Di nikahi, Tapi tidak di sentuh sama sekali. Terdengar aneh memang. Tapi itulah yang di alami oleh Arumi Aini Wulandari, Karena sebuah saham Arumi harus menikah dengan pria matang pilihan ayahnya.
Damian Pangestu, Pria yang sempat Arumi kagumi dulunya. Arumi mengira menikah dengan pria itu ia akan hidup bahagia. Namun nyatanya tidak sama sekali. Arumi harus menelan pil pahit ketika pria yang berstatus suaminya enggan menyentuhnya sama sekali.
Justru sebaliknya, Damian lebih menghabiskan malam bersama wanita lain di bandingkan bersama istrinya. Bahkan pria itu kerap kali sering melakukan kekerasan terhadap Arumi sendiri.
Bahagia?
Tentu saja tidak! Tidak ada kebahagiaan sama sekali. Namun siapa Sangka di titik terendahnya, Seorang pria asing datang membuat hidup wanita tersebut berwarna.
•••••
"Maaf apabila aku lebih nyaman bersama pria lain. Karena kau tidak pernah memberikan kenyamanan itu sendiri " Arumi Aini Wulandari
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Viena2106, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku Memang Tidak Penting
Dengan jas Brian yang masih membalut tubuhnya. Arumi keluar dari pesta mewah tersebut bersama Brian yang telah lebih dulu berjalan. Penampilannya sudah tidak secantik ketika wanita itu baru datang. Matanya sembab, Rambutnya pun juga berantakan.
Sesekali Brian menoleh ke belakang. Bukan tidak peduli kepada Arumi, Hanya saja Brian tidak ingin terkena kasus. Arumi pun pernah mengatakan agar Brian jangan sampai ikut campur urusan rumah tangganya, Selain takut terjadinya salah paham. Arumi tidak ingin terjadi sesuatu kepada pria itu mengingat Brian adalah seorang publik Figur yang memang banyak di kenal banyak orang terutama para gadis dan bahkan emak-emak pun tak kalah.
"Arumi tunggu! Arumi.." Di belakang Damian terus mengejar Arumi yang seakan tuli karena tak mendengar panggilannya.
"Damian! Kamu Mau kemana sih?" Tak rela di tinggalkan, Dinda kembali mengejar Damian. Wanita itu ikut berlari dan langsung menarik lengan pria itu ketika bisa di raih.
"APA SIH DINDA!!
Adinda terkesiap saat Damian membentaknya. Dadanya sudah naik turun menahan amarah.
"Sudah aku bilang jangan seolah-olah kita punya hubungan sungguhan asal kau tahu..." Setelah mengucapkan itu Damian kembali pergi mengejar Arumi yang masih belum jauh.
"Tapi aku cinta sama kamu Damian!! Aku sayang sama kamu!!" Teriak Dinda, Para tamu yang datang pun saling berbisik, Mengatakan bahwa Dinda wanita yang tidak punya malu. Sudah tahu Damian punya istri masih di kejar-kejar.
"Arumi tunggu Arumi..Arumi!!" Damian menarik lengah wanita itu membuat langkahnya terhenti. Begitu pun Brian yang ikut menghentikan langkahnya.
"Apalagi sih mas!? " Sentak Arumi kesal. Sungguh ia merasa sakit hatinya, Dia yang menjadi korban tapi justru dirinya yang di salahkan.
"Kamu mau kemana?" Tanya Damian sembari melirik Brian yang bersiul disana dan seakan tidak peduli.
"Menurutmu? Aku harus bertahan di tempat ini dengan penampilan aku yang kayak gini..Lagipula ini sudah malam mas..aku capek.." Arumi kembali berbalik badan..
"Biar aku yang antar pulang.. Kita berangkat bersama dan itu artinya kita pulang juga bersama.." Tegas Damian merasa tidak rela apabila Arumi di antar oleh pria asing.
Arumi melirik Brian yang tetap tenang. Bahkan pria itu berakting agar Damian tidak punya rasa curiga.
"Damian.." Panggil Dinda yang masih belum menyerah. Arumi menarik nafas.
"Udah gapapa.. Aku pulang bareng mas ini saja..." Kata Arumi. Ia sudah jengah dengan semua ini, sudah sangat bosan.
"Enggak.. Kita akan pulang bersama.." Tanpa basa basi Damian menarik pergelangan tangan Arumi dan mengajaknya masuk ke dalam mobilnya. Brian ya pasrah-pasrah saja.. Toh mereka memang masih suami dan istri.
