NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikah Demi Adikku (Naik Ranjang)

Terpaksa Menikah Demi Adikku (Naik Ranjang)

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:1.4M
Nilai: 4.9
Nama Author: Nur Aini

Caca terpaksa harus menikah dengan suami adiknya yang tengah terbaring sakit di salah satu kamar rumah sakit.

"Kak, aku mohon, menikahlah dengan abang Alden!" Ucap Lisa, sang adik di waktu terakhirnya.

Caca menggeleng tak setuju. Begitu juga dengan Alden. Tapi mendengar Lisa terus memohon dengan suara seraknya yang nyaris hilang dan dengan raut wajahnya yang menahan segala rasa sakitnya, Caca pun akhirnya menyetujui permohonan terakhir adiknya.

Bagaimana kelanjutan kisah mereka?

Yuk langsung saja intip serial novel terbaru Author!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Aini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7 Caca sakit perut

Kini keluarga Adnan kembali lengkap dengan kehadiran Caca, sehingga mereka tidak terlalu merasa kehilangan. Kursi tempat duduk Lisa diisi kembali oleh Caca.

"Mari makan, tunggu apa lagi!" Seru Adnan mengajak makan.

Mereka semua pun mulai menyantap makanan yang sudah siap di piring mereka. Sengaja seperti itu untuk memudahkan Nadin memasukkan ramuan yang dia beli seharga sepuluh juta.

"Ca, ayo makan." Ajak Adnan.

"Iya, pa."

Alden tidak menghiraukan Caca sama sekali, dia mulai menyantap makanannya. Tapi, tiba tiba dia teringat pada istrinya yang selalu menyuapinya setiap kali dia mulai makan.

Tangan Alden berhenti menyendok makanannya dan dia terdiam saja. Sementara yang lain sibuk menikmati makanan mereka. Begitu juga dengan Caca yang sudah menyuap makanan bercampur ramuan yang katanya pengusir sihir.

Saat mengunyah makanan itu, lidah Caca merasakan rasa pahit. Ya, rasa pahit itu berasal dari ramuan yang dicampur kedalam makanannya.

"Alden, kamu kenapa nak?" Tanya Nadin khawatir melihat Alden yang tampak sedih dan tidak lagi menyuap makanannya.

"Abang pasti rindu kak Lisa. Biasanya kak Lisa selalu menyuapi abang saat baru mulai makan." Sahut Rani menatap iba pada kakaknya.

Semua orang berhenti makan, begitu juga dengan Caca. Rasa pahit kini menguasai seluruh permukaan lidah, mulut bahkan tenggorokannya. Sungguh menyiksa.

Dengan cepat Caca minum, eh malah tambah pahit, karena air untuknya juga sudah dicampur ramuan. Caca ingin muntah tapi ditahannya.

"Al, kamu oke?" Tanya Rahayu pada adiknya itu.

"Maaf, ma, pa, bang Alvin. Aku tidak selera makan." Alden berdiri dari tempat duduknya.

Caca yang sudah tidak kuat menahan ingin muntahpun sontak saja menarik tangan Alden.

"Aku akan menemani bang Alden.." Gumam Caca.

Alden tidak keberatan, dia membiarkan Caca memapahnya menuju kamar.

"Pasti berat untuk Alden. Khalisa istri terbaik untuknya." Gumam Nadin.

"Justru Caca yang lebih kasihan. Dia harus menjadi bayang bayang di rumah ini demi memenuhi amanah adiknya yang memintanya menjadi istri dari suaminya." Ucap Adnan membela Caca.

Adnan tahu istri dan anak anaknya tidak menyukai Caca. Karena itulah dia merasa kasihan pada Caca.

Meninggalkan meja makan, Caca dan Alden sudah tiba di kamar. Dengan cepat Caca masuk kekamar mandi, lalu dia muntah.

"Ca, kamu kenapa?"

Caca tidak menyahut, dia masih terus muntah. Dan setelah beberapa saat Caca akhirnya keluar dari kamar mandi.

"Apa ada sesuatu dimakananmu?" Tanya Alden yang sejak tadi setia menunggu di depan pintu kamar mandi.

"Nggak tahu, mungkin mulutku yang bermasalah. Rasanya sangat pahit." Jawabnya yang beralih duduk di sofa.

"Aku yakin mama memasukkan sesuatu di makanan Caca." Pikir Alden curiga.

Sebenarnya, dia memang sedih karena kembali teringat pada Lisa. Tapi, itu bukan satu satunya alasannya meninggalkan meja makan.

Kecurigaan Alden berawal saat dia melihat mamanya dan kakaknya saling berbisik. Lalu saat Caca mulai menyuap, Rani tersenyum lebar seakan menunjukkan sesuatu akan terjadi pada Caca. Karena itulah Alden berpura pura tidak selera makan dan membiarkan Caca ikut dengannya meninggalkan mejamakan.

"Apa kamu mau makan di luar?" Tanya Alden.

Dia merasa bertanggung jawab pada Caca. Tentu Caca pasti lapar. Jadi, dia menawarkan untuk makan di luar.

"Semua orang akan curiga kalau kita keluar." sahut Caca.

Alden meraih kunci mobilnya, lalu dia keluar dari kamar tanpa mengatakan apapun pada Caca.

"Al!" Seru Caca berharap bisa menhentikan Alden yang hendak pergi. Tapi Alden tidak menghiraukannya. Dia terus melangkah keluar dari kamar lalu menuruni tangga.

"Alden, kamu mau kemana!" Seru Nadin saat melihat Alden melangkah terburu buru.

"Beli obat, ma." Sahutnya.

