NovelToon NovelToon
Ibu Palsu Untuk Anak-anak Ku

Ibu Palsu Untuk Anak-anak Ku

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / BTS / Blackpink / CEO / Percintaan Konglomerat / Ibu Tiri
Popularitas:12k
Nilai: 5
Nama Author: zahra xxx

Victor Winslow, seorang CEO sukses, terlibat dalam kecelakaan tragis saat terburu-buru menjemput anak-anaknya, menabrak seorang wanita yang kehilangan ingatannya dan tidak memiliki identitas. Sementara itu, putrinya Kayla mengalami penurunan kesehatan yang drastis dan menginginkan seorang ibu. Victor, dengan keputusan yang ekstrem, memberikan ingatan dan informasi palsu kepada wanita itu agar bisa menjadi ibu bagi anak-anaknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zahra xxx, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 5

Dengan hati yang masih terasa berat setelah malam yang panjang, Victor melangkah turun tangga menuju ruang makan. Sinar mentari yang masuk melalui jendela menghangatkan ruangan, menciptakan suasana yang agak lebih cerah dari sebelumnya. Keluarganya sudah berkumpul di meja makan, terlihat ramai dengan obrolan yang riang kedua anaknya.

Victor memperhatikan Kayla dan Key, yang meskipun masih terlihat agak marah kepadanya, keduanya asik berbincang satu sama lain dan tidak memperdulikan kedatangan Victor. Ibunya sedang duduk sambil meletakkan sarapan di dua piring kembar. Di sebelahnya, Alisa berdiri dengan senyuman manisnya, wanita itu berjalan kearah Victor.

Namun, Victor tidak begitu antusias menyambut senyuman itu. Alisa berdiri di dekatnya, “Selamat pagi, Victor,” sapanya dengan ramah. Victor, yang masih merasa muak dengan Alisa, lantas ingin segera duduk di kursinya, namun tangan Alisa lebih dulu menahannya.

“Sebentar, Vic, dasimu berantakan,” ucap Alisa sembari mencoba membenarkan dasi Victor. Namun, Victor menepis tangan Alisa yang mencoba menyentuh dasinya,

“Tidak perlu, saya bisa melakukannya sendiri,” ujarnya dengan nada yang sedikit dingin.

"Tapi Vic, aku hanya ingin..." Alisa terdengar berbicara dengan nada sedih sembari mendekatkan tubuhnya kepada Victor. Tatapan matanya penuh harap, mencari pengertian dari pria yang sangat ia cintai dan dambakan.

Namun, Victor, yang merasa tertekan oleh sikap manja dan melewati batas dari Alisa, merasa kehilangan kesabaran. Dia merasa muak dengan wanita kecentilan seperti Alisa yang tampaknya tidak memahami batasan-batasan pribadi.

"Menjauhlah dariku, sialan!" teriak Victor dengan suara yang penuh kemarahan, sementara ia secara kasar mendorong Alisa ke belakang.

Wanita itu terjatuh dengan keras ke lantai, wajahnya mencerminkan rasa sakit dan kekecewaan yang mendalam. Dia duduk di lantai, mencoba menahan tangisnya agar tidak pecah di hadapan semua orang yang sedang menyaksikan drama mereka.

Semua mata kini tertuju pada mereka. Alisa menundukkan kepalanya, merasa malu dan hancur karena perlakuan kasar yang dia terima. Melihat kejadian itu, Victoria tidak bisa menahan amarahnya.

"Apa yang kau lakukan, Victor? Apakah seperti ini yang aku ajarkan padamu? Berbuat kasar seenaknya kepada wanita?" bentak Victoria dengan suara yang keras, matanya memancarkan kemarahan yang meledak-ledak. Dia merasa sangat kecewa dengan tingkah laku Victor yang tidak terkendali.

Victor terdiam mendengar omongan ibunya, wajahnya mencerminkan campuran antara kesal dan kebingungan. Pria itu berdiri diam, mengengam tangannya dengan kuat, mencoba menahan diri agar tidak meledak dalam kemarahan.

“Victor, apa kau tak punya mulut? Jawab aku sekarang, siapa yang mengajarimu seperti ini?” ujar Victoria dengan suara yang tegas, menatap tajam ke arah putranya.

Victoria kemudian berjalan mendekati Alisa dan membantunya berdiri. “Tidak apa-apa, Ibu. Victor tidak salah kok. Aku yang sudah menganggunya,” pungkas Alisa sembari memasang wajah sedihnya, berharap agar ibu Victor merasa iba padanya.

Kedua anak Victor, Kayla dan Key, saling memutar mata mereka ke atas, menunjukkan bahwa mereka sudah terbiasa dengan drama yang sering kali diciptakan Alisa. Wanita ini memang suka menciptakan situasi yang dramatis dan seringkali mengganggu ayah mereka. Bahkan, Kayla sudah tidak bernafsu makan lagi, makanan saja menolak masuk ke mulutnya karena suasana yang terasa tegang.

Key, yang paham dengan gerak-gerik Kayla, lantas mengambil tasnya dan tas Kayla. “Nenek, kami pergi dulu,” ujar Key sembari membantu Kayla bangkit dari bangku duduknya.

Atensi Victoria teralihkan kepada kedua cucunya saat matanya melihat punggung mereka menjauh dari ruang makan. Suara tegasnya memotong keheningan, “Anak-anak, kalian bahkan belum menyentuh sarapan kalian!” teriak Victoria, namun tampaknya teriakan itu hanya diabaikan oleh kedua anak itu.