Seperginya Damian dan wanita yang di cintanya. Brian pun ikut segera pergi, Ia harus pulang dan tujuannya kali ini adalah ke rumah Uncle Alvaro. Gara-gara Arumi, Brian sampai melupakan sebuah fakta bahwa salah satu dari keluarganya sedang tidak baik-baik saja.
"Ya Allah.. Enda jangan buat orang susah dong.. Pulang jangan bikin orang panik..." Gumam Brian merasa frustasi dengan kabar hilangnya sang sepupu di tengah laut yang sampai sekarang belum ada kabarnya sama sekali.
Sementara di dalam sebuah mobil, Sepasang suami dan istri yang belum melakukan malam pertama itu saling diam. Arumi dengan pikirannya, Damian pun sama. Setelah sampai di kediaman keduanya, Arumi segera turun di susul oleh Damian di belakangnya.
.
.
.
"Arumi! Arumi tunggu dulu Arumi... Arumi.."Arumi tidak peduli lagi. Ia terus berjalan tanpa peduli dengan Damian yang terus saja memanggil namanya.
"ARUMI!!
Arumi menghela nafas. Wanita itu berbalik badan menatap sang suami tanpa ekspresi apapun.
"Apalagi mas? Please yah! Aku capek mau istirahat..."Ucapnya seakan putus asa. Arumi sudah lelah, Letih, Capek semua bercampur menjadi satu. Di tambah sikap Damian yang memang tidak ada bedanya.
"Arumi, Aku hanya ingin mengatakan.. Tentang tadi yang di hotel semua itu..
"Udahlah mas.. Kamu gak perlu ngejelasin apapun.. Kamu tahu mas, Selain korban aku juga malu sekaligus sakit hati ketika uami aku lebih membela tersangkanya daripada korbannya. Dan korbannya itu adalah aku mas!! Istri kamu sendiri!! Kamu gak tahu apa-apa mas.. Aku di dalam ketakutan, Teman kamu itu mau buat macem-macam ke aku.." Arumi menunjuk dadanya dengan jari telunjuknya. " Dia tampar aku mas..Dia paksa mau ngambil apa yang aku jaga selama ini.. Tapi apa? Kamu justru malah nyalahin aku dan menuduh aku mura-han.. Sakit hatiku mas malu! " Ucapnya penuh penekanan.
"Beruntung tadi ada pria itu nyelametin aku? Andai enggak? Sudah pasti aku kamu olok-olok mas.. "Setitik air mata terjatuh mengalir di pipi wanita itu, Namun Arumi segera menghapuskan dengan kasar..
"Bukan itu maksudku Arumi..Aku hanya..
"Sudahlah mas.. Nyatanya aku memang tidak penting kan? Dan mungkin gak akan pernah penting..." Setelah mengucapkan itu, Arumi pergi ke kamarnya meninggalkan Damian yang hanya diam dengan rasa bersalahnya.
Melihat sikap Arumi seperti tadi membuat jantung Damian ikut sakit. Bodohnya ia yang langsung percaya begitu saja dengan ucapan Veer. Padahal ia sempat melihat bekas cakaran di pipi pria itu tadi, Tapi kenapa Damian justru malah memarahi Arumi.
Sementara di kamarnya Arumi duduk bersandar di ranjangnya. Wanita itu menonton tayangan televisi yang memang sebenarnya tidak menarik sama sekali.
Dari malam ini Arumi mulai bisa menyimpulkan bahwa Damian tidak akan pernah bisa mencintainya. Dan sekarang pikirannya sudah bulat, Besok Arumi akan mengatakan bahwa ia akan bercerai dari Damian. Terserah bagaimana reaksi pria itu, Andai ia di pukul ia akan terima.
Arumi mengotak atik ponselnya. Tiga pesan video masuk ke ponselnya, Sebuah video rekaman cctv dari Brian dimana Damian sering melakukan kekerasan padanya. Tapi semua itu belum cukup, Arumi masih perlu bukti hubungan Damian dan Dinda.
"Gak mungkin selamanya aku hidup bareng kamu mas.. Aku juga manusia yang punya ambang batas kesabaran..
.
.
.
TBC
oh ya vote nya akoh pindahin ke adam aja ya thor😁
Lanjut baca karya baru othour💪💪