NovelToon NovelToon
Gadis Bercadar Jodoh Gangster

Gadis Bercadar Jodoh Gangster

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Bad Boy
Popularitas:26.1k
Nilai: 5
Nama Author: Kyure Aamz

Maulana Nevan Ganendra, para sahabatnya sering menyebut lelaki itu dengan sebutan gangster penyayang Bunda. Nevan selalu berhasil membuat orang terkena mental hanya dengan kata-katanya, mulutnya sangat licin seperti lantai yang baru saja di pel.

Tidak ada hari tanpa julit, ibarat kata pepatah hidup Nevan itu seperti sayur tanpa garam jika tidak julit. Sudah galak, julit, tak punya hati pula, lengkap sudah hidup Nevan. Semua berawal saat Nevan mendapat sebuah tantangan konyol untuk menikahi gadis bercadar bernama Nazma.

Nevan memanggil gadis itu dengan sebutan Nanaz, seorang gadis yang hidupnya penuh dengan masalah dan jauh dari kata bahagia.

°°°

"Berhenti kayak gini Nevan, sikap kamu bikin aku kelihatan semakin rendah di mata orang-orang." Air mata Nazma lolos begitu saja. "Boleh aku minta sesuatu."

"Apa?" Nevan seakan terhipnotis dengan tatapan Nazma.

"Jangan bilang aku sok jual mahal lagi, sakit dengernya. Aku emang miskin, tapi orang miskin juga punya harga diri."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kyure Aamz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

27. Meluapkan emosi

Nevan bisa melihat air mata yang sudah menggenang di pelupuk mata Nazma, mata Nazma bahkan berkaca-kaca. Air matanya jatuh berkali-kali, namun hal itu samasekali tidak mengusik Nevan. Bahkan lelaki itu tidak merasa iba sedikitpun.

"Jangan diem aja, bisu lo?!" Jangan salahkan Nevan jika bicara kasar, salahkan Nazma yang terus-terusan membohonginya.

Nazma terdiam sejenak, mengusap pelan air matanya. "Kamu mau aku jawab apa?"

"Nggak usah basa-basi." Nevan tertawa hambar. "Lo terus-terusan berkelit, buat apa? Buat nutupin kebusukan lo? Biar gue nggak tahu kalau lo udah di pakek sama Ando?!"

Nazma merapatkan bibirnya, menahan isak tangisnya agar tidak terdengar. Hatinya sesak saat Nevan mengatakan hal itu, rasanya begitu menyakitkan.

"Lo diem, diem artinya iya. Oh gue tahu, lo pernah bilang kalau lo suka sama cowok inisial L. Tapi lo ngerasa nggak pantes bersanding sama cowok itu."

Nevan semakin berasumsi tidak jelas, lelaki itu di kuasai emosi. Pikirannya tidak bisa berpikir positif, itu semua karena Nazma yang tidak mau jujur.

"Lo ngerasa nggak pantes karena lo udah kotor, lo udah di pakek sama Ando." Tatapan Nevan semakin menajam. "Bener kan?! Gue butuh jawaban lo. Iya atau nggak?!"

"Iya, kamu bener." Ucapan tersenyum tipis, walaupun batinnya menangis. "Aku juga nggak pantes bersanding sama kamu, sekarang apalagi yang harus di pertahanin?"

Kedua tangan Nevan mengepal erat, matanya berair walaupun ia samasekali tidak menangis. Nevan menghampiri Nazma, mengikis jarak di antara mereka. Kini posisi kedua orang itu bisa di bilang dekat, di saat seperti ini tentu saja Nazma tidak bisa merasa tenang.

Nevan berada dalam mode tarzan, dan itu bukanlah hal kecil. Semua kata-kata buruk telah keluar dari mulut lelaki itu, suasana rumah sedang sepi dan tidak ada yang bisa menghentikan lelaki itu untuk melakukan apapun yang di inginkannya.

"Ulang apa yang lo omongin barusan." Suara Nevan terdengar dingin.