Terdengar suara tajam Kayla dari kejauhan, nada suaranya penuh dengan sindiran. “Kami tidak ingin satu meja makan dengan pengemis seperti Alisa. Dan, ah, kalau dia mau makan saja jatahku!” teriaknya, suaranya menciptakan gelombang kecil yang merambat di ruang makan yang tegang.

Semua mata langsung tertuju pada Kayla yang berdiri di ambang pintu keluar ruang makan, wajahnya dipenuhi dengan ekspresi kegeraman. Key, yang berada di sisinya, mencoba menenangkan adiknya dengan tatapan lembut, namun Kayla sudah terlanjur melontarkan kata-kata yang menusuk.

Alisa, yang merasa tersudutkan dengan kata-kata Kayla, hanya bisa menundukkan kepala dengan perasaan malu dan sedih yang menghiasi wajahnya didalam hatinya ia sudah menyebutkan sumpah serapah kepada kayla.

Victoria, yang juga tersentak dengan ucapan Kayla, segera mengambil alih situasi. Dia mencoba menenangkan suasana dengan suara yang tenang namun tegas.

“Kayla, Key, itu cukup. Kita tidak perlu membuat suasana semakin tegang dengan ucapan yang tidak pantas,” ujarnya, mencoba mengembalikan kedamaian di ruang makan.

Victor hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala melihat sikap anak-anaknya. Dia tahu betul bahwa kedua bocah itu juga sudah muak dengan tingkah Alisa yang selalu seenaknya. Pria itu melihat kedua piring anaknya yang masih bersih tanpa sentuhan makanan sedikit pun.

 “Mereka bahkan belum menyentuhnya sama sekali,” ujarnya dalam hati, merasakan keprihatinan yang mendalam terhadap keadaan keluarganya.

Kedua anak itu sudah berjalan masuk ke dalam mobil mereka dan meninggalkan mansion, meninggalkan ruang makan yang sekarang hanya dihuni oleh Victor, ibunya, dan Alisa yang berdiri diam.

Victoria mendudukkan kembali tubuhnya di kursi meja makan, juga menyuruh pelayan untuk membereskan piring makanan kedua anak kembar itu. Sementara itu, Alisa duduk di meja makan dengan ekspresi yang campur aduk antara kecemasan dan tidak tahu malu.

“Lihatlah, Victor. Ini kenapa aku menyuruhmu cepat-cepat mencari istri. Agar anak-anakmu tidak memiliki sifat buruk dari mantan istrimu itu. Wanita itu meninggalkan bekas yang buruk kepada anak-anakmu,” ujar Victoria dengan nada geram, mengungkapkan ketidakpuasannya terhadap mantan istri Victor.

Mendengar itu, Victor mengeraskan rahangnya, ekspresinya mencerminkan ketidaksetujuan. Sekarang, dia mulai memahami alasan di balik sikap anak-anaknya yang enggan makan di rumah ini. Bahkan dia sendiri sekarang merasa tidak memiliki nafsu untuk makan.

“Cukup, Ibu. Jangan sebut istriku,” tegaskan Victor dengan nada tajam sebelum melangkah pergi meninggalkan ruang makan. Suaranya menggema di ruangan yang sunyi.

“Victor, kamu tidak sarapan dulu, nak?” tanya Victoria, tetapi suara langkah Victor yang semakin menjauh adalah satu-satunya jawaban yang dia terima.

“Anak itu benar-benar. Karena itulah aku kusuruh dia segera menikah lagi. Apa susahnya sih melupakan wanita itu,” ujar Victoria kesal, ekspresinya mencerminkan kekecewaan yang dalam terhadap mantan menantu.

“Sudahlah, Ibu. Makan saja. Aku yakin suatu hari nanti Victor bisa menerima ku,” ujar Alisa dengan percaya diri, mencoba menghibur Victoria dan meredakan ketegangan yang ada.

Victoria menghela nafas panjang, mencoba menenangkan diri setelah percakapan yang penuh emosi tadi. Dia tahu bahwa masalah antara Victor, Alisa, dan anak-anaknya tidak bisa diselesaikan dalam semalam.

Alisa meskipun merasa kesal kerena tidak bisa sarapan dengan victor pagi ini, ia tetap mencoba untuk menahan diri agar ibu victor tidak mencurigainya. Dia mulai menyantap makanannya dengan perlahan, mencoba menciptakan sedikit suasana yang tenang di antara mereka.

Beberapa menit berlalu dalam keheningan yang terasa terlalu berat. Victoria menatap Alisa dengan tatapan yang penuh pertanyaan. “Alisa, apakah kau yakin bisa menghadapi semua ini?” tanyanya dengan suara yang rendah.

Alisa mengangguk dengan mantap, meskipun hatinya juga dipenuhi dengan keraguan dan kecemasan. “Aku akan mencoba yang terbaik, Bu. Aku ingin dekat dengan Victor dan anak-anak,” jawabnya dengan suara lembut.

Victoria mengangguk mengerti, namun dia juga merasa sedih dengan keadaan yang rumit ini. Dia ingin keluarganya bisa kembali harmonis seperti dulu, tanpa adanya ketegangan dan pertentangan yang terus menerus.

1
FeVey
wah... wah.... gak bahayata...??? ternyata victor punya niatan menjadikan korban kevelakaan mnjdi istrinya.... /Shy/
Dedi Aljufri
baru baca tp cerita nya buat penasaran .. . semangat Thor 😊
Dede Dedeh
okk masih nyimak!!
Anita Jenius
1 iklan buatmu
Mắm tôm
Mantap banget nih thor, jangan berhenti menulis ya!
Keyla: makasih, tenang aja gk bakalan berhenti
total 1 replies
Ryner
Ceritanya bikin nagih thor, terus lanjut ya!
Keyla: makasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!