"Kau tidak bisa pergi dariku, mana mungkin aku melepasmu setelah aku bisa merasakan hasratku bangkit, kau tidak bisa hanya datang karena ingin merasakan kepuasan! Selena Agatha." Lirih Bentley Leister.
Selena Bianca Agatha seorang mahasiswi cantik berumur (22 tahun) ia terkejut tat kala orang yang begitu ia kenal dan sudah beristri menanyakan hal dewasa yang belum pernah ia rasakan sebelumnya baik dia maupun pria tersebut.
Di samping itu keanehan terjadi pada pria tampan berkuasa yaitu Bentley Max Leister (32 tahun) dimana hasrat bercintanya malah membara ketika bertemu dengan adik dari sahabatnya sendiri yang seharusnya ia rasakan bersama sang istri.
.
.
Lantas bagaimana hubungan Bentley dan Selena ke depannya? dan apakah Ben mampu menahan gejolak pada dirinya yang ia anggap bermasalah?
SIMAK KISAH LENGKAPNYA>>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dilla_Nurpasya_Aryany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 22
Brak!
Pintu mobil ditutup setelah Selena masuk, wanita cantik itu menyenderkan tubuhnya dengan menutup wajah.
Berusaha menyangkal apa yang telah terjadi barusan diantara dirinya dengan Ben, sangat terasa jika wajahnya panas, Selena sendiri sekarang nampak begitu bimbang.
Rasa penasarannya memang terpenuhi tapi sepertinya ada masalah lain, dimana mungkin ke depannya Selena akan sering kurang terbuka karena duduk berhadapan dengan Ben saja sekarang ia canggung apalagi setelah ciuman tadi dengan posisi yang begitu intim.
"Aaahh ke depannya aku harus berinteraksi bagaimana? kok jadi begini? ditutup tutupi juga pastinya mengganjal." Pikir Selena.
Coba saja jika tadi Selena tak menahan tangan Ben yang akan menarik penutup dadanya, mungkin keduanya bisa melakukan lebih.
Selena menarik nafas panjang untuk tetap bisa tenang, di tatapnya perusahaan besar Max Corp dari bawah, tempat ini akan selalu ia ingat dimana ciuman pertamanya direnggut brutal oleh om duda m*sum itu.
"Semua tergantung perempuannya, cukup sampai di sini jangan penasaran lagi bisa-bisa kau seperti tadi malah keenakan!." Ujar Selena mengomeli dirinya sendiri. Pipinya merah merona.
"Ah sudahlah lupakan..." Setelah tenang Selena menancap gas mobilnya membelah jalanan raya untuk pulang.
Dari lantai atas Ben menyaksikan mobil Selena hingga hilang dari pandangan.
"Awasi dia sampai benar-benar selamat hingga rumahnya!." Ujar Ben pada Joshua.
"Iya." Joshua menghubungi kepercayaannya.
Saat Ben menoleh Joshua mengerutkan kening melihat bibir atas Bentley merah. "Sebenarnya apa yang terjadi? jangan bilang....
"Tak usah bertanya lagi kau sudah tahu jawabannya."
Joshua diam. "Oke."
Ben duduk di kursi kerja ia mengusap wajah gusar. "Sepertinya anak itu takut kepadaku."
"Sudah ku bilang tahan.... Pergaulan Selena sangat beda dengan perempuan jaman sekarang, bukan berarti dia tidak tahu dan tak gaul hanya saja dia punya prinsip sendiri dan didikan om Martin yang luar biasa tegasnya."
"Kau sudah menyukainya sedangkan dia hanya berjalan mengikuti kesepakatan, buat dia jatuh hati terlebih dahulu." Lanjut Joshua. "Dia sendiri baru terlepas dari hubungannya dengan Galang, pasti sangat susah."
"Ck! kau tidak akan tahu rasanya Jos aku begitu tersiksa dan disuguhkan dia yang menggoyahkan imanku." Resah Bentley. "Menjauhinya juga aku tak mampu."
