Halo semua nya. Ini novel author yang ke 3. Di novel ini pemeran utama nya agak berbeda dengan dua pemeran utama di novel author yang lain.
Selamat membaca, dan semoga kalian suka.
Setelah di selingkuhi, dan di tinggal nikah oleh sang kekasih, Mawar di jodohkan dengan anak dari majikan Bapaknya. Bukan nya Mawar tidak mau, hanya saja laki-laki itu bertingkah layak nya wanita. Bapaknya yang seorang supir keluarga itu, terpaksa menerima perjodohan Mawar dan Angga. Banyak yang di harapkan dari pernikahan mereka berdua. Entah bagaimana nasib Mawar selanjutnya.. Selamat membaca. ❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uul Dheaven, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
Semua keluarga di kumpulkan dalam waktu sekejap. Seorang Angga pasti akan mampu melakukan hal itu.
Banyak yang bertanya-tanya ada apa gerangan Angga mengumpulkan mereka semua.
"Perhatian untuk para keluarga tercinta. Angga mau minta tolong ke kalian semua yang ada di sini." Ucap Angga sopan.
"Angga? Kamu nggak salah nak. Sejak kapan kamu butuh bantuan kami. Dari dulu kamu itu yang paling sempurna. Semua bisa kamu lakukan dan bisa kamu selesaikan sendiri."
"Tapi kali ini, Angga butuh kalian semua."
"Apa yang bisa kami bantu."
"Angga akan melamar seorang gadis."
Gubrak...
Banyak saudara yang sedang duduk tiba-tiba jatuh dari sofa saat mendengar Angga akan melamar seorang gadis.
"Kamu yakin?"
"Yakin sekali. Emang nya Papa nggak ada ngasi tahu kalian semua?"
Tiba-tiba Papa nya Angga datang dengan tergesa-gesa.
"Angga, apa yang kamu lakukan?"
"Angga mau nikah, Pa."
"Tapi dia nggak mau sama kamu." Ucap Papa nya Angga lagi.
"Siapa bilang. Papa jangan pernah percaya orang lain. Banyak hal yang tidak Papa tahu. Pokok nya, minggu depan kita harus melamar Mawar." Ucap Angga serius.
"Papa udah bertemu orang tua nya. Dan mereka akan mencarikan kamu calon lain."
"Angga tidak ingin dengan siapapun lagi. Jika tidak dengan Mawar, maka tidak ada yang nama nya pernikahan."
"Sudah lah Wan. Kau turuti saja mau nya Angga. Biarkan ia dengan pilihan nya. Bukan kah memang kalian sudah menjodohkan nya sejak kecil?"
"Iya. Akan tetapi wanita itu telah kabur."
"Tidak! Dia tidak kabur. Angga tahu dia dimana. Bukan kah Angga sudah bilang, Pa. Jangan percaya orang lain. Papa dari dulu tidak pernah berubah."
"Ya sudah. Angga, kamu yang tenang. Pernikahan kamu tetap akan terlaksana. Minggu depan kita akan melamar calon istri mu. Kami akan menyiapkan segalanya." Ucap salah satu paman Angga.
"Terima kasih, Paman. Angga mau, acara lamaran nanti harus spektakuler."
"Tapi, kan hanya lamaran saja."
"Walaupun hanya lamaran, Angga ingin Mawar merasa bahagia." Ucap Angga sambil tersenyum.
Saudara Angga yang lain hanya menatap Angga dengan heran. Baru kali ini mereka melihat Angga bisa tersenyum seperti itu setelah kepergian Mama nya.
*****
Satu minggu kemudian...
Mawar yang tidak tahu apa-apa, di jemput oleh limousine. Ia takjub sekaligus tidak percaya dengan apa yang ada di hadapan nya saat ini.
"Permisi Nona Muda, apa anda sudah mandi?"Tanya salah satu wanita yang keluar dari sana.
Pasal nya ia melihat penampilan Mawar yang acak-acakan.
"Belum sih. Memang nya kenapa?"
" Silahkan mandi terlebih dahulu, kemudian kami akan mengantar anda ke tempat tujuan."
"Tempat tujuan? Maksud nya gimana ini?"
"Masih menjadi rahasia."
"Maaf ya. Kalau rahasia aku nggak mau pergi. Mana tahu nanti aku di culik dan dijadikan wanita malam. Aku nggak mau."
"Maaf, kami tidak seperti itu. Semua ini di siapkan oleh Tuan Muda."
"Tuan Muda?"
"Benar. Tuan Muda Angga Hartawan."
"Baiklah. Aku akan mandi."