"Obat apa, siapa yang sakit?" Tanya Adnan khawatir.

Alden menghentikan langkahnya lalu dia menoleh kearah meja makan dimana semua orang menatap padanya.

"Caca sakit perut, pa. Dia muntah muntah."

"Loh kenapa beli obat saja. Langsung bawa Caca ke klinik saja."

"Dia tidak mau pa. Katanya hanya sakit perut biasa."

"Ya sudah, cepat belikan obat sana!"

Alden pun langsung pergi untuk membeli makanan bukan obat. Eh tapi benar loh, makanan untuk obat sakit perut, karena Caca akan sakit perut karena menahan lapar.

Sepeninggalan Alden, Adnan yang sudah selesai makan pun langsung menemui Caca. Sementara Alvin sibuk mengurus Aldo dan Aldi yang sudah mau tidur.

Ya, Rahayu sendiri memilih bergosip dengan mamanya dan adiknya. Dia sengaja memerintahkan Alvin untuk mengurus anak anak. Untung saja Alvin sangat mencintai istrinya itu. Coba saja kalau tidak cinta, mungkin sudah lama Alvin ceraikan Rahayu yang suka semena mena dan suka mengatur suaminya.

"Caca!" Adnan mengetuk pintu kamar.

Caca yang masih bingung karena Alden tiba tiba pergi, kaget mendengar suara papa mertuanya.

"I-iya, pa!" Serunya.

Dengan segera Caca membuka pintu kamar.

"Bagaimana perutmu? Sangat sakit. Apa perlu ke dokter?"

Pertanyaan Adnan membuat Caca bingung.

"Alden bilang katanya kamu sakit perut?" Lanjut Adnan bertanya.

Sontak saja Caca memegang perutnya yang baik baik saja.

"Iya pa. Tadi mules, sakit juga. Tapi sudah agak mendingan kok, pa." Ucapnya berbohong.

"Benaran. Tidak perlu ke dokter?"

"Tidak usah, pa."

"Ya sudah, kalau gitu kamu istirahat saja. Alden lagi beli obat."

"Iya, pa." Sahutnya tersenyum dengan tangan masih memegangi perutnya.

Sementara itu di ruang tengah, Nadin sedang bergosip dengan kedua putrinya.

"Ma, kok abang malah tambah perhatian sih sama si nenek sihir itu?" Tanya Rani.

"Pasti ramuannya nggak mempan, ma." Sahut Rahayu.

"Aduh kalian bisa diam nggak sih. Mama rugi sepuluh juta hanya untuk ramuan yang nggak muharab itu." Celotehnya kesal.

"Makanya, mama tu tanya aku dulu kalau mau cari orang pintar."

"Kamu nyalahin mama? Kamu dimana kemarin? Mama telpon sampai ratusan kali nggak kamu angkat. Kamu selalu saja sibuk sama geng arisan kamu itu." Rutuk Nadin memarahi Rahayu.

Rani sih diam saja, dia hanya bisa menertawakan kakaknya dalam hati.

"Syukurin. Rasain tuh dimarahi mama." Ucap Rani dalam hatinya.

"Sekarang gimana? Kalian pikirin solusinya dong. Jangan diam saja." Rutuk Nadin pada kedua putrinya.

"Biar aku yang cari obat supaya Alden benci sama Caca dan mengusir nenek sihir itu dari rumah ini." Ujar Rahayu.

"Kali ini harus berhasil. Mama tidak mau kita kalah dari nenek sihir itu. Pokoknya, menantu terbaik mama cuma Khalisa. Lembut, sopan santun, penyayang, patuh dan yang penting dia tidak pernah menghasut Alden untuk melawan mama." Puji Nadin.

Dia benar, Khalisa adalah menantu terbaiknya. Tapi, Caca bukan menantu yang jahat. Caca tidak pernah menghasut Alden untuk membenci keluarganya. Caca bahkan rela dicaci maki, disiksa tanpa melawan sama sekali. Dia bertahan demi janjinya pada menantu terbaik keluarga Adnan.

Caca juga sudah meminta Alden menceraikannya karena dia tahu sampai kapanpun dia tidak akan bisa menggantikan posisi Khalisa di hati Alden dan di hati keluarga Adnan.

1
Sweet Girl
klo hamil.... anak Jack atau anak Sopir Taxi?
Sweet Girl
Mending kamu jotos jotosan dulu sama Jack, Den...
biar tu pala dapat pencerahan.
Izma Sukmawati
Luar biasa
Sweet Girl
Sepertinya nAsibmu bakal kembali ke asal Alvin...
Sweet Girl
Kesindir deh tu... yg mengatasnamakan suami...
Sweet Girl
emang otakmu ya Alden...
udah Tor... pisahkan aja Alden sama Caca...
Sweet Girl
Hah....???
Sweet Girl
Innaalillahi...
Sweet Girl
Nah luuuu
Sweet Girl
Baguslah... punya pikiran gitu...
Sweet Girl
Rasain lu Yuuuu
Sweet Girl
percuma... kamu labil...
Sweet Girl
Nah Khan...
Sweet Girl
Kamu aja Bodoh Den...
Sweet Girl
Papamu lebih pinter dr kamu Alden...
Nopy Wiwik
tinggal kisah Alden,
Sweet Girl
Pasti Lisa yang sudah mengatur semuanya.
Sweet Girl
bwahahahaha hati hati lhoooo dok... nanti tak laporin lhooo
Sweet Girl
Lhaaa Podo ae on...
Sweet Girl
Dasar.... Mak Lampir... entar beneran sakit lho Mak lampir....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!