Legenda Pedang (Mata Dewa)

Tiga orang pembunuh bayaran perlahan mendekati seorang lelaki yang tengah menahan Shi Lin. Semakin membuatnya berada dalam sudut ruangan, tak ada celah untuk melarikan diri. Kecuali jika dia benar-benar nekat untuk merusak dinding kedai dan lari sekencang-kencangnya.

Namun melakukan hal tersebut hanya akan membuat tiga pembunuh bayaran ini leluasa mengejar. Wang Xi, laki-laki itu sudah mencoba berlari di ruang terbuka, sayangnya mereka bertiga sangat cepat. Pada akhirnya dia memutuskan untuk masuk ke dalam kedai dan menangkap Shi Lin sebagai sandera.

“Berhenti mendekat!” Dia semakin mengancam hingga ujung runcing pisaunya semakin mengikis kulit leher Shi Lin.

“Berhenti di sana, biad*b!” Jiu Ruo yang mulai naik pitam segera menendang bokong Wang Xi dari belakang, lalu menarik tangan Shi Lin saat lelaki itu lengah.

Jiu Ruo kemudian mengajak Shi Lin untuk berlari, menjauh dari sana. Tapi, mereka malah dicegah oleh seorang perempuan aneh yang sepertinya penyuka sesama jenis. Wanita ini berpenampilan layaknya pria.

“Kalian mau kemana? Tetaplah di sini. Gadis cantik, kau adalah milikku!” Dia menjilat bibirnya, menatap penuh nafsu Shi Lin. Bahkan sebelah tangannya telah bergerak hendak memegang buah dad* Shi Lin.

Jiu Ruo segera menepis tangan wanita itu, dan menyembunyikan Shi Lin di belakangnya.

“Jangan berani kau menyentuh Nona Shi.”

Ancaman Jiu Ruo berhasil membuat wanita tadi menampakkan ekspresi kesal. Dia sangat tidak senang dengan Jiu Ruo.

“Kau pria busuk, mati saja!” Kuku panjangnya bergerak cepat, nyaris menusuk mata Jiu Ruo. Beruntung sebuah tangan lain dengan cepat menahannya.

“Eits, laki-laki tampan ini adalah bagianku. Dia adalah kekasihku, jangan berani menyentuhnya!”

Jiu Ruo dan Shi Lin bergidik ngeri, sepertinya dua orang ini benar-benar memiliki kelainan siksual.

“Cih, Dasar Para Pelangi. Bunuh saja dua orang tidak berguna ini jika kalian tidak bisa menangkap Wang Xi itu!” Seorang pria yang tampak normal mulai jengkel dengan tingkah dua saudaranya itu.

“Hihihi, Wang Xi sudah tidak bisa kabur. Kau bisa menangkapnya sendiri, bukan? Lalu biarkan kami menangkap dua orang ini!” Wanita itu mendekat, dengan tatapan penuh nafsu ke arah Shi Lin, tangannya terulur mencoba untuk menyentuh wajah Shi Lin.

Sayangnya, wanita itu malah terkejut saat mendapati sebuah pedang dengan cepat memotong lengannya. Bahkan dia sendiri tidak bisa menyadari pergerakan pedang itu.

“A-apa ini? Mengapa—?”

Pusat perhatian sontak teralihkan pada sosok pemuda yang tengah duduk santai, menyesap teh wangi. Pedang itu bergerak dan berhenti tepat di sampingnya.

“Kau, bagaimana bisa?” Shi Lin melebarkan mata kala mengenali betul corak dari pedang itu. Tidak lain dan tidak bukan milik Lin Hao.

Lelaki itu tidak peduli, dan hanya melanjutkan aktivitasnya.

“Hmm, habis!” ucapnya dengan intonasi dibuat kecewa kala tetesan terakhir teh berhasil lolos dalam kerongkongannya. Lin Hao kemudian bangkit dan menatap tiga pembunuh bayaran tersebut. Lalu pandangannya terfokus pada Wang Xi.

“Di–dia adalah Sang Legenda. Dia telah kembali!” Wang Xi refleks berteriak kala menyadari pemuda yang baru saja berdiri itu adalah anak kecil yang tujuh tahun lalu mengalahkan Para iblis.

“Tidak, dia adalah penipu. Dia telah mencuri pedang Sang Legenda!” Shi Lin menyangkal, tak terima identitas Lin Hao disematkan oleh penipu bermata emas itu.

Sementara itu, Lin Hao malah mengernyitkan dahi. Lelaki ini memiliki penglihatan yang jeli, bahkan bisa menebak identitasnya dengan baik.

“Lalu mengapa jika dia adalah Sang Legenda? Dia tidak akan hidup beberapa detik ke depan!” Wanita tadi yang masih tidak terima dengan lengannya maju menyerang. Saat ini dia sangat yakin dengan kemampuannya. Dia sudah mengalahkan dan membunuh ribuan musuh dengan berbagai teknik licik miliknya. Dia yakin, pemuda di hadapannya ini tidak akan bertahan selama lima detik.

Sementara dua saudaranya juga segera menyusul, mereka menyerang Lin Hao dengan taktik membunuh mematikan. Taktik ini yang membuat nama mereka terkenal dan masuk dalam daftar pembunuh bayaran yang paling ditakuti oleh orang banyak di dua kekaisaran.