Mawar bergegas mandi dan gosok gigi berkali-kali. Ia juga memakai pakaian yang bagus dan sopan.
"Silahkan masuk Nona Muda."
Mawar pun masuk ke dalam. Ia begitu takjub dengan apa yang ia lihat di dalam limousine itu. Persis seperti yang ia lihat di film-film.
"Ah, seandainya ada ponsel mehong, kan bisa selfie."Ucap Mawar kecewa.
" Maaf Nona, silahkan lihat ke sini. "
Mawar heran, tiba-tiba saja wajah nya di rias sedemikian rupa. Ia hanya diam saja karena tadi pun ia hanya memakai bedak padat dan lip balm.
Bibir merah muda alami milik Mawar sudah tidak di ragukan lagi. Maka nya ia lebih suka menggunkaan lip balm.
Setelah di rias, Mawar bahkan tidak mengenali diri nya sendiri. Mawar bahkan berfikir kalau ia sedang bermimpi. Berkali-kali ia menepuk pipi nya, namun semua nya nyata.
Limousine berhenti di depan hotel mewah keluarga paman Angga. Mawar di kawal oleh beberapa bodyguard wanita. Ia bahkan seperti artis saja saat ini.
Setelah sampai di sebuah kamar termahal yang ada di hotel tersebut, ia pun mengganti pakaian nya dengan pakaian yang telah di sediakan di sana.
Pakaian-pakaian milik desainer terkenal luar negeri dan dalam negeri. Yang harga nya mencapai jutaan. Kali ini, pakaian itu ada di hadapan Mawar, dan Mawar harus memilih nya.
Mawar menyukai warna merah. Ia pun memilih warna tersebut untuk acara nanti. Mawar masih terlena. Ia bahkan belum tahu kejutan apa lagi yang telah di siapkan oleh Angga untuk nya.
"Angga, kenapa sih kamu keren banget. Coba saja cowo tulen. Akan aku peluk erat dan nggak akan aku lepas lagi." Ucap Mawar sambil senyum-senyum sendiri.
Tanpa di sadari oleh Mawar, suara nya terdengar oleh Angga. Di sana Angga pun senyum-senyum sendiri. Ia sangat bahagia.
*****
Pak Budi, Nyonya Kantil, Maharani dan Suami nya di undang di acara lamaran itu. Mereka di undang hanya sebagai syarat saja. Biar mereka tahu kalau Mawar sekarang, tidak bisa tersentuh lagi oleh mereka.
Angga bahkan memesan kursi paling belakang untuk keluarga Mawar. Kecuali Pak Budi yang di biarkan duduk di depan.
"Kok kursi kita beda-beda sih. Tukeran dong Pak. Rani mau duduk di depan."
"Trus suami kamu gimana?" Tanya Pak Budi.
"Ya dia biarin aja di belakang."
Tiba-tiba dari arah belakang, salah satu panitia mendatangi mereka.
"Ada apa ini Pak?"
"Begini, anak saya mau duduk di depan. Apa kami tidak bisa tukaran tempat?"
"Maaf Pak. Duduk nya harus sesuai dengan nama dan tidak boleh di tukar."
"Kenapa bisa gitu sih." Ucap Maharani kesal.
"Memang sudah seperti itu aturan nya. Permisi."
Maharani sangat kesal sekali. Siapa sih yang membuat acara seperti ini. Wanita secantik dia masak harus duduk di kursi paling belakang. Ia benar-benar kesal saat itu.
Pak Budi yang tidak bisa berkutik, terpaksa ia duduk di depan walaupun keluarga nya berada di kursi paling belakang. Undangan itu, Pak Hartawan yang memberikan nya. Pak Budi tidak bisa tidak datang.
Setelah beberapa lama kemudian, tiba lah awal acara yang banyak di nanti-kan oleh para tamu undangan. Mereka sangat senang bisa menerima Undangan dari keluarga Hartawan yang sangat kaya itu.
Maharani yang duduk di belakang masih saja memasang wajah masam. Ingin pulang tapi ia masih penasaran dengan acara hari ini. Mana makanan nya enak-enak lagi. Membuat perut Maharani keroncongan.
"Baiklah, mari kita sambut calon pengantin kita, Nona Mawar."
Mawar keluar dan duduk di sebuah kursi yang telah di sediakan dengan Anggun. Jangan tanya seperti apa ekspresi Maharani dan Nyonya Kantil.
Wajah mereka tiba-tiba pucat seperti mayat hidup. Maharani bahkan tidak bisa bernafas karena melihat apa yang di kenakan oleh Mawar.
"Ini cuma mimpi!" Ucap nya lirih