NovelToon NovelToon
Meraih Mimpi

Meraih Mimpi

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Keluarga / Persahabatan
Popularitas:6.3k
Nilai: 5
Nama Author: isha iyarz

" Tapi sekarang kamu jauh dari abang. Siapa yang melindungimu kalo dia kembali merundung? " Arya menghela napas berat. Hatinya diliputi kebimbangan.
" Kalo dia berani main tangan pasti Diza balas, bang! " desis Diza sambil memperhatikan ke satu titik.
" Apa yang dia katakan padamu? " Arya menyugar rambut. Begitu khawatir pada keselamatan adiknya di sana. Diza menghela napas panjang.
" Mengatakan Diza ngga punya orang tua! Dan hidup menumpang pada kakeknya! " ujarnya datar.
" Kamu baik-baik saja? " Arya semakin cemas.
" Itu fakta 'kan, bang? Jadi Diza tak bisa marah! " pungkasnya yang membuat Arya terdiam.
Perjuangan seorang kakak lelaki yang begitu melindungi sang adik dari kejamnya dunia. Bersama berusaha merubah garis hidup tanpa menerabas prinsip kehidupan yang mereka genggam.
Walau luka dan lelah menghalangi jiwa-jiwa bersemangat itu untuk tetap bertahan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon isha iyarz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6

Waktu terus melesat tanpa terasa. Diza sudah menerima ijazah SMP dua hari lalu. Mengulang memori tiga tahun sebelumnya, Arya mengajaknya makan di sebuah pondok terapung di tepian sungai. Menikmati ikan bakar berdua.

Diza menatap kakaknya yang sempat termenung sebelum pesanan mereka tadi tiba. Hatinya ikut berdenting sedih. Dan dia bisa memastikan kakaknya sedang mengingat masa lalu. Kakek Dirga.

" Kakek dan nenek pasti sangat bangga sama kamu, dek! Pintar, selalu juara! " Arya menatap adiknya lembut. Diza tersenyum.

" Dan kado terindah itu saat Diza bisa daftar ke SMK Satya, bang! Terima kasih! " Diza meraih tangan kakaknya. Mencium penuh haru. Arya mengangguk.

" Kamu juga bekerja keras setahun terakhir, dek! Abang tau kamu niat banget mau sekolah kesana. Menanam dan menjual bunga lebih banyak, membantu jualan kak Melati, bekerja paruh waktu di laundry ibu Indri. Kamu terbaik! Abang bangga! " Arya mengacak rambut adiknya penuh sayang.

" Apa abang mau kuliah? Universitas terbuka seperti yang kak Melati bilang kemarin itu? " Diza menatap penuh rasa ingin tahu.

" Niat ada. Tapi nanti saja soal itu. Entah kalo kamu udah selesai tiga tahun ke depan. Kita bisa sama-sama kuliah " Arya menghentikan sejenak menguliti ayamnya.

" Tapi menunggu Diza selesai abang bisa ketuaan daftar kuliah! " remaja itu menatap tak suka. Arya tertawa.

" Kamu siap kembali makan ikan asin setiap hari? " ujarnya dengan tawa yang masih mengekeh. Diza memajukan bibir.

" Ngga papa makan sayur setiap hari dari kebun abang. " sahutnya yakin.

" Jadi popeye? " Arya meledek. Diza tertawa pelan. Memorinya masih merekam setahun setelah kepergian mereka dari panti. Tidak tentu bisa makan setiap hari. Tangan kecil Arya yang hanya bisa bekerja semampunya membawa sedikit makanan yang selalu dibagi dua.

Diza tak mengeluh. Kepala anak-anaknya dipaksa memahami semua sedini mungkin. Sungguh dia tahu sebesar apa perjuangan kakaknya. Bukan Arya tak bisa bekerja lebih keras, namun karena dia masih dibawah umur rata-rata orang yang didatanginya menolak tenaga kakaknya itu.

" Melamun apa, sih? " Diza terkejut saat wajahnya didekati Arya dengan jari menjentik. Gadis itu mengusap wajah.

" Ngga apa-apa, bang! Hanya selintas saat menunggu abang pulang kerja dirumah tua itu " Diza tersenyum kecil. Arya mengangguk.

