NovelToon NovelToon
Ragna: Merasuki Tubuh Anak Idiot

Ragna: Merasuki Tubuh Anak Idiot

Status: sedang berlangsung
Genre:spiritual / Reinkarnasi / matabatin
Popularitas:22k
Nilai: 5
Nama Author: Matatabi no Neko-chan

Dituduh sebagai pemuja Iblis, Carvina melakukan bunuh diri dengan meminum racun.
Terombang-ambing dalam kegelapan sembari membawa luka dan menjadi tawanan iblis, tiba-tiba saja dia terbangun dalam tubuh seorang anak kecil yang ternyata memiliki keterbelakangan mental.
Diperlakukan layaknya hewan, dia mulai membalas perlakuan mereka satu persatu.
Bagaimana kisahnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Matatabi no Neko-chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Enam

Albert menatap punggung kecil Ragna yang terbalut pakaian lusuh dalam diam. Pikiran pria itu tampak bercabang memikirkan berbagai spekulasi di pikirannya.

Bagaimana anak sekecil itu bisa dewasa dan bijaksana? Bahkan Ragna tampak begitu tenang menghadapi kegilaan Lasmi dengan kata-kata tajam yang menusuk.

Jikapun orang dewasa menghadapi situasi seperti tadi, paling tidak mereka hanya mengeluarkan emosi yang tak berarti, seperti menangis atau marah-marah.

Ragna berbeda.

Dia seperti sudah biasa menjalani kehidupan yang amat susah selama bertahun-tahun. Apalagi keluarga ayahnya sekaligus mantan kakak iparnya merupakan keluarga terpandang.

Keluarga Asaga merupakan keluarga terkaya nomor sepuluh di kota A baru-baru ini. Memiliki beberapa perusahaan dan menjadi donatur di beberapa rumah sakit.

Dikenal sebagai keluarga harmonis, membuat siapapun iri dan menjadikan sebagai idola keluarga banyak orang.

Aldi Priyanto Asaga, terkenal sebagai pengusaha muda keluarga Asaga yang berhasil membeli sebuah perusahaan yang hampir bangkrut dan memiliki istri yang berprofesi sebagai sekretaris, Daisy Amara Asaga serta seorang putri bernama Tasya Asyella Asaga Putri.

Albert mengatakan, jika Daisy merupakan saudara tirinya, sekaligus bibi tiri Ragna yang memiliki selisih dua tahun diatas Albert dan dibawah dua tahun dari mendiang ibu Ragna. Yang menikah diam-diam secara mewah enam bulan setelah menikah dengan ibu Ragna.

Mengaku menganggap Daisy sebagai seorang adik, nyatanya mereka menjalin hubungan terlarang selama bertahun-tahun dan terkuak setelah Ragna berusia dua tahun, yang saat itu mendiang ibu Ragna, Utari yang keluar setelah menitipkan Ragna kecil di sebuah penitipan anak.

Albert yang saat itu masih sekolah sambil bekerja tidak memiliki waktu untuk sekedar menjenguk keponakan kecilnya. Dia hanya berjumpa dengan Ragna sesaat setelah gadis kecil itu terlahir ke dunia dan sesaat setelah gadis kecil itu mengalami keterbelakangan mental akibat kecelakaan.

Kabar itu terdengar di telinga Albert dan pemuda itu menghampiri Utari yang tengah meregang nyawa. Di sisa terakhir nafas sang kakak, Albert menyanggupi permintaan wanita itu untuk menjaga dan menyayangi gadis itu seperti putrinya sendiri.

Nahas, pria itu malah berakhir dipenjara selama dua tahun dan wanita yang menjadi pacarnya menikah dengan pria lain sebulan lalu, tepat saat dirinya bebas dari penjara.

Ragna mengangguk mengerti. Apalagi saat mendengar isi pikiran pria itu. Dia tidak menyalahkan Albert untuk semua hal yang menimpa pemilik tubuh ini maupun ibunya.

Dia hanya menyayangkan jika ayah pemilik tubuh ini sangat tidak peduli sedikitpun tentang nya.

Bahkan pria itu tidak memberikannya sebuah nama.

"Kau tak apa-apa, Ragna? Maafkan aku. Maaf." Albert menatap Ragna yang duduk di sebelahnya.

"Aku tidak apa-apa, Paman. Jangan khawatir," Ragna menjawab santai dan melemparkan senyum manis.

Albert meletakkan sebelah tangannya dipucuk kepala Ragna dan mengacaknya pelan, "Maaf, aku baru menjemputmu. Kau pasti ketakutan sekali. Andai aku tau mereka memperlakukanmu seperti itu, sudah dari dulu aku membawamu pergi dari sana." Albert merasa bersalah.

