NovelToon NovelToon
Bianglala Negeri Impian

Bianglala Negeri Impian

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Mafia / Dikelilingi wanita cantik / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Teman lama bertemu kembali
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Agung Riyadi

kisah cerita Randu, seorang anak korban musibah tanah longsor di kampungnya dan hanya dia satu satunya yang selamat, kemudian mendapatkan anugerah kesaktian yang tiada taranya dari jiwa leluhur, menjalani liku liku kehidupannya dan berusaha menggapai semua impian dan cintanya.
berhasilkah Randu, please check it out the story

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agung Riyadi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Apa yang dibicarakan guru jahat itu

Lain halnya dengan Randu yang setelah itu hanya pasrah menerima segala omelan dari Tiara yang masih kesal karena dirinya hampir terpelanting jatuh akibat Randu yang sangat ugal ugalan mengendarai kendaraan listriknya.

"Maaf yah kak, lain kali aku akan lebih hati hati lagi," ujar Randu yang sambil menikmati mie pangsitnya yang sudah porsi kedua karena sebelumnya ia sudah menyantap satu porsi bahkan sebelum Tiara menyelesaikan suapan pertamanya.

"Kamu itu kalo lagi lapar bener bener rese tau nggak dek ? ujar Tiara yang sudah mulai melunak setelah beberapa suapan makanan telah masuk ke dalam perutnya.

"Iya kak, maaf nanti nanti aku nggak akan rese kalo lagi kelaparan," ujar Randu sambil terus menyantap makanannya tanpa melihat Tiara.

Randu menyelesaikan makan porsi keduanya juga masih lebih cepat dari Tiara yang menghabiskan mie pangsitnya lebih lambat satu suapan dari Randu.

"Kak telur puyuh tusuk," ujar Randu menyodorkan piring berisi sekitar enam tusuk telur puyuh bumbu kecap ke hadapan Tiara yang kemudian ia ambil tiga tusuk diantaranya.

"Perut kamu itu waduk apa perut beneran sih dek, sudah makan sebanyak itu masih belum kenyang juga," ujar Tiara yang kemudian dirinya juga ikut mengambil satu tusuk telur puyuh bumbu kecap yang terasa sangat enak di mulut mereka itu.

Tiga buah telur puyuh tusuk yang masing masing tusuknya berisi lima butir telur puyuh bumbu kecap sukses berpindah ke perut Randu dengan cepatnya ditambah sebotol air mineral kemasan dan dua mangkok mie ayam pangsit, membuat Randu merasa kenyang puas seolah ingin membalas pagi harinya yang hanya sarapan dua mangkok bubur ayam saja.

"Kamu yang bayar dek !" ujar Tiara yang juga sudah menyelesaikan makan dan minumnya.

"Loh kok aku yang bayarnya kak, kan kakak yang ajak makan ?" jawab Randu pura pura menolak.

"Iya kalo makanan yang kamu makan tidak lebih banyak dariku, karena kamu makan lebih banyak jadi kamu yang harus membayarnya," ujar Tiara.

"Iya deh, untung duit ku banyak," kata Randu sambil beranjak untuk menemui penjual mie pangsit dan kemudian membayar seluruh makanan yang telah mereka habiskan.

"Kita langsung pulang yah kak," ujar Randu setelah mereka sudah duduk di jok kendaraan listriknya.

Tiara hanya mengangguk kemudian merebahkan kepalanya di punggung Randu seperti kebiasaannya yang telah berulang kali dia lakukan.

"Hati hati pelan pelan saja dek ! awas jangan ngebut lagi !" ujar Tiara lirih saja ketika Randu sudah melajukan kendaraannya.

Randu hanya membiarkan saja Tiara yang kini dengan seenaknya telah merapatkan tubuhnya dan membuat pundaknya sebagai sandaran kepala kakak angkatnya itu, jari jemari Tiara bahkan dengan nakalnya terus meraba raba perut Randu yang terasa keras dan padat otot ototnya meskipun baru saja terisi penuh oleh makanan.

"Perut kamu kok nggak buncit dek, kan biasanya kalo orang banyak makan itu perutnya buncit ?" tanya Tiara lirih saja di dekat kuping Randu.

"Ya nggak lah kak aku kan suka olahraga, sit up aza sehari lima ratus kali kak mana ada perutku buncit," jawab Randu yang mulai kurang konsen karena ia merasa Tiara terlalu menggodanya.

"Maaf kak bisa nggak jangan terlalu dekat kaya gini ?" lanjut Randu yang dadanya semakin berdebar kencang saja.

