NovelToon NovelToon
Private Tutor

Private Tutor

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintamanis / Teen School/College / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:2.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: Yutantia 10

Untuk mengisi waktu senggang diawal kuliah, Om Raka menawari Alfath untuk menjadi tutor anak salah satu temannya. Tanpa fikir panjang, Alfath langsung mengiyakan. Dia fikir anak yang akan dia ajar adalah anak kecil, tapi dugaannya salah. Yang menjadi muridnya, adalah siswi kelas 3 SMA.

Namanya Kimmy, gadis kelas 3 SMA yang lumayan badung. Selain malas belajar, dia juga bar-bar. Sudah berkali-kali ganti guru les karena tak kuat dengannya. Apakah hal yang sama juga akan terjadi pada Alfath?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 6

"Ayolah Beb, ikut ya, temenin aku," bujuk Farel saat istirahat sekolah. Ya, Kimmy sudah mulai sekolah seminggu ini. "Mau ya, mau ya, please." Cowok itu memaksa Kimmy menemaninya ke pesta ulang tahun salah satu temannya.

"Aku gak bisa, Yang. Setelah kabur hari itu, aku dapat ultimatum dari Mama, kalau sampai aku kabur lagi, aku bakalan di masukin ke pesantren." Ya, malam itu setelah Alfath pulang, Kimmy langsung ditatar mamanya. Wanita itu sudah menegaskan jika kemarin, adalah terakhir kalinya dia menolong. Selanjutnya kalau masih bikin ulah, bakalan langsung diadukan pada papanya, bahkan tak segan akan menyetujui usul papa untuk memasukkan Kimmy ke pesantren atau sekolah asrama.

"Halah, itu cuma gertakan. Kita sudah kelas 3, bentar lagi mau lulus, gak mungkin dipindah ke pesantren," Farel masih terus meracuni otak Kimmy. Baginya sangat mustahil anak yang tak sampai setahun lagi lulus, dimasukin pesantren.

"Aku tetep gak bisa, acaranya malam, Rel, gimana nanti aku pulangnya? Waktu itu aja, satpam kena masalah karena aku, selanjunya, mereka pasti akan berjaga lebih ketat, gak mungkin lagi bisa aku kibulin kayak kemarin."

"Jangan menyerah sebelum berperang, coba dulu, nanti aku jemput di deket rumah kamu jam 7 malam."

"Enggak, aku gak bisa."

"Gak seru kamu, Kim," Farel berdiri dari duduknya, menatap Kimmy kesal. "Katanya sayang sama aku, tapi cuma permintaan kecil kayak gini aja, kamu gak bisa ngabulin. Udah ah, males sama kamu," dia hendak pergi, tapi Kimmy menahan lengannya.

"Tolong ngertiin posisi aku dong," Kimmy memelas.

Bel masuk lebih dulu berbunyi sebelum Farel merespon apapun. "Aku kembali ke kelas," dia melepaskan tangannya dari cekalan Kimmy lalu pergi begitu saja.

Rachel yang baru masuk kelas, tak sengaja berpapasan dengan Farel yang mau keluar. Kimmy dan Farel memang tidak satu kelas. Rachel tersenyum melihat wajah BT Farel, tanpa berkata apapun, dia melanjutkan langkah menuju kursi yang tadi di tempati Farel karena itu memang bangkunya.

"Kenapa, kalian berantem?" tanya Rachel.

Kimmy membuang nafas berat lalu menceritakan permintaan Farel padanya.

"Terus, kamu gimana?"

Kimmy mengedikkan bahu, "Gak tahu, bingung."

Obroan mereka tak berlanjut karena guru susah masuk ke dalam kelas. Sepanjang pelajaran, Kimmy tak bisa fokus karena memikirkan permintaan Farel. Haruskah dia mengabulkan permintaan cowok itu, meski rasanya sangat mustahil. Sampai bel pulang berbunyi, tak ada satupun pelajaran yang masuk ke otak Kimmy.

"Kamu dianter Farel apa dijemput supir?" tanya Rachel.

Kimmy menghela nafas panjang. Mungkinkah Farel mau mengantarnya pulang setelah pertengkaran tadi? Sementara supirnya sedang cuti hari ini.

"Aku nebeng kamu boleh gak?" tanyanya pada Rachel.

"Sorry, Kim, kayaknya gak bisa deh, aku ada janji sama someone," Rachel tersenyum simpul.

"Someone, siapa?"

"Ada deh, kapan-kapanlah aku kenalin kamu."

Kimmy hanya mengangguk, tak mungkin dia memaksa Rachel cerita kalau bukan keinginan cewek itu sendiri. Sepertinya dia harus pulang dengan ojol atau taksi online. Saat membuka HP, dahinya langsung mengkerut melihat pesan masuk dari Alfath. Cowok itu ternyata sudah menunggunya di depan sekolah.

"Ngapain kamu ada di sini?" Kimmy bersedekap sambil menatap Alfath tidak suka. Sebenarnya lebih ke takut sih, takut Farel melihat Alfath menjemputnya.

"Papa kamu nyuruh aku jemput kamu," Alfath menyodorkan sebuah helm pada Kimmy.

"Kenapa kamu mau? Kamu itu tutor, bukan ojol, mau-maunya di suruh-suruh," Kimmy tersenyum mengejek.

"Aku juga punya saudara perempuan, tahu seperti apa khawatirnya orang tua kamu. Membiarkan anak bandelnya pulang sendirian, bisa-bisa gak nyampek rumah, malah keluyuran."

Kimmy mendelik kesal disindir seperti itu.

"Ayo buruan!" Alfath yang geram melihat Kimmy dan saja, mengambil balik helm tersebut, lalu memakaikan pada Kimmy. "Aku risih di sini lama-lama."

"Kenapa?"

"Kayaknya di sekolah kamu gak ada cogan deh. Anak-anak di sekolahan kamu dari tadi perhatiin aku terus."

"Ish, PD banget!" Kimmy langsung nyengir.

Setelah Alfath naik ke atas motor, Kimmy langsung menyusul naik. Lama-lama di sini juga tak baik untuknnya, takut ketahuan Farel.

Sesampainya di halaman rumah Kimmy, keduanya

langsung turun dari motor sambil melepas helm. Kimmy fikir Alfath mau langsung pulang, tapi ternyata, cowok itu malah jalan ke teras lebih dulu. Bukankah Sabtu dia libur les, tapi kenala Alfath ikutan masuk.

"Ngapain kamu masih di situ?" Alfath geleng-geleng kepala melihat Kimmy yang masih mematung di dekat motor. "Kesambet, Neng, habis diantar cogan," dia terkekeh pelan.

Kimmy mendengus kesal, meletakkan helm diatas jok motor Alfath lalu menghampiri cowok itu di teras. "Kamu mau ngapain, hari ini les nya libur?"

"Les nya emang libur, tapi aku dikasih