"Seperti yang kamu bilang, aku udah di pakek sama cowok itu." Bohong jika Nazma tidak merasa takut.

Nevan mengangkat tangannya, membuat Nazma langsung memejamkan matanya. Nazma sudah siap jika Nevan sewaktu-waktu akan memukulnya.

"Nggak kan? Lo boong kan?" Nevan menyentuh pipi kanan Nazma, suaranya tidak tinggi seperti saat marah-marah tadi.

Nazma perlahan membuka matanya. "Kamu pengen jawaban kan tadi? Itu kan yang pengen kamu denger?"

"Nggak, gue tarik kata-kata gue." Nevan beralih menggengam tangan Nazma. "Lo boong kan Nanaz? Nggak mungkin lo ngelakuin itu, lo orang baik."

"Aku nggak sebaik yang kamu kira, itu kenyataannya."

"Gue nggak percaya." Genggaman Nevan semakin erat, suaranya berubah menjadi serak.

"Kamu marah kan? Kamu boleh pukul aku. Ayah aku sering mukul aku, aku udah terbiasa."

Hati Nevan merasa sakit saat mendengar kata-kata itu, apa yang terjadi pada Nazma selama ini? Mengapa Nevan samasekali tidak tahu? Nevan memeluk erat Nazma, namun hal itu malah membuat tubuh Nazma semakin bergetar.

"Nevan, kapan?" lirih Nazma.

"Kapan apa?" Nada suara Nevan begitu rendah.

"Kapan kamu lepasin aku yang kotor ini?"

Nevan melepaskan pelukannya, matanya berkilat marah. Nevan sudah menahan dirinya agar tidak mengatakan hal yang menyakitkan, tapi Nazma tidak berhenti memancingnya dan membuat dirinya marah.

"Berhenti ngrendahin diri lo, lo nggak kotor." Ada nada tidak suka saat Nevan mengatakan hal itu.

"Kak Ando pernah ngelakuin apa yang nggak pernah kamu lakuin." Nazma memanggil Ando dengan sebutan Kak, karena lelaki itu dua tahun lebih tua darinya.

"Stop! Bisa nggak sih nggak usah mancing gue terus?!" sentak Nevan.

"Kamu mau aku jujur kan? Ada suatu hal yang pernah terjadi antara aku sama Kak Ando."

"Gue nggak bakal lepasin lo! Hubungan ini bakal tetap bertahan, lo denger?!"

Nevan berbalik badan, lelaki itu membuka pintu kamar. Suara bantingan pintu terdengar begitu keras bersamaan dengan keluarnya Nevan. Nazma terduduk di lantai, tubuhnya mendadak terasa lemas.

Sebenarnya Ando sudah mulai mengirimi Nazma pesan satu hari yang lalu, namun Nazma dengan cepat menghapus nomor itu. Nazma tidak pernah menduga, jika Ando akan mengirimi pesan lagi dan yang membacanya adalah Nevan.

[Hai Dear, apa kabar? Gue mau lo nyerahin diri lo ke gue, atau gue bakal habisin bokap lo]

[Lo masih inget kan? Bokap lo pernah utang banyak ke gue, dan itu masih belum lunas. Kalau lo nggak mau nurut, gue bisa bikin bokap lo ilang dari dunia ini]

Mengingat pesan-pesan yang dikirimi oleh Ando satu hari yang lalu, membuat Nazma mati rasa. Bagaimana bisa Nazma menyerahkan diri pada Ando? Sementara dirinya saat ini sudah menjadi istri Nevan.

'Ayah emang udah jahat, tapi aku juga nggak mau kalau Ayah kenapa-napa.' Nazma menggigit bibir bawahnya, kemudian kembali menangis.

***

Nevan mengendarai motornya, membelah jalanan dengan udara dingin yang kini menemaninya. Lelaki itu hanya memakai celana training converse warna hitam, serta kaos lengan panjang berwarna abu-abu. Di saat perasaannya tidak karuan, mana sempat Nevan mengambil jaket.

