NovelToon NovelToon
I Love You, I Am Happy

I Love You, I Am Happy

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: mom fien

"Biarkan aku mencoba membuatnya menjadi Ella yang dulu, Ella yang memiliki semangat hidup, aku hanya ingin meminta waktu sampai Ella mandiri lagi....".
"Aku mencintai Ella, aku bahagia hanya dengan mencintainya tanpa perlu Ella membalasnya, saat Ella bahagia akupun akan merasa bahagia, berikan aku sedikit kesempatan untuk membuatnya tersenyum kembali".

Kedua tanganku memegang wajah Ella, kami berciuman sampai kami mulai kehabisan nafas.
"Aku mencintaimu Ella", aku mengatakannya sambil masih memegang wajahnya.
Ia hanya tersenyum padaku.
Ya bagiku senyuman sudah cukup saat ini, aku tau suatu saat aku akan mendengar kalau ia juga mencintaiku.

"You."
And just like that, the greatest poem was written, in one word.
-Clinton-

Full of love from me,
Author

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mom fien, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bisnis bersama

Aku dan Ella mulai membuka waralaba kami, awalnya banyak pengunjung yang tertarik untuk mencoba, namun grafiknya mulai menurun kemudian, masa fomo nya telah berada di puncaknya. Hal itu adalah wajar dalam berbisnis. Aku dan Ella belajar banyak hal melalui pengalaman ini.

Saat ini Ella sudah mulai masuk kuliah, ia mengambil jurusan bisnis sama sepertiku dulu. Dan dalam beberapa bulan ke depan, secara perlahan waralaba juga sudah mulai stabil dan bisa diserahkan kontrol kesehariannya pada pegawai kami. Ella setiap pulang kuliah akan berada di rumah sakit sampai jam kios tutup baru pulang ke rumah. Sedangkan aku kadang mampir ke kios saat jam istirahat.

Karirku di kantor juga membaik, aku mendapat kepercayaan promosi dan naik level.

1 Tahun kemudian, aku dan Ella mulai membicarakan mengambil bisnis waralaba yang sama untuk membukanya di tempat lain. Tapi kami masih mencari cari tempat dan peluang lain yang lebih baik.

Suatu hari, aku, Ella, Amy dan Marvin sedang makan siang bersama di rumah om Mike. Kami mengobrol santai tentang berbagai hal, kemudian tercetus ide untuk mencoba berbisnis bersama.

Aku dan Marvin memang dulu waktu masih kuliah pernah memiliki keinginan itu namun terlupakan dengan sibuknya pekerjaan di kantor.

Dengan banyak diskusi bersama, riset dan pembelajaran, aku dan Marvin memutuskan untuk mencoba bisnis ekspor bahan baku kayu dan bambu yang digunakan sebagai bahan dasar desain interior. Ya, kami melihat peluang ini berkat Amy yang memiliki banyak koneksi dengan umkm yang berhubungan dengan desain interior namun belum mendapatkan perhatian yang maksimal.

Pendidikan dan pengalaman Marvin yang mengambil hukum bisnis sangat banyak membantu dalam tahap awal saat kami mulai merintis bersama.

Meskipun bisnis kami hanya memiliki nama aku dan Marvin di dalamnya, tetapi Ella dan Amy banyak membantu di balik layar, sehingga kami masih bisa mengerjakan semuanya sambil masih bekerja kantoran.

Hingga suatu saat setelah aku meeting dengan klien diluar kantor, tidak sengaja aku bertemu dengan anak buah papa dulu. Om Okki, menanyakan kabarku sekarang juga keluarga om Mike. Aku menceritakan bahwa aku telah menikah dengan putri om Mike dan juga menceritakan tentang bisnisku. Om Okki sekarang dipercaya menjadi salah satu direktur di perusahaan keluarga besarku. Om Okki menceritakan betapa ia mengagumi papaku, dan betapa berbeda nya keadaan perusahaan saat masih dipimpin papa dulu dengan sekarang yang saat ini dipimpin oleh omku, adik papa. Perusahaan mengalami masa masa sulit, banyak peraturan dan kebijakan yang baru tetapi tidak menolong sama sekali bahkan beberapa terlalu dipaksakan, hingga banyak pegawai lama yang mengundurkan diri.

