NovelToon NovelToon
Eternal Fog

Eternal Fog

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Action / Sci-Fi / spiritual / Sistem / Persahabatan
Popularitas:830
Nilai: 5
Nama Author: Chira Amaive

Kabut berbahaya yang disebut dengan Eternal Fog kerap kali menyerang kota. Tingkatan berbahaya dan jenis yang ditimbulkan kabut tersebut berbeda-beda. Ada beberapa warna yang membedakan jenis-jenis kabut tersebut. Ada pun penyebab Eternal Fog adalah semburan napas dari monster yang disebut Strano dan menghuni area di luar kota yang disebut Danger Mori. Oleh karena itu, keamanan kota dijaga oleh para Occhio. Sebutan untuk para pembasmi Strano dan Eternal Fog.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chira Amaive, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 28 Pecundang

Dean dan Archie bertemu di titik bagian timur. Titik di mana tidak seorang pun bertarung di sana. Sedangkan keduanya telah selesai membasmi strano di bagian masing-masing.

"Sial, pantas saja gelang ini masih saja berkedip-kedip." Dean berseru kesal.

Tanpa basa-basi, keduanya menyisir seluruh tempat di sana untuk mencari strano. Belasan menit, masing-masing telah membunuh lima ekor.

Zing zing zing!

Zing zing zing!

Suara pedang kedua occhio kuat itu beradu. Menit-menit berikutnya. Sampai pada akhirnya gelang tipis mereka telah berubah hijau. Lantas terduduk untuk menyeka keringat. Strano di bagian timur bahkan lebih banyak dibandingkan bagian tempat mereka sebelumnya.

Lantas melemparkan penyedot eternal fog. Maka hilanglah semua kabut itu.

"Kenapa kamu masih di sini? Biasanya juga langsung pergi tanpa pamit." Dean bertanya heran.

"Aku sedang malas berjalan."

"Ah, kau mengkhawatirkan dua occhio lemah itu."

"Satunya memang lemah. Tapi satunya lagi jangan remehkan dia."

Dean terkekeh dengan jawaban Archie. Kemudian lelaki itu hendak melepaskan occhio mask karena dia memang paling tidak tahan memakai penutup mulut dan hidung itu. Namun, bersamaan dengan itu Archie menyadari sesuatu yang aneh terjadi. Lantas, ia buru-buru menepis tangan Dean yang hendak melepaskan occhio mask itu. Dean hendak marah, namun tak jadi karena ia mengetahui apa yang membuat Archie terlihat panik. Gumpalan kabut kembali muncul dari arah barat.

Keduanya segera berlari menuju lokasi. Di sanalah tempat Ginela dan Shiroi berada.

Tak perlu waktu lama untuk menemukan dua orang itu. Mereka terlihat tidak baik-baik saja. Terutama Ginela. Ia mati-matian melindungi Shiroi walaupun sambil mati-matian memakinya karena perempuan itu penuh keraguan ketika menyerang strano. Alhasil, kini tubuhnya benar-benar hampir penuh dengan warna merah.

"Ginela!" Archie berseru panik tanpa memedulikan Shiroi. Bahkan Shiroi sampai terjatuh karena ia menyelip di antara dua perempuan itu.

"Hei, dari mana datangnya kabut ini. Sedangkan gelang bodoh ini tidak menampakkan kelip-kelip merah." Dean berkata.

Shiroi bangkit seorang diri. Ginela telah memarahiku. Archie juga hanya peduli pada Ginela. Dean tidak bisa dihadapkan apa pun. Jadi, ia merasa dirinya begitu terluka dengan keadaan itu. Walau Ginela terluka jauh lebih parah. Tapi ia juga merasakan sakit. Apalagi dibumbui makian yang tak berujung itu.

"Apa yang terjadi, Senior? Bukankah kita harusnya pulang sekarang?" tanya Ginela. Menahan rasa sakit yang semakin mencekik.

"Entahlah. Tidak ada yang bisa dilawan di sini. Semua strano telah dikalahkan." Archie menjawab.

Dean mengernyitkan dahi. Ia baru pertama kali melihat sikap Archie yang seperti itu. Biasanya, gadis itu hanya menatap datar siapa pun dan cuek tanpa menampakkan kepedulian apa pun. Tapi, lain halnya ketika ia melihat kondisi memprihatinkan Ginela.

Dean melemparkan lagi tabung penyedot kabut. Berhasil. Namun, sesaat kabut itu muncul lagi dari tubuh strano yang telah mati itu. Padahal, kepalanya sudah tak ada.

Lelaki itu melangkah maju setelah mengetahui sumber kemunculan eternal fog. Archie menatap lekat dari jarak beberapa meter. Masih sambil memegang Ginela. Tak lama, strano itu bergerak.

"Mundur!"

Reflek Dean mundur sambil bersiap mengayunkan pedang.

Zing zing zing!

Srettt!

Dean berhasil melukai tubuh strano namun ia juga terkena sebetan lengan tajam strano itu hingga mengalami luka cukup dalam.

Archie melepas Ginela dan menyusul tempat Dean untuk membantunya. Archie pernah melawan strano yang seperti itu sebelumnya. Jadi, kali ini ia lebih siap untuk melawan yang seperti itu untuk yang kedua kalinya. Apalagi bersama Dean, ia lebih mudah lagi untuk mengalahkannya. Walaupun tetap tidak bisa disebut mudah.

Akhirnya berhasil dikalahkan. Namun, dua ekor lagi bangkit dari belakang Ginela dan Shiroi.

Wushhh!

Wushhh!

Archie dan Dean melesat bak angin kencang.

Zing zing zing!

Zing zing zing!

Lantas menyerang satu lawan satu. Kali ini lebih menjaga jarak karena serangan mereka lebih sulit ditebak dibandingkan strano sebelum ditebas.

Srettt!

Lengkap sudah kedua lengan Dean terkena serangan strano. Ia menahan perih sambil terus menyerang dengan garang.

"Jangan mengamuk tanpa berpikir, bodoh! Strano tanpa kepala jauh lebih pintar dibandingkan yang biasa!" tegas Archie.

Ucapan yang membuat Dean jengkel. Namun ia tak bisa membalas sekarang karena ia dalam keadaan tertekan. Gerakannya melambat, namun ia segera terbiasa melawan strano tanpa kepala itu dengan memperhatikan cara Archie.

Zing zing zing!

Zing zing zing!

Menit-menit yang menegangkan. Keduanya berhasil mengalahkan dua strano tanpa kepala itu. Walupun dengan luka yang tak sedikit. Archie pun tetap mendapatkan luka lumayan parah. Namun tidak separah Dean. Misi kali ini, Ginela dan Dean mengalami luka terparah. Dan tidak akan bisa menjalankan misi untuk sekitar belasan hari ke depan.

Eternal fog berhasil diserap tanpa kembali lagi setelah itu. Membuat mereka mengembuskan napas lega.

"Tenaga kami terbuang banyak karena kalian mengosongkan bagian timur!" bentak Dean pada Ginela dan Shiroi.

Semua sudah berada di atas furaisafin. Kali ini Archie membiarkan Dean mengamuk dan ia kembali menjadi Archie yang pendiam. Sebab semua sudah aman sekarang.

"Maaf, aku melarang Shiroi sendirian." Ginela berkata.

"Sial, dua kejanggalan terjadi ketika menjalani misi bersama kalian untuk pertama kalinya. Kalian pembawa sial. Selama ini, aku tidak pernah melihat kejadian seperti itu. Sampai pada akhirnya kalian yang menyebabkannya. Dengan luka ini, aku akan beristirahat seharian hingga dua minggu ke depan! Lain kali, aku tidak akan menurunkan kalian dalam misi. Diamlah di rumah itu dan menjadi tukang bersih-bersih saja!"

"Semua strano di bagian barat dikalahkan oleh Ginela. Aku hanya menjadi beban baginya. Jadi, Ginela tidak bersalah. Hanya aku yang lemah dan tidak berguna," ujar Shiroi lirih.

"Memang! Kamu memang beban dan lemah! Sebuah petaka orang lemah sepertimu datang dan orang sekuat Kama gugur. Mana mungkin aku akan tenang jika sosok sekuat itu digantikan gadis cengeng sepertimu! Sial, aku harap ini hanya mimpi buruk. Dasar, rambut warna-warni yang menggelikan! Memalukan! Sungguh perempuan pecundang!"

"Cukup, Dean! Dia sudah lebih dari cukup mendengar semua hinaan darimu. Hina aku juga! Cepatlah! Dia memang pecundang dan tidak bisa membunuh satu ekor pun. Tapi di luar misi, dia tetaplah temanku yang tidak akan aku biarkan merasakan sakit seorang diri. Sekali pun luka fisikku lebih parah daripada dia," seru Ginela menimpali.

"Sudah berani omong besar kamu. Jika bukan karenamu memanjakannya, maka kita akan pulang dalam keadaan baik-baik saja. Kamu yang menyebabkan dia tidak bisa berkembang!"

Suasana di furaisafin itu tetap bising akan perdebatan. Hingga Shiroi tidak mampu menahan air mata dan Ginela kalah dalam perdebatan. Lain halnya dengan Archie yang tetap tenang memandangi gedung-gedung tinggi di malam hari.

"Tidak layak menjadi seorang occhio bagi orang yang takut mati," ujar Dean setelah furaisafin mendarat di halaman markas kita Sky Caprio.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!