Tujuannya saat ini adalah menuju coffee shop miliknya, di sana Nevan tidak menikmati kopi dan duduk santai layaknya seorang pemilik. Laki-laki itu justru turun menjadi seorang barista, selain memanah Nevan sering meluapkan emosinya dengan menjadi seorang barista.

"Mas, pesen latte satu. Sama Affogato satu." Seorang gadis datang untuk memesan.

Nevan menatap gadis itu dan mengangguk pelan. "Baik, bisa di tunggu di meja yang tersedia."

Nevan menggunakan mesin kopi tersebut dengan begitu lancar, lelaki itu memang sudah pandai membuat berbagai jenis kopi. Espresso, macchiato, mocha, cappuccino, dan lain sebagainya.

"Udah lama kerja di sini Mas?" Bukannya pergi, gadis itu malah duduk di kursi yang letaknya dekat dengan meja pembuat kopi.

"Ya." Nevan tidak terlalu ingin meladeni gadis itu.

"Tapi saya nggak pernah lihat Mas-nya." Gadis itu semakin ingin mengajak Nevan mengobrol.

Butuh waktu beberapa menit, Nevan akhirnya selesai membuat pesanan gadis itu.

"Ini pesanannya, Mbak bisa duduk di meja yang di sediakan." Nevan merasa risih, namun saat menjadi barista Nevan berusaha menjadi seramah mungkin.

Gadis itu mengambil pesanannya, dia tampak tersenyum malu. "Spill nomor wa nya dong Mas."

"Nggak di bolehin istri saya bagi-bagi nomor wa, bukan sembako katanya. Nggak bisa di kasih ke orang sembarangan." Nevan menjawab dengan sangat tenang.

"Oh, kirain masih jomblo." Senyuman gadis itu langsung luntur.

Setelah mengambil pesanannya dan membayar, gadis itu segera pergi ke meja yang sudah tersedia. Nevan kembali bekerja dengan sangat baik, meminta beberapa pekerjanya untuk mengantarkan pesanan ke meja-meja.

Lelaki itu pandai memainkan ekpsresi, menyembunyikan amarahnya dan memasang wajah begitu ramah. Namun perlahan hati Nevan bisa tenang kala melihat banyak pengunjung yang mampir, setidaknya emosinya sudah sedikit terluapkan.

"Cappuccino satu." Terdengar suara seorang laki-laki.

"Baik, silahkan---" Nevan menatap lelaki itu. "Sean."

"Lo ...." Sean masih tidak menyangka jika akan bertemu dengan Nevan. "Tumben, nggak malmingan sama Nazma?"

"Jangan bahas dia." Raut wajah Nevan terlihat datar.

"Ada masalah kan?" Sean terkekeh. "Makannya lo ke sini, malem-malem gini lo nggak mungkin main panahan. Lo juga nggak bakal segabut itu jadi barista, jelas-jelas lo punya pekerja banyak."

"Gue suka jadi barista, emang nggak ada waktu aja selama ini." Nevan lebih memilih untuk membuatkan Sean cappuccino.

"Selama ini lo kebanyakan sibuk mikirin masa lalu, dan sekarang lo udah sibuk sama Nazma."

"Yan!" Terselip nada kesal dalam ucapan Nevan.

"Canda." Sean tersenyum geli. "Mana pesenan gue? gue merasa terhormat karena Bos nya langsung yang layanin gue."

Nevan ikut tersenyum. "Kapan lagi gue jadi babu."

"Pelayan," ralat Sean.

"Sama aja." Nevan mendengus geli.

***

Nevan duduk di salah satu meja yang agak jauh dari pengunjung, lelaki itu bahkan masih memakai seragam barista. Nevan duduk bersama dengan Sean, Calvin, Jeno, dan Iqbal. Sean lah yang telah menghubungi Calvin, Jeno, dan Iqbal agar datang.

Makanannya sekarang ini mereka berkumpul, Calvin begitu bersemangat saat datang karena akan mendapatkan kopi gratis. Sejak kecil, Calvin itu suka yang gratis-gratis. Tidak heran, jika besarnya modelan Calvin menjadi seperti ini.

