Gisella Arumi tidak pernah menyangka akan menjadi istri kedua Leonard Alfaro kakak iparnya sendiri setelah ia menyebabkan Maya saudaranya koma karena kecelakaan mobil. Gisella yang mengendarai mobil di hari naas itu terlibat kecelakaan beruntun di jalan tol.
"Kau harus bertanggung jawab atas kelalaian mu, Ella. Kamu menyebabkan kakak mu koma seperti sekarang. Kau harus menikah dengan Leonard. Mama tidak mau Leo sampai menikahi perempuan lain untuk merawat Noah", tegas Meyda mamanya berapi-api sambil menunjuk wajah Gisella.
Bak tersambar petir di siang bolong, Gisella menggelengkan kepalanya. "Aku tidak mau. Aku akan bertanggung jawab mengurus keponakan ku tanpa harus menikah dengan Leonard. Bahkan aku tidak mengenalnya–"
Plakk!
Tamparan keras Rudi sang ayah mbuat Ella terkejut. Gadis itu mengusap wajahnya yang terasa perih. Matanya pun memerah.
"Kenapa papa menampar ku?"
"Karena kau anak tidak tahu di untung. Kau pembangkang tidak seperti Maya. Kau sudah menyebabkan kakak mu koma!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emily, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MENCARI ELLA
"Aku tidak mau kaki ku di amputasi. Aku mohon pasti ada cara lain", teriak Maya ketika dokter memberi tahu bahwa kondisi kakinya memburuk dan harus segera di lakukan tindakan agar tidak membusuk dan semakin membahayakan keselamatan Maya.
Ucapan dokter itu jelas saja membuat Maya histeris. Meyda berusaha menenangkan putrinya seorang diri.
Namun berulang kali Maya menepis tangan Meyda. "Pergi mah, tinggalkan aku sendirian", teriak Maya pada Meyda yang selalu setia menemani Maya di rumah sakit seorang diri.
"Yang aku butuhkan sekarang suami ku mah. Leonard! Aku membutuhkan nya. Minta Leo datang menjaga ku", ucap Maya berlinang air mata.
Meyda tidak bisa melakukan apa-apa, terlebih sekarang hasil DNA yang di lakukan Leonard sudah di ketahui hasilnya yang menyatakan Noah bukan anak Leonard Alfaro.
Leo tidak memiliki kewajiban apapun pada anak malang itu. Namun sampai saat ini Leonard tetap memberikan yang terbaik untuk Noah. Meyda berterima kasih pada Leo dan keluarganya yang mau menerima Noah walaupun tidak memiliki hubungan darah pada mereka.
Meyda hanya bisa menangis sambil menjaga Maya di rumah sakit. Lagi-lagi Leonard berbaik hati dengan tetap menanggung semua biaya pengobatan Maya dengan fasilitas terbaik.
Meyda sempat berpikir akan membawa Maya pulang. Memutuskan akan tinggal di kampung halamannya. Menjauhkan Maya dari kota. Namun dokter menyatakan kaki Maya lagi-lagi mengalami infeksi dan harus segera di amputasi.
Perasaan Meyda benar-benar hancur sekarang. Wanita paruh baya itu hanya bisa meratapi kondisi putri tertuanya dengan kesedihan. Namum Meyda bersyukur masih bisa berkomunikasi dengan Ella, putri bungsunya. Meyda hanya bisa berkeluh kesah melalui saluran telepon tanpa bisa memeluknya.
*
Seminggu kemudian...
Leonard mengalihkan perhatiannya keluar jendela pesawat yang membawanya terbang menyeberangi Benua.
Ia tidak pergi sendirian namun mengajak Agra juga bersamanya.
Hartono mengambil alih perusahaan selama Leo pergi. Laki-laki itu mendukung penuh Leonard menjemput cintanya.
"Segera bawa pulang wanita yang kau cintai. Papi dan mami akan selalu mendukungmu", ucap Hartono ketika Leo pamit untuk pergi ke Amerika menyusul Gisella yang tidak sekali pun membalas pesan maupun telpon Leonard walaupun.
Semua pesan yang Leonard kirim di baca Ella, tapi tak satupun gadis itu memberi balasan.
Leonard menyandarkan punggungnya sambil menatap jauh keluar jendela melihat gumpalan awan berwarna hitam. Cuaca tidak baik membuat pesawat beberapa kali mengalami guncangan.
Leo mengambil amplop di saku blazer yang ia pakai. Membuka amplop berwarna putih itu membaca selembar kertas di dalamnya yang menyatakan bahwa Noah bukan putranya.
Ia akan memperlihatkan bukti itu pada Ella nanti.
"Gisella harus tahu, seperti apa Maya sebenarnya. Wanita itu bukan saja membohongi ku tentang keperawanan nya, namun hal yang paling jahat ia lakukan adalah membohongi aku tentang kehamilannya. Ternyata...Noah bukan anak ku", ujar Leo sambil mengusap wajahnya dengan kasar.
*
New York, Amerika
Leonard langsung masuk ke dalam mobilnya.
"Tuan, apa kita langsung ke apartemen anda?", tanya Agra yang duduk di bangku depan bersama sopir.
