jika istriku setuju makan aku akan langsung melamarmu namun dia malah marah marah. Jadi aku mengurungkan niatnya. Tapi kau tenang saja, aku tidak menyebut namamu saat itu." Sahut tuan Abraham membuat Fara lega mengetahui tidak menyebut nama. Tuan Abraham menggenggam tangan Fara, keduanya saling menatap satu sama lain.

" Aku harap kau tidak meragukan cintaku. Aku akan segera mengurus surat surat pernikahan kita. Aku tidak mau kehilanganmu setelah sekian lama aku menanti. Aku mencintaimu." Tuan Abraham mencium punggung tangan Fara.

" Aku juga mencintaimu." Sahut Fara tersenyum bahagia, ia berharap rumah tangganya kelak akan di liputi kebahagiaan yang tiada henti.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Di rumah Reval tepatnya di dalam kamar tamu yang Vlori tempati, nampak Vlori sedang bersolek di depan meja rias sambil bersenandung ria. Ia harus berdandan cantik untuk menyambut Reval malam ini. Ia juga sudah menyiapkan obat yang akan ia campurkan di susu yang biasa Reval minum untuk memuluskan rencananya. Sambil menyisir rambutnya ia menatap ke cermin, wajahnya yang cantik, bibirnya yang merah membuatnya terlihat cantik sempurna. Ia yakin Reval akan terpikat dengannya, membayangkan hal itu ia jadi senyam senyum sendiri.

" Malam ini kau akan menjadi milikku Reval. Tidak akan aku biarkan kau lolos dariku, langkahku sudah sejauh ini dan aku tidak akan menerima kegagalan." Gumam Vlori.

Belum juga Vlori beranjak dari tempatnya, tiba tiba lampu padam.

Klek...

" Astaga kenapa lampunya mati? Apa ada pemadaman hari ini?" Monolog Vlori.

Namun tidak lama terdengar seseorang membuka pintu.

Ceklek...

Vlori menatap ke arah pintu, ia melihat sosok berbadan tegap dengan postur tubuh tinggi. Ia yakin sosok itu adalah sosok yang sangat ia nantikan.

" Reval." Vlori berlari menghampiri Reval lalu memeluknya. Aroma maskulin dari tubuh Reval membuat Vlori kecanduan.

" Reval aku takut." Ucap Vlori manja.

Reval hanya diam saja, ia mengelus punggung Vlori lalu menuntun Vlori ke ranjang. Hal ini membuat Vlori tersenyum senang, sepertinya dewi fortuna sedang memihak kepadanya.

Tanpa membuang waktu dan kesempatan, Vlori berbaring di atas ranjang dengan terlentang. Ia menarik Reval hingga menindih tubuhnya.

" Reval." Vlori mengelus wajah Reval dengan lembut.

" Di kesempatan ini aku ingin memberimu sesuatu yang paling berharga dalam hidupku. Aku akan memberikan hidup ini kepadamu, untuk itu lakukan apapun yang kau mau pada tubuh ini. Aku siap menerimanya walaupun hanya sebagai pelampiasan saja." Ucap Vlori dengan nada sensual.

Entah apa yang ada di pikiran Reval saat ini, bukannya menolak ia justru mengikuti permainan Vlori. Ia mengusap lembut wajah Vlori lalu turun ke bibirnya. Melihat bibirnya berwarna merah cerah membuat gairah Reval memuncak. Ia mencium bibir Vlori dengan lembut. Vlori yang mendapat serangan seperti itu langsung mengalungkan kedua tangannya di leher Reval. Tidak hanya diam, Vlori juga membalas ciuman Reval hingga lidah mereka saling membelit. Ciuman ini sungguh ciuman yang memabukkan bagi keduanya.

Cukup lama mereka berciuman hingga tangan Reval mulai bergerilya menelusuri lekuk tubuh Vlori. Vlori yang mendapat sentuhan menggelinjang seperti cacing kepanasan.

" Ah iya di situ Reval! Sentuh bagian itu!" Ucap Vlori menuntun tangan Reval ke salah satu gundukan kembarnya. Vlori semakin mendes@h saat tangan Reval meremasnya. Ada sensasi yang berbeda mengalir ke darah Vlori.

Kini hanya terdengar suara decapan dan des@han Vlori memenuhi ruangan kamarnya. Padahal permainan yang sesungguhnya belum di mulai.

" Reval aku mencintaimu." Bisik Vlori di telinga Reval. Ia menggigit telinga Reval dengan pelan lalu sedikit memainkan lidahnya di sana membuat gairah Reval semakin naik.

Tak kuat menahan gelora dalam tubuhnya, Reval membuka pakaiannya sendiri lalu membuka pakaian Vlori. Kini keduanya sama sama polos dan siap memulai permainan penguras tenaga ini. Seperti pasangan suami istri yang sah, kini keduanya terbalut dalam adegan yang tidak semestinya mereka lakukan. Saling berbagi peluh untuk menggapai sebuah kenikmatan mereka jalani dengan penuh nafsu. Suara des@han dan er@ngan mengiringi kegiatan panas mereka malam ini.

Sinar matahari pagi menyinari seisi dunia ini, hingga masuk ke kamar Vlori melalui celah celah korden tepat mengenai matanya. Ia membuka matanya, ada rasa tidak nyaman yang ia rasakan di bagian pangkal tubuhnya. Bagaimana tidak? Mereka menghabiskan malam hingga jam lima pagi membuat tubuh Vlori terasa remuk redam. Mengingat hal itu, Vlori mengembangkan senyumnya. Jika ia tahu akan semudah ini merayu Reval, akan ia lakukan jauh jauh hari tanpa membuang waktu lebih lama.

Vlori menatap ke samping dimana Reval sedang tidur tengkurap seperti bayi. Vlori mengelus punggung kekarnya sambil membayangkan adegan tadi malam.

" Kau sangat perk@s@ Reval. Aku menyukainya, mulai hari ini kita akan sering menghabiskan waktu bersama. Aku milikmu dan kau milikku." Vlori menyelimuti tubuh Reval lalu ia turun dari ranjang menuju kamar mandi.

Selesai mandi ia keluar menuju dapur membuat susu hangat untuknya. Sampai di dapur ia mengambil gelas di rak sambil bersenandung, ia merasa sangat bahagia mengingat kejadian semalam. Karena terlalu bahagianya sampai ia tidak menyadari sekitar.

" Bagaimana permainanku semalam?" Suara itu mengejutkan Vlori hingga gelas di tangannya jatuh ke lantai.

Prang.....

TBC...

Hayo kira kira suara siapa itu? Nantikan di bab selanjutnya ya...

Miss u all...