"Kau tidak bisa pergi dariku, mana mungkin aku melepasmu setelah aku bisa merasakan hasratku bangkit, kau tidak bisa hanya datang karena ingin merasakan kepuasan! Selena Agatha." Lirih Bentley Leister.
Selena Bianca Agatha seorang mahasiswi cantik berumur (22 tahun) ia terkejut tat kala orang yang begitu ia kenal dan sudah beristri menanyakan hal dewasa yang belum pernah ia rasakan sebelumnya baik dia maupun pria tersebut.
Di samping itu keanehan terjadi pada pria tampan berkuasa yaitu Bentley Max Leister (32 tahun) dimana hasrat bercintanya malah membara ketika bertemu dengan adik dari sahabatnya sendiri yang seharusnya ia rasakan bersama sang istri.
.
.
Lantas bagaimana hubungan Bentley dan Selena ke depannya? dan apakah Ben mampu menahan gejolak pada dirinya yang ia anggap bermasalah?
SIMAK KISAH LENGKAPNYA>>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dilla_Nurpasya_Aryany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 18
Dirasa jika lebih lama seperti itu akan melewati batas dan benar-benar menyiksa Ben, Ben mengangkat tubuh Selena meletakkannya di kursi sebelah.
Tanpa bicara lagi Ben meninggalkan Selena di ruangan itu sendirian.
Selena terdiam menatap punggung bidang Bentley hingga hilang dari pandangan, wanita cantik itu menghela nafas panjang.
Hanya karena ingin membuktikan milik Ben bereaksi kepadanya, sampai-sampai dia tersiksa begitu untungnya Ben masih dapat menahan diri.
Tayangan film dewasa masih berlangsung, Selena dibuat gusar dan malu sendiri karena sudah sejauh ini.
Selena menutup malu wajahnya, apalagi dia tiba-tiba tadi naik ke atas pangkuan Ben dan merasakan kembali benjolan itu.
Tak bisa bohong sebenarnya Selena merasakan sensasi lain, seperti ingin terus lama-lama di atasnya apalagi dekapan Ben yang menyatukan tubuh keduanya tanpa celah. Nyaman dan nagih.
"Sudah-sudah Sel! tahan pikiranmu kita terikat karena kesepakatan, kau juga tahu dia sudah memiliki seorang istri." Ujar Selena, ia tak akan semudah itu percaya jika Bentley telah cerai sebelum dapat kabar dari orang lain atau orang terdekat.
Sementara itu..
Di kamar mandi
Bentley ngos-ngosan setelah menenangkan miliknya, jika tidak seperti ini maka kepalanya akan begitu pening.
"Bisakah jangan terlalu brutal? masih banyak perjalanan untuk bisa mendapatkan wanita itu." Lirih Ben pada miliknya.
Pria tampan itu menatap wajah tampannya di cermin, Ben teringat kembali saat Selena berani naik ke atas pangkuannya. Jika diingat-ingat Selena tampak nyaman saat berpelukan dengannya, Ben mengangkat sudut bibir ia tersenyum. "Masih banyak hal lain yang perlu kau coba anak kecil!."
Di ruang tamu..
Selena tidak menemukan Ben hanya tas kerjanya saja, wanita itu celingak-celinguk mencari keberadaan Ben.
Pintu kamar mandi ruang tamu terbuka, keluarlah Ben yang berjalan ke arahnya.
Selena melemparkan senyuman canggung, sejak kejadian tadi Selena merasakan canggung pertama kalinya. "Om mau langsung pulang?."
"Kenapa? mau menindih ku lagi?."
"Om!..." Selena celingak-celinguk takut ada pembantu yang dengar. "Aku tidak menindih mu!."
"Ya menyudutkan ku dan tidak bertanggung jawab!."
Selena menggaruk kepala tak gatal. "Tidak lagi deh, maafkan aku."
"No! lakukan saja untuk memberi makan rasa penasaran mu jangan kasihan kepada ku itu tak perlu." Timpal Ben.
Selena bingung mau menjawab apa lagi.
"Ingat pahami map itu aku bisa kapan saja menguji mu anak kecil!." Lanjut Ben seraya mengambil tas kerjanya.
"Oke." Balas Selena menyanggupi.
"Aku pergi."
"Iya."
Selena mengantar Ben ke depan, melihat pria itu melaju dengan mobilnya meninggalkan rumah.
Setelahnya Selena masuk ke dalam untuk siap-siap menuju rumah sakit, melihat keadaan kak Indah yang sedang melakukan persalinan.
Sekitar 20 menit di perjalanan, akhirnya Selena sampai di rumah sakit.
Tangis haru dan bahagia bercampur jadi satu, cucu pertama Martin telah lahir ke dunia dengan jenis kelamin laki-laki sempurna tanpa kekurangan apapun.
Kebahagiaan menyelimuti dua keluarga itu, Selena terharu belum pernah melihat keluarganya sebahagia ini.
"Keponakan bibi tampannya." Selena gemas menciumi bayi itu tanpa henti.
"Sayang jangan berlebihan." Khawatir Bella takut digigit saja.
"Tidak lah ma aku sangat suka wanginya, dedek nya, semuanya!." Timpal Selena yang kesenangan.
"Cepat bikin makanya!." Ujar Ricky.
"Kapan-kapan saja."
Sementara yang lain melihat itu tertawa.
"Siapa namanya?." Tanya Selena.
"Iya namanya nak apa kau sudah mempersiapkan?." Timpal mama Asri besan mama Bella.
Ricky dan Indah saling tatap, Indah tersenyum dan mengangguk.
"Zayyan Athalla Martin." Ucap Ricky. "Ya Zayyan putraku."
Semuanya tersenyum bahagia menyambut kedatangan baby Zayyan.
.
Mansion Bentley
Di hadapan Ben dan juga Monica serta kedua orang tuanya, Tyla sujud dengan isak tangisnya yang memilukan setelah bukti perselingkuhannya selama ini diperlihatkan.
Tidak ada yang bersuara apalagi Ben, kedua orang tuanya tentunya malu dan tak menyangka jika putrinya akan melakukan itu.
"Ma maafkan aku..." Tyla meraih kaki Monica. "Aku melakukan ini karena nafkah batin ku tak pernah dipenuhi Ben sama sekali."
Melihat putrinya seperti itu, Dirga mengangkatnya. "Sudah tetap saja kau salah tidak bisa menahan diri."
Tangis Tyla semakin menjadi. "Gak pah aku gak bisa!."
"Tyla!." Bentak Dirga, ia sudah kehilangan muka di depan Monica apalagi Bentley.
Monica menghela nafas panjang, tentunya ia begitu kecewa. "Aku memaafkanmu Tyla."
Tyla tampak excited. "Ha? benarkah ma?."
"Dengan syarat tandatangani surat perceraian ini, maka kalian resmi bercerai secara agama dan negara!." Lanjut Monica tak mau basa-basi lagi.
Tyla terdiam. "Apa tidak ada harapan lagi Ben?." Tanyanya dengan suara gemetar.
"Tandatangani!.." Datar Bentley.
Tyla semakin terisak, kedua orang tuanya mengangguk. Akhirnya mau tak mau dengan amat berat hati Tyla menandatangani surat perceraian itu.
.
TBC
Sebelum lanjut ingat! tinggalkan jejaknya ya😉🤗
kekurangannya menurutku pemilihan kata2 yg kurang sesuai dengan makna kata itu sendiri. bahasanya juga....😶🌫️
love sekebon deh