Leo melihat jam tangannya, masih pukul tiga sore. "Ke kampus Ella saja langsung. Aku tidak mau menunda-nunda. Hari ini hari Senin kemungkinan ia berada di kampusnya", jawab Leonard sambil mengalihkan perhatiannya keluar jendela mobil sambil menyematkan tangan menopang wajahnya.
"Semoga aku menemukan mu. Aku sangat merindukan mu, Ella", ucap Leonard pelan.
Leo mendatangi kampus Ella.
Ia langsung mencari fakultas arsitektur di universitas ternama itu.
Leonard bertanya-tanya pada beberapa mahasiswi yang sedang mengobrol. Leo pikir mereka seumuran Ella semester terakhir mungkin saja mengenal Gisella.
Pada akhirnya Leo mendapatkan informasi yang ia butuhkan.
Menurut teman kampusnya, Ella sudah tidak ada mata kuliah lagi, hanya menunggu wisuda saja dua bulan lagi.
Namun minggu lalu Gisella sempat datang ke kampus, ujar teman Ella itu memberi tahu Leonard.
"Mungkin anda bisa menemui Ella di tempat kerjanya di Manhattan".
Leonard berterima kasih pada gadis muda itu karena bersedia membantunya memberi informasi tentang Ella. Bahkan gadis itu menyebutkan sebuah nama perusahaan pemasaran yang terletak di Brooklyn. Leonard sangat tahu perusahaan yang di sebut teman Ella tersebut. Bahkan sangat-sangat tahu.
Tentu Leonard tahu alamat itu.
"Kita langsung ke sana", perintah Leo pada sopirnya dan Agra.
"Ternyata Ella bekerja di Brooklyn property group?", ucap Leonard sambil menyandarkan kepalanya.
"Bagaimana bisa ia bekerja di sana? Ya... memang aku belum sempat bertanya-tanya pada Ella tentang pekerjaan nya di sini. Yang aku tahu Ella bekerja di perusahaan marketing", ujar Leonard pada dirinya sendiri sambil memijat keningnya.
"Banyak sekali yang aku ingin tahu tentang mu Ella. Ternyata kita belum saling mengenal dengan baik. Bahkan aku baru tahu kau bekerja di sana", ucap Leonard.
*
Mobil yang di kendarai sopir Leonard berhenti di area perkantoran.
Leonard langsung turun dan menuju lobby. Melihat kedatangan Leonard keamanan di sana langsung menyapanya dengan hormat. Leonard tersenyum dan melangkah masuk lobby.
Kini sore hari, sebagian karyawan pulang kerja. Leonard hendak bertanya ke resepsionis, namun ada yang memanggil namanya.
"Tuan Leonard?"
Leo membalikkan badannya. Senyum terlukis di wajah tampan laki-laki itu. "Cameron. Sudah lama tidak melihat mu", ucap Leonard menyapa gadis berkulit gelap itu.
Wanita bernama Cameron menganggukkan kepalanya, membalas sapaan Leo.
"Hm..nona Ivory baru saja pulang. Wait. Aku akan menghubungi nya–"
Leonard langsung menahannya.
"Tidak perlu. Aku datang bukan untuk bertemu atasan mu. Aku sedang mencari seseorang yang informasinya merupakan salah satu karyawan di sini", jawab Leonard.
"Oh. Kalau begitu mari ikut saya ke ruangan saya tuan, siapa yang tuan cari?"
"Aku tidak ada waktu. Sebaiknya kau cari data karyawan bernama Gisella Arumi melalui komputer itu", ujar Leo menunjuk komputer di meja resepsionis.
Cameron menuruti permintaan Leonard. Gadis itu segera mencari data yang di perlukan Leo.
"Nona Gisella Arumi, salah satu agen pemasaran tuan. Ia mengurus pemasaran perumahan di Manhattan", ujar Cameron memberi tahu Leonard yang mengetuk-ngetukkan jarinya di atas meja.
"Well. Terimakasih atas bantuan mu Cameron", ujar Leonard langsung berlalu dengan buru-buru dari hadapan gadis yang menatapnya aneh.
Tanpa membuang waktu Leonard meminta sopirnya ke Manhattan sekarang juga.
Tidak lama menuju ke sana sekitar tiga puluh menitan saja.
Leonard segera masuk ke kantor pemasaran perumahan yang di maksud Cameron. Ia langsung di terima supervisor yang bertanggung jawab di sana, sepertinya laki-laki muda itu sudah di hubungi Cameron sehingga menerima Leonard sangat baik.
Namun menurut pemuda bernama Tom itu Gisella sudah mengundurkan diri sejak beberapa hari yang lalu.
Leonard hanya mendapatkan alamat apartemen Ella.
"Oh my god ternyata begitu sulit menemukan mu Ella", gumam Leonard setelah kembali ke dalam mobil yang tengah menuju apartemen Gisella yang terletak dekat kampusnya.
Kini Leonard merasakan kepalanya pusing dan berdenyut-denyut.
...***...
To be continue
Tinggalkan komentar kalian ya. Kalau banyak berkomentar author akan up lagi 🙏🏻
hempaskan.
sepertinya bibit 2 pelakor ini mah
tp kok nolak. 😵
gmn klo Leo nya berpaling nya ke ella. kan sami ajo