'Jiwa pemilik tubuh ini sudah tidak ada saat aku menempatinya. Aku tidak menyalahkanmu untuk hal itu, tetapi aku menyayangkan ayah pemilik tubuh ini,' Ragna membatin dalam hati.

"Kenapa tidak melaporkannya pada pihak berwajib?" Ragna bertanya penasaran. Di kehidupannya, kehidupan keluarga seperti ini nyaris tidak ada. Kalaupun iya, mereka akan diasingkan selama sisa hidup atau dihukum mati, apalagi terbukti menelantarkan anak kecil.

Di beberapa kehidupan sebelumnya, ada beberapa kepala panti yang menyiksa anak-anak berakhir di hukum mati oleh penguasa wilayah.

"Hukum tidak berlaku bagi orang yang memiliki kekuasaan maupun uang. Hukum bisa dibeli. Kau yang menjadi saksi bisa menjadi tersangka dan itu adalah hal normal," Albert menjawab sambil mengepalkan tangannya.

Ragna menatap pria itu penasaran. Di kehidupan sebelumnya, hukum berlaku bagi siapapun. Tak peduli dia rakyat biasa, bangsawan maupun raja dan keturunannya. Hukum tetaplah hukum.

"Kau akan mengerti suatu hari nanti. Sebaiknya kita pergi dari sini."

Ragna menatap sebuah bangunan berlantai di depannya dengan dahi berkerut, lalu gadis kecil itu menatap pria di sebelahnya dengan penasaran.

"Ini adalah gedung apartemen. Aku tinggal di salah satu unit ini sejak masih sekolah," Albert memberi penjelasan pada Ragna yang menatapnya heran.

Ragna mengangguk. Albert segera menggendong gadis kecil itu menuju sebuah lift.

Sepanjang perjalanan, Ragna hanya menatap sekitarnya dengan sedikit kagum. Memiliki sedikit perbedaan dengan dunianya dulu. Jika di kehidupan terdahulu Ragna menggunakan artefak sihir yang bisa dimiliki oleh bangsawan kaya, raja maupun pemimpin menara sihir serta beberapa penyihir tingkat tinggi, sementara di dunia ini menggunakan teknologi yang hampir bisa dimiliki dan digunakan oleh semua orang.

Mereka keluar dari lift dan Albert membawanya menuju sebuah kamar yang berada di unit itu. Ragna memperhatikan apartemen sang paman yang cukup nyaman meski ukurannya sedikit lebih kecil dari kamar semasa dirinya menjadi seorang bangsawan, tetapi tampak luas dan tertata.

Apartemen itu memiliki satu kamar, satu ruang tamu yang difungsikan sebagain ruang santai, satu dapur serta satu kamar mandi.

"Aku memiliki baju ganti khusus untukmu yang sengaja aku siapkan sebagai hadiah ketika kita bertemu. Tapi aku belum sempat memberikan padamu waktu itu. Kau tunggu disini, ya."

Ragna mengangguk.

Albert segera menuju kamarnya mencari sebuah pakaian yang dikhususkan sebagai hadiah pertemuannya dengan keponakannya sejak lama. Tetapi kesibukan serta dirinya sempat berdiam dibalik jeruji besi, keinginannya tidak pernah terwujud.

Untungnya, harta bendanya tidak hilang meski sebuah cafe yang susah payah dia bangun sejak masih sekolah di ambil alih oleh mantan kakak iparnya. Membuat pria itu mengurung diri selama sebulan karena depresi.

Kehilangan sang kakak, dituduh sebagai penabrak, kehilangan kekasih, serta usahanya direbut membuatnya hampir gila. Belum lagi saat mendengar dan melihat langsung kondisi keponakannya membuat Albert merasa dadanya sesak.

Beruntung Joshua menghubungi nya dan mengirimkan foto seorang anak perempuan yang berhasil membuatnya sadar dan memutuskan menemuinya.

Albert mengambil sebuah pakaian set berwana ungu bermotif kupu-kupu. Segera dia keluar kamar dan menghampiri Ragna yang masih sibuk mengamati apartemennya.

"Aku harap pakaian ini masih muat." Dia menatap pakaian itu lalu menatap tubuh Ragna yang kurus kering.

"Ragna, sebaiknya kau mandi dulu. Apa perlu aku bantu?" Albert menawarkan.

Bukannya bermaksud apapun, tetapi Joshua mengatakan jika tubuh Ragna terdapat bekas luka yang mengerikan dan cukup dalam.

Ragna memutuskan menimang tawaran Albert. Sebenarnya dia sedikit malu karena jiwanya seorang wanita dewasa, bahkan bisa dikatakan berusia ribuan tahun, serta di hadapannya merupakan pria dewasa. Tetapi tubuh ini tetaplah tubuh anak-anak, apalagi selama ini dia belum membersihkan diri.

Selama di rumah sakit, hanya seorang suster yang melap wajah serta tangan dan kakinya saja.