"Mau latte dong gue Bos, cappuccino juga enak kayaknya, mocha juga nggak kalah enak. Jadi pengen roti bakar, mau sandwich juga, salad juga kayaknya enak."

Jeno menoyor pelan kepala Calvin. "Tau diri dikit kalik, banyak mau lo. Mentang-mentang gratis, semuanya lo embat."

"Justru itu, mumpung gratis. Kalau bisa gue mau bungkus buat di rumah." Calvin semakin tidak tahu malu saja.

"Gapapa Jen, santai aja. Calvin bisa pesen sepuasnya ... lo pada juga bisa pesen sepuasnya." Untuk kali ini Nevan tidak ingin julit.

"Lo mendadak berhati mulia, mulut lo nggak julit. Jangan mati dulu ya Van, di film indosiar kalau orang tiba-tiba berubah baik itu tandanya mau mati."

"Heh, sembarangan lo!" Calvin memelototi Iqbal. "Bos gue ini, jangan macem-macem lo."

Calvin menunjuk Nevan dengan perasaan bangga, melihat teman-temannya membuat Nevan sedikit terhibur.

"Udah, kita di sini buat bahas Nevan." Sean menatap ke arah Nevan. "Ceritain masalah lo."

Nevan mengusap pelan wajahnya, ia mulai menceritakan segalanya. Tidak ada yang Nevan tutup-tutupi, lelaki itu membutuhkan sebuah pencerahan. Nevan tidak tahu langkah apa yang harus dirinya ambil.

"What?!" Calvin menutup mulutnya tak percaya.

"Nggak usah berisik bisa?" Nevan menatap datar Calvin.

"Bentar-bentar, gue ada yang nggak paham. Di pakek apaan?" Bisa-bisanya Iqbal bertanya seperti itu.

"Ya Allah Iqbal malkist." Jeno sudah tidak habis pikir lagi. "Lo bocah, jadi nyimak aja."

Iqbal mengangguk patuh, mendengarkan sambil memakan nabati. Kabar-kabarnya, besok Iqbal sudah bisa makan malkist lagi.

"Nggak mungkin Van? Dari cover nya Nazma aja kita udah bisa lihat. Nggak tahu lagi, kalau bokap nya yang bikin dia kayak gitu, tuh bapak-bapak kan gila uang," ujar Jeno.

"Cari tahu yang namanya Ando." Aura Nevan berubah menjadi menyeramkan. "Kalau ketemu, gue habisin dia."

Bersambung...

1
Sakirin
seru lo kak
Atik R@hma
Tak kira udah end,Alhmdulillah masih😘🤩💪
rhani bhelLo💕
yah di culik dah si nazma
ini pasti akal"n si aji
gimana sih si nevan udah tau si nazma lagi d ancem" pake d tinggal"
lanjuuuuut thoooor
Sumiati Ngurawan
mampir thor
Elis Juhaelis
mau lanjutannya
Neng Sum
lanjut kak semangat yang banyak update nya
Neng Sum
lanjut kak semangat
Neng Sum
lanjut kk semangatt
Neng Sum
lanjut kak author yg banyak update nyah semangatt
Neng Sum
lanjut kak outhor semangat yang banyak up date nya 💪💪😄
Neng Sum
di tunggu update ya outhor semangat😄💪💪
nuraeinieni
aq mampir thor
🇮🇩,inosuke,🇯🇵
wah kejam kali wak
🇮🇩,inosuke,🇯🇵
maksudnya? kan masih sklh thor
🇮🇩,inosuke,🇯🇵
hah bukan nya anak sklh belum boleh nikah ya?
Neng Sum
lanjutt kak😄😄
Zaldin Agt
kapan di update?
putri baqis aina
Keren banget thor, semangat terus ya!
hoba
Gemesin banget! 😍
Aono Morimiya
Saya merasa seperti berada di dalam cerita, mengalami segalanya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!