Hasrat Cinta Pertama

Waktu menunjukkan pukul 19.00. Daniel hendak pulang karena menurutnya kerabat Yuna sudah mengetahui keberadaan Yuna, jadi keamanan Yuna sudah terjamin. Saat ia hendak beranjak dari tempat duduknya, Yuna mulai tersadar. Yuna melihat pria di depannya dengab agak samar-samar.

"Lo sudah sadar ?" tanya Daniel memastikan kondisi Yuna. Yuna hanya mengangguk karena tubuhnya belum dapat digerakkan.

"Hei.. Pengawal, kamu belum mandi ya ? Mandi dulu sana !! Jelek tau !! Tuh sebelah kamu ada sungai !! Sana mandi !!" kata Yuna dengan suara lemahnya.

"Hah !!??! Lo Gila ??? Maksud lo apa bilang seperti itu ?" ucap Daniel yang bingung dengan perkataan Yuna.

"Heii..beraninya bertanya sama Queen ? Kamu lupa, saya adalah penguasa hutan belantara ini !!" kata Yuna yang semakin tidak terkendali.

Daniel terdiam sejenak. Tiba-tiba ia ingat bahwa orang yang masih dalam pengaruh bius bisa mengalami halusinasi.

"Jadi nih cewek halusinasi ?? Jadi penguasa hutan belantara pula!!! Dasar cewek gila !!" batin Daniel sembari menahan tawa mendengar ocehan Yuna.

"Kalau begitu gue pulang dulu ya ? Sebentar lagi kerabat lo akan datang. Jadi ada yang menemani lo disini" kata Daniel.

"Oke !! Katakan kepada Ayahanda, saya tidak mau dijodohkan !!" pesan Yuna kepada Daniel. Kini Daniel tidak bisa menahan tawanya. Ia menutupi mulutnya yang tidak bisa berhenti tertawa.

"Dasar cewek gila !!" gumam Daniel sembari pergi dari ruang pemulihan Yuna sambil tersenyum.

Daniel segera pulang karena malam mulai larut. Tak lama kemudian Roni tiba di Rumah Sakit. Ia bertanya kepada bagian informasi tentang Yuna. Petugas pun menunjukkan ruang pemulihan Yuna. Setelah mendapatkan informasi tentang Yuna, Roni bergegas menghampiri Yuna ke ruang pemulihannya. Ia tidak percaya jika Yuna benar-benar sakit. Ia memanggil Yuna yang terbaring diatas ranjang.

"Yuna !! Kamu baik-baik saja ?" tanya Roni sembari mengusap kening Yuna.

"Ayahanda datang ? Maaf ayah aku tidak mau dijodohkan !! Ijinkan aku menikah dengan orang yang aku cintai ayah.." kata Yuna dengan suara lemah. Roni menjadi bingung dengan perkataan Yuna.

"Nih anak kenapa bisa jadi gini ya ? Apa yang menyebabkan dia seperti ini ?? Apakah ada masalah dengan otaknya ?? Haruskah gue mengabari Bayu ??" batin Roni. Saat ia sibuk dengan fikirannya, dokter yang menangani Yuna pun datang. Roni pun memastikan kondisi Yuna.

"Dokter... Apakah ada masalah dengan otak Yuna ?" tanya Roni penasaran. Dokter melihat Roni dengan heran.

"Anda siapa ?" tanya Dokter yang enggan memberikan penjelasan tentang kondisi Yuna. Dokter mengira bahwa Roni bukan siapa-siapa Yuna. Roni pun memberitahu bahwa Yuna adalah keponakannya. Setelah mengetahui hubungan Yuna dengan Roni, Dokter menjelaskan bahwa Yuna terkena usus buntu dan harus segera dilakukan tindakan operasi. Dokter juga memberitahu bahwa operasi berjalan lancar.

"Tapi kenapa ucapan Yuna seperti orang yang sedang amnesia dok ?" tanya Roni yang masih bingung dengan fakta yang ia temui.

"Itu bukan Amnesia Tuan. Nona Yuna mungkin sedang berhalusinasi karena efek bius saat operasi Tuan. Sebentar lagi efek biusnya juga akan berhenti dan nona Yuna akan kembali seperti semula." terang Dokter Miko.

Mendengar penjelasan dokter Miko, Roni pun mengangguk mengerti. Setelah mengecek kondisi Yuna, dokter berpamitan kepada Roni. Roni hendak menghubungi Bayu via telepon dan memberi kabar kepada Bayu bahwa putri kesayangannya tengah dirawat di Rumah Sakit.

"Ada apa bro ?" tanya Bayu dari seberang telepon.

"Lo jangan kaget ya bro.." kata Roni ragu.

"Memangnya kenapa ? Apa yang terjadi dengan anak gue Ron ??!!" tanya Bayu serius.