Seperti adiknya, ingatan itu tak mungkin bisa lekang dari kepalanya. Namun Arya selalu mendidik dirinya agar senantiasa bersyukur. Apa pun keadaan yang dialaminya.

" Gantian abang yang ngelamun " gumanan Diza sempat mampir di telinganya. Arya tersenyum.

" Emang kamu ngomong sesuatu? " Arya menoleh adiknya.

" Diza selalu ingin nanya tentang ibu " wajah remaja tanggung itu cemas.

" Kita punya poto ibu 'kan? " Arya meraih gelas minumannya.

" Apa wajah ibu tetap sama? " gumam Diza seolah bicara dengan dirinya sendiri. Arya hanya diam.

" Abang ngga punya poto ayah yang lain? " Diza tiba-tiba menatap kakaknya antusias.

" Satu itu aja. Abang simpan biar kamu setidaknya tau bahwa pernah ada laki-laki yang kita panggil bapak. " Arya menghela napas panjang. Melegakan perasaannya agar lebih tenang.

Mengingat lelaki dengan tampang rupawan yang telah membuatnya terpisah dengan sang ibu selalu membuat lubang baru dihatinya. Lubang-lubang penuh benci yang diam-diam dia sembunyikan dalam laku terbaik selama membersamai adiknya.

Dia menyimpan selaksa luka yang tak ingin dibagi dengan Diza. Walau dia tahu, sebesar itu pula rasa ingin tahu dibenak sang adik.

" Sudah lama berselang, Diza udah dewasa, bang, tapi abang masih enggan bercerita tentang keluarga kita. " gadis yang membiarkan rambutnya tergerai itu menatap Arya penuh tuntutan.

" Dewasa? Baru beberapa bulan lalu minta duit beli pembalut " Arya berseloroh. Dia ingin menghindar. Diza kembali cemberut.

" Abang, ih! Ngga usah ngeles! Cerita sekarang semuanya! " Diza menepikan piring kosongnya juga gelas ke kiri meja.

" Emang kamu mau cerita yang mana dulu? " Arya menggoyang gelas esnya pelan. Jantungnya mulai berdetak cepat.

" Ehm, mengapa kita tinggal di panti jika masih ada bapak? Apa nenek tidak kasihan melihat kita tinggal di tempat kayak gitu? Kita punya bibi dan paman ngga? Juga keluarga dipihak ibu? " Diza melipat kedua tangannya di meja. Menanti penuh semangat cerita itu. Ini saatnya dia tahu kebenarannya.

Arya menarik napas panjang. " Tak ada keluarga dari pihak ibu sejak abang bisa mengingat. " Arya menyesap isi gelasnya hingga habis. Meraih pipet dan memainkannya.

" Ayah punya dua kakak perempuan. Anak-anak mereka, nenek. Dah itu aja " Arya membuang pandangan keluar pondok. Ada beberapa meja kosong di dekatnya. Dan mata elang milik Arya menangkap siluet Melati diujung pondok sebelahnya.

Hatinya berdebar senang. Sesaat. Namun dia segera menunduk. Ada banyak pr yang harus dia selesaikan saat ini. Termasuk pertanyaan-pertanyaan Diza yang kian bertalu merongrongnya.

" Cerita apa ini, bang? " Diza melipat kedua tangannya dengan raut kesal.

" Ya, cerita tentang keluarga yang kamu ingin taulah! " sahut Arya cepat.

" Kalo cuma secuil daftar keluarga ngga jelas itu Diza bisa menemui orang di kantor Capil! Atau orang di kelurahan. Dengan nama tetangganya mereka pasti punya! " ketus Diza menahan sebal.

Arya tersenyum miring. Wajah Diza yang memerah membuatnya ingin tergelak. Remaja itu memang tak mudah memperlihatkan kesedihannya. Mungkin belajar darinya. Tapi dia gadis yang terbuka jika sedang marah. Begitu mudah menilainya yang jadi berapi-api.

" Kamu mau ke kota lagi? " Arya menopang dagu. Tatapannya yang sendu membuat adiknya kian gemas.

" Abang ngga cerita mengapa ibu meninggalkan kita! Juga sebab kita tinggal di panti! " Diza mengeluh.