Apalagi sesaat setelah mengganti pakaian rumah sakit dengan pakaian yang dia kenakan, dia merasa lengannya masih sakit dan sulit di angkat. Dan dia juga belum bisa beradaptasi dengan baik.

"Tolong, ya, Paman."

Albert membatu setelah melihat punggung keponakannya.

Punggung kecil yang memperlihatkan lekukan tulang belakang dipenuhi bekas luka, tampak begitu mengerikan di matanya.

Joshua mengatakan jika beberapa tulang kerangka tubuh Ragna mengalami dislokasi. Setelah kondisi Ragna membaik, pihak medis berupaya memperbaiki susunan kerangka Ragna, mengingat bocah itu masih kecil dan tulang-tulangnya dalam masa pertumbuhan.

Entah penyiksaan macam apa yang dialami keponakannya itu. Albert berjanji akan membalas perbuatan mereka berkali-kali lipat.

Mata Albert mengembun menahan sesak di dada. Keponakannya mengalami hal yang paling berat untuk seukuran anak sekecil itu. Mereka benar-benar tak memiliki hati.

Ragna tampak asik bermain busa sabun, mengingat hal ini baru pertama kalinya dia rasakan. Di beberapa kehidupannya sebagai bangsawan, dia hanya mandi dengan menggunakan minyak aroma. Di beberapa kehidupan sebagai rakyat biasa, dia hanya mandi menggunakan air saja.

Gadis kecil itu memperhatikan dua buah botol sabun dan shampoo secara bergantian. Dia mencoba membaca tulisan yang tertera di sana. Tulisan itu terlihat seperti huruf kuno di matanya.

'Aku akan membalas mereka berkali-kali lipat untuk luka di tubuh keponakanku. Aku berjanji akan membuatmu menjadi anak yang paling beruntung, Ragna.'

Suara hati Albert membuat Ragna menoleh. Gadis kecil dengan kepala penuh busa samphoo berwarna kecokelatan menatap pria itu dengan dahi mengernyit.

Albert langsung tersadar dan kembali menggosok punggung Ragna yang penuh bekas luka dengan hati-hati. Pria itu menatap Ragna yang tampak lucu dengan busa sabun di seluruh tubuhnya.

"Oke, kita bilas, ya. Lalu ulangi sekali lagi biar tubuhmu bersih."

Ragna mengangguk. Setelah acara mandinya selesai dan membantunya berpakaian, mereka memutuskan makan malam.

"Mulai besok aku akan mengajarkanmu membaca dan menulis. Setelahnya kita akan mencari sekolah untukmu," Ucap Albert di sela-sela makannya.

"Apa aku akan sekolah?" Ragna bertanya memastikan. Dia tidak mengetahui pasti usia pemilik tubuh ini.

"Tentu saja. Kau harus sekolah. Pendidikan itu sangat penting bagimu."

Ragna tersenyum mengiyakan dan dalam hati mengumpat pelan, 'Sial! Aku lelah bersekolah!'

1
Fatin Fiqah
Luar biasa
safira
cerita menarik tapi membinggungkan..sbb tadinya d cafe dengan pamannya serta dokter jushua kenapa tetiba ada adik dari sebelah bapanya..dan berani keluar sulur berduri..bukan ka d tempat awan..🤔
Daniela Whu
ivanka kan seharusx nama perempuan ya 😏 kok ini jd nama cowok 🤭
Cahaya yani
akhr ny raja iblis kmbli
Cahaya yani
lah iy tinggalkn sja
nury
Luar biasa
Daniela Whu
astoge mulut anak SD lo itu sdh kyak mulut jalang
Cahaya yani
sampah teriak sampah
Lina Sofi
jgn kelamaan up thor ak nungguin g nongol2 sedih/Cry//Cry//Cry/
Lina Sofi
bantai musuh2y leon alan
Suzana Diro
jeremy nya cool sekali
Daniela Whu
ragna sama leon juga dokter siapa itu belum balas dendam ke orang" yg berniat membunuh x kh
Daniela Whu
kok bisa leon berubah jd iblis ya gimna cerita x awal kn dia cuma pemuda biasa gk ada tuh hawa" keiblis san
Tati Suriyati
lanjutkan ceritanya, menarik menegangkan 😊
deria
wah thor lama amat upnya😂
siapa tuh yang punya aura hitam😣
Lina Sofi
bumi hanguskan tuh desa
Daniela Whu
la kapan nih mereka balas dendam ke keluarga yg telah membuat mereka hancur? kok sdh lain lg ceritax
Lina Sofi
keren thor up kurang thor
deria
ayo ragna santet aja dia kayak dulu nyantet lina biar sekalian tuh ama anaknya😂😂😂 kalo dah cerai dari ayahmu🤣🤣🤣
Lina Sofi
bodoh cerai aj damai hidup bertiga
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!