"Saat ini Yuna sedang dirawat di rumah sakit karena usus buntu. Tadi siang dia menjalani operasi. Sekarang Yuna sedang dalam masa pemulihan" kata Roni menjelaskan kondisi Yuna kepada Bayu. Tanpa menjawab perkataan Roni, Bayu mengakhiri panggilan dari Roni.

-Mansion Keluarga Dirgantara-

Johan dan Mirna sedang asyik menonton TV di Ruang Keluarga. Sedangkan Salma mengerjakan tugas sekolahnya di Kamar. Meskipun berada di Ruang TV, Johan tetap fokus pada Ponselnya.

"Sayang.. Kamu sibuk apa sih ?? Kenapa Ponsel mulu yang dilihat ??" tanya Mirna penasaran.

"Ini masalah klien sayang. Aku harus menyusun jadwal Daniel untuk besok." elak Johan. Sebenarnya Johan sibuk chatting dengan wanita lain. Akan tetapi ia menutupi kedoknya dengan dalih pekerjaan agar dianggap sebagai karyawan yang rajin.

Karena malam sudah larut, Lydia menunggu Daniel yang masih belum pulang di ruang tamu sambil membaca majalah wanita. Mata Lydia sudah mulai lelah hingga ia tertidur sambil duduk. Beberapa saat kemudian Daniel membuka pintu lalu masuk ke Ruang Tamu. Suara pintu yang terbuka membuat Lydia terkejut dan bangun dari tidurnya.

"Daniel, kamu malam sekali pulangnya nak?" tanya Lydia dengan lembut.

"Iya Ma.. Aku ada urusan" jawab Daniel singkat.

"Kamu habis kencan ya ??" goda Lydia kepada Daniel.

Meskipun Lydia tahu bahwa putranya tidak memiliki keinginan untuk berkencan, ia tetap menggoda Daniel agar Daniel tersenyum seperti sebelum mendiang papanya meninggal. Jawaban tak terduga ditunjukkan oleh Daniel hingga membuat Lydia terkejut. Daniel tidak menjawab perkataan Lydia, akan tetapi Lydia melihat pipi dan telinga Daniel memerah. Ia pun semakin ingin menggoda Daniel.

"Ayo ngaku sama Mama, kamu habis ketemu cewek ya ?? Cantik nggak ? Kenalin ke Mama dong !!!" goda Lydia.

"Apa sih Ma.." kata Daniel lembut kemudian berlalu ke kamarnya.

Lydia tertawa mengetahui reaksi putranya. Ia berharap Daniel menemukan wanita yang tepat, wanita yang mampu mengembalikan senyum Daniel, wanita yang mampu mencairkan sikap dingin Daniel dan wanita yang mampu menghilangkan sikap arogan Daniel.

-Kota T-

-Rumah Keluarga Sanjaya-

Mendengar kabar dari Roni, Bayu menjadi panik. Bayu berlari mencari Riana. Ia berteriak memanggil Riana akan tetapi Riana tidak mendengar teriakannya. Bayu pun menghampiri Riana di Dapur.

"Akhirnya aku menemukanmu sayang.." kata Bayu yang masih ngos-ngosan karena berlari kesana kemari.

"Ada apa Pa? Kenapa kamu lari-lari sih Pa??" tanya Riana bingung hingga tidak sadar tangannya menenteng panci yang akan ia gunakan untuk memasak.

"Hiks..Hiks... Yun...Yuna dirawat di Rumah Sakit karena usus buntu Ma hiks..hiks... Tadi sore dia habis operasi hiks..hiks.." kata Bayu sambil menangis karena takut terjadi sesuatu yang buruk kepada putrinya. Mendengar berita dari Bayu, panci yang dibawa oleh Riana terlepas dari tangan Riana dan meluncur ke lantai. Air mata Riana menetes seketika.

"Ini kan yang kamu mau ?!!? Aku melarang Yuna jauh dari kita yaa.. takutnya terjadi hal semacam ini Pa !!! Kamu meninggikan egomu dan membiarkan putriku jauh dari pengawasanku!!!" teriak Riana memarahi Bayu yang bersikeras membiarkan Yuna kuliah di Kota S.

"Stop !!! Kita ke Kota S sekarang Ma !! Yuna memerlukan kita !!" kata Bayu sembari menggandeng Riana. Tanpa persiapan apapun Bayu dan Riana bertolak ke Kota S untuk menemui putri kesayangan mereka.

Tengah malam, efek bius Yuna sudah habis.Yuna sudah sadar sepenuhnya. Roni yang menunggui Yuna pun tertidur di sofa ruang pemulihan. Meskipun sudah sadar sepenuhnya, Yuna merasakan kantuk luar biasa sehingga ia kembali tidur.

...****************...