Joshua menghela nafas berat ia mengerti apa yang dirasakan sahabatnya. "Untuk saat ini biarkan saja mengalir toh kalian tidak akan jauh karena terikat kesepakatan, dan ingat kataku kau tahan jangan buru-buru untuk memilikinya masih banyak fase yang harus dilalui."
"Jika dia ditakdirkan untukmu maka Selena tidak akan pernah menjadi milikku, tenang saja." Lanjut Joshua santai yang membuat mata tajam Ben menatapnya.
"Becanda kau ini.." Timpal Joshua masih sayang nyawa. "Iya itu saja saran dariku kawan, ingatlah."
"Hmm.." Balas singkat Ben.
.
.
Prangg!!!
"Aaaarrgh!!."
Melihat anaknya histeris tak karuan mengacak-acak seluruh isi kamar, tentunya kedua orang tua Tyla panik langsung menahannya.
"Sadar! kau ini kenapa? lupakan Ben sudahlah jangan seperti ini kasihani dirimu sendiri." Ucap Dirga pada anaknya agar tidak terlalu berlarut-larut.
"Iya sayang." Timpal mamanya.
"Tidak pah! aku tak terima, ternyata Ben selama ini selingkuh juga di belakangku!." Ucap Tyla.
"Selingkuh?."
"Ya! mau membuka hati padaku bagaimana? sedangkan ia sendiri sudah ada orang yang dicintai." Lanjutnya tak terima. "Aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri."
Kedua orang tua itu terdiam.
"Aku baru bisa tenang asal papa membantuku menemukan siapa wanita itu!."
Dirga menghela nafas berat. "Tyla tidak ada harapan lagi buat kalian bersama, tetap saja bagi mereka kau yang salah papa mau kau buka mata jangan buang-buang waktu untuk ini.."
"Papa bela mereka daripada anak sendiri!?."
"Bukan!.."
"Sudahlah mas lakukan itu aku tak terima anakku seperti ini." Bela mamanya.
"Ah baiklah." Pasrah Dirga.
Barulah Tyla bisa tenang, ia akan mencari tahu identitasnya sebisa mungkin.
Di kediaman Martin..
Mama Bella yang sedang duduk santai di tepi kolam mengerutkan kening saat melihat anak perempuannya baru pulang.
"Dari mana?."
Selena mengecup tangan mamanya. "Maaf lupa pamit ma tadi buru-buru disuruh kakak anterin berkas penting ke Max Corp."
"Tak apa asal kau baik-baik saja sayang."
"Iya."
Bella menatap lekat putrinya dari ujung kaki hingga ujung kepala. "Kenapa kau tampak murung?."
"Dingin ma jalannya." Sengaja bohong Selena.
"Hmmm begitu."
Mama Bella tatapannya tertuju pada bibir ranum sang putri yang tampak membengkak tak seperti biasa. "Kenapa bibirmu? di filler? mama gak suka ya gitu-gitu kamu cantikan alami Sel."
Selena terkejut langsung menggelengkan kepala. "Bukan filler ma mana ada!."
"Terus??." Potong Bella dengan tatapan penuh intimidasi.
"Makan pedas." Bohong lagi Selena dengan berat hati, padahal bibir ranumnya itu habis di cium oleh Bentley dengan penuh gairah.
"Dasar kau ini, ya sudah ntar juga balik lagi sayang sekarang makan malam lah mama sudah siapkan setelah itu istirahat." Lanjut Bella.
Cup!
Selena mengecup pipi mamanya. "Oke baiklah."
Anak gadis itu pun masuk ke dalam, mama Bella menatap punggung putrinya hingga hilang dari pandangan. Terasa ada yang aneh pikirnya.
"Sejak kapan Selena menyukai parfum pria? apa penciumanku yang bermasalah?." Lirih mama Bella saat mencium aroma lain dari tubuh putrinya.
.
TBC
Ayo tinggalkan jejaknya sebagai dukungan jangan lupa ya!🤗😉
kekurangannya menurutku pemilihan kata2 yg kurang sesuai dengan makna kata itu sendiri. bahasanya juga....😶🌫️
love sekebon deh