Arya jadi kasihan melihat mata lentiknya mendadak kuyu. Namun sesungguhnya dia sedang berperang dengan hatinya sendiri. Dia membenci ayah dan keluarganya. Dia ingin memberitahu Diza bagaimana kejam perlakuan mereka.

Namun disisi lain dia tak ingin mengotori hati adiknya dengan kebencian itu. Dia ingin Diza tumbuh dalam pengaruh yang baik. Seperti saat sikap anak-anak Dirga menghina mereka. Diza hanya menatap tak peduli Beyna yang menunjuknya dengan sengit dulu.

Tak ada benci dan sakit hati yang terbaca di wajah adiknya. Karena dia sendiri yang mendidik untuk melihat kebaikan Dirga dan istrinya saja. Bukan fokus pada kesalahpahaman Beno dan adiknya.

" Bapak menceraikan ibu dan menikah dengan wanita lain. Ibu dipaksa keluar negeri bekerja jika ingin melihatmu tetap hidup. Dan istri baru bapak, juga nenek, tak ingin ada anak-anak ibu bersama mereka lagi. " Arya memilih kata-kata itu sependek mungkin.

Susah payah bicara tanpa harus menyudutkan lelaki yang mereka panggil bapak. Namun nyatanya kilatan sakit hati sempat membayang dimata adiknya. Arya merasa bersalah.

Mereka terdiam cukup lama. " Ayo, kita pulang! " Arya menumpuk piring kotor ke tengah meja. Diza masih diam dengan wajah mendung.

" Diza pengen ketemu ibu! " cicitnya menahan tangis. Arya mengangguk.

" Untuk itulah kamu harus sekolah setinggi mungkin. Ada banyak hal yang bisa kamu lakukan jika abang tak mampu mengembalikan ibu untuk kita! " Arya menatap adiknya dengan mata bersorot sejuta harapan.

Mereka beranjak meninggalkan pondok yang air sungainya mengalir tenang di bawah sana. " Diza selalu mengirim doa untuk kebaikan ibu dimana pun dia berada! " remaja itu memeluk sebelah lengan kakaknya sebelum lelaki itu menuju kasir.

Arya mengangguk. " Jangan lupa pake jilbab mulai sekarang, dek! " sapaan lembut Arya yang memanggil nama kecilnya selalu membuat Diza tak bisa membantah. Walau berat, dia menganggukkan kepala.

" Kita belanja kerudung nanti! " kalimat sakti itu sukses membuat pipi Diza memerah. Dia mengangguk cepat sekali. Belanja selalu jadi obat terbaik bagi gundah seorang wanita.

1
Iza Kalola
Ada lucunya juga padahal jantung lagi dag dig dug mikirin Diza...😃
Iza Kalola
nenek lucnut, 😡🔥
Iza Kalola
Akhirnya mulai terungkap dalangnya.
Iza Kalola
Rekomendasi untuk cerita ini. keren kerenn bangeet
Iza Kalola
makin tegang, makin seru. /Smile//Determined//Kiss/
Pecinta Bunga
Wah, bakalan bertemu nih Arya dan Segara dengan Tama. Mereka memang harus bersatu supaya bisa menyelamatkan Diza
Pecinta Bunga
Wah, bakalan ketemu Arya Segara dan Tama. Mereka memang harus bersatu supaya bisa menyelamatkan Diza
Dhedhe
deg²an bacanya ..ikut berimajinasi 🤭🤭
Iza Kalola
wow woww... sport jantung..🫠
Iza Kalola
penuh misteri 🫠
Aisha Lon'yearz
thanks dukungannya, kaka
Iza Kalola
cukup menegangkan dan aku suka cerita yang seperti ini... semangat thor, masih nungguin kelanjutan ceritanya./Determined/
Iza Kalola
keren, semoga makin banyak yg baca karya ini. semangat selalu author/Determined/
Aisha Lon'yearz
makasihhh 😊
Jasmin
lanjut Thor
Jasmin
aku suka, aku suka... gaya bahasa yg enak dan gak bisa di lewatkan per kata 🥰
Jasmin
mantap Thor
Jasmin
Arya 💥
Jasmin
keren Thor ..
Jasmin
keren
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!