"Deva apa kamu tidak tertarik untuk bekerja di perusahaan keluarga? Kamu tidak pernah datang saat RUPS (rapat umum pemegang saham)", tanya om Okki.

"Tidak om, aku tidak tertarik sama sekali, aku masih mempertahankan sahamku hanya karena itu adalah warisan papa, aku tidak ingin terlibat sama sekali dengan politik keluarga", jawabku.

Aku juga menjelaskan bahwa kini sahamku tidak sebesar dulu, karena sebagian telah aku berikan kepada om Mike.

Om Okki mencoba mengerti hal itu. Kemudian beliau banyak memberikan masukan untuk bisnis baruku. Aku sungguh senang mengobrol dengannya, om Okki sangat bijaksana dalam memberikan masukan masukan bisnis, tidak heran ia dipercaya memegang jabatan direktur.

Kami mengobrol hingga lupa waktu, sampai akhirnya aku menerima telepon dari Ella dan menyadari ini sudah malam.

Aku dan om Okki kemudian saling mengucapkan salam perpisahan.

Malam itu dan beberapa hari setelahnya, masukan masukan om Okki tentang bisnisku selalu terngiang. Aku berpikir ini saatnya aku meninggalkan karirku di kantor dan fokus pada bisnisku sendiri.

Aku membicarakan hal ini pada Ella dan ia mendukung keinginanku. Aku memberi pengertian bahwa awalnya pasti pemasukan kami berkurang tapi Ella berkata ia bisa mengaturnya dengan baik. Kami masih memiliki pemasukan dari kios waralaba, juga beberapa asset warisanku yang disewakan.

Aku juga membicarakan hal ini dengan Marvin, ia juga mendukung keputusanku, namun belum berani untuk melepas karir kantornya. Aku sungguh mengerti dan menghargai keputusan Marvin, lagipula berbeda dengan kondisiku, saat ini sebagian pemasukan keluarga masih berasal gaji kantoran Marvin.

Dalam sebulan aku mempersiapkan segala keperluanku untuk bisa fokus dengan bisnis pribadiku dan mengajukan pengunduran diri di kantor.

Aku mengalami jatuh bangun selama 1 tahun fokus dengan bisnis ini. Aku sudah hampir tidak pernah mampir ke kios waralabaku, tetapi sejauh ini Ella berhasil menjalankannya dengan baik tanpa bantuanku. Saat aku mulai mempertanyakan keputusanku meninggalkan karir di kantor dan mendapatkan pemasukan tetap tiap bulannya, Ella menguatkanku dan meyakinkanku kalau aku bisa dan mampu mengatasi kesulitan kesulitan yang seakan tidak ada habisnya.

Akhirnya sekitar 1 tahunan, aku bisa mengatasi permasalahan-permasalahan yang muncul dan mengerti alurnya, aku kini bisa mengontrolnya dengan baik, dan bisnisku mulai stabil berkembang ke arah yang membaik. Aku mulai mendapatkan pemasukan tetap tiap bulan meski belum sebesar gajiku dulu. Tapi aku yakin bisnis ini hanya tinggal menunggu waktu untuk dikenal, karena banyak pelanggan baru yang datang atas rekomendasi pelanggan lamaku, dan pelanggan lamaku juga mulai memesan bahan baku dalam jumlah yang lebih besar.

Dalam 2 tahun aku membuktikan bahwa kerja keras tidak mengkhianati hasil.

Aku mulai kewalahan dengan semakin berkembangnya bisnis ini. Aku membicarakan hal ini dengan Marvin, dan Marvin memutuskan untuk fokus bersamaku membangun bisnis ini. Dengan bantuan Marvin, tidak lama bisnis ini berkembang melebihi ekspektasiku.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!