"Hihihihi...memang kenapa dek ?" ujar Tiara justru makin intens merapatkan tubuhnya di punggung Randu sambil tangannya terus usil meraba raba perut Randu, karena entah kenapa gadis itu merasakan sangat nyaman jika berada di dekat Randu.

Dan barulah ketika kendaraan listrik yang mereka tumpangi sudah memasuki kompleks perumahan dimana mereka tinggal, Tiara langsung bergeser sedikit mundur dan menjaga jarak dari Randu.

Mereka tiba di rumah mereka dimana kedua orang tua mereka justru telah tiba lebih dahulu dari mereka dan tengah menunggu mereka di teras depan rumah.

"Darimana saja kalian sampai jam segini baru ingat pulang ?" ujar Bu Yeni yang langsung menodong kehadiran mereka dengan pertanyaan.

"Abis latihan renang mah, kenapa sih tanya tanya terus ?"

Tiara lah yang menjawabnya sebelum keduanya menyalami tangan kedua orang tua mereka dengan penuh hormat mencium buku tangan kedua orang tuanya.

"Namanya juga orang tua nak, tentu saja kami selalu merasa cemas jika mendapatkan rumah selalu kosong saat orang tua kalian ini baru datang dari bekerja," ujar Pak Priyatna sambil tersenyum.

"Rumah kosong ayah? memang Mbak Sumi kemana, sudah pulang kah?" tanya Tiara yang kemudian menghempaskan badannya di kursi sebelah mamanya duduk.

Tiara bahkan melupakan bahwa tadi pagi ia ngambek sama mamanya.

"Yang ayah maksud itu kalian nak ?" ujar Pak Priyatna.

"Ya namanya juga ada latihan renang, makanya pulangnya agak terlambat." kata Tiara keukeh dengan alasannya.

Sementara itu Randu yang merasa tak perlu bicara apa apa, kemudian minta diri untuk pergi ke kamarnya, namun bapak angkatnya justru memintanya untuk duduk sejenak.

"Tadi bapak datang ke sekolah kalian dan bertanya perihal studi banding itu kepada kepala sekolah kalian," ujar Pak Priyatna.

"Terus bagaimana ayah ?" tanya Tiara.

"Kata kepala sekolah kalian, studi banding itu tetap harus dilakukan demi menjaga harga diri sekolah dan menghindari konflik berlebih yang justru berpotensi berakibat pada tawuran antar sekolah yang potensi kerusakannya jauh lebih besar," ujar Pak Priyatna memberikan penjelasan yang hanya membuat kedua anaknya bingung karena sama sekali tak paham tujuan ayah mereka mengatakan itu.

"Jadi ayah datang ke sekolah hanya untuk mendengarkan hal itu saja ?" ujar Tiara.

"Iya, ayah datang memang hanya untuk minta konfirmasi tentang studi banding dan apa kegunaannya tapi mau dengar yang ayah dapatkan setelah itu nggak ?" kata Pak Priyatna sambil tersenyum, terlihat sebuah kebanggaan dalam sorot matanya.

"Ayah dapat apa ?" tanya Tiara tak sabar ingin segera mendengar apa yang ayahnya dapatkan.

"Randu adalah salah satu dari murid yang akan mewakili SMP negeri kosong satu dalam studi banding nanti sebagai wakil dari kelas tujuh," ujar Pak Priyatna sambil tersenyum dan menatap Randu yang terlihat hanya biasa saja, seolah tak ada surprise nya sama sekali.

"Jadi bagaimana nak, kau siap kan untuk itu?" tanya Pak Priyatna kemudian kepada Randu.

"Iya pak," jawab Randu singkat saja karena sebenarnya ia sudah tak kaget dengan berita yang disampaikan bapak angkatnya itu.

"Oh iya Randu, tadi ada juga guru kalian yang sempat bicara dengan bapak kalo nggak salah nama beliau adalah Pak Tatang," ujar Pak Priyatna yang terhenti bicaranya karena dipotong oleh Tiara.

"Apa yang dibicarakan guru jahat itu kepada bapak ?" tanya anak perempuannya itu.

"Jahat ? jahat kenapa ?" ujar Pak Priyatna balik bertanya.

"Pak Tatang itu galak dan bengis ayah, dia nggak pernah segan menghukum muridnya hanya karena satu kesalahan sedikit,"

1
Agung Riyadi
luar biasa
Laelia
Ngangenin deh ceritanya.
Agung Riyadi: makasih 🙏🙏
total 1 replies
Phoenix Ikki
Bingung mau baca apa lagi sekarang. 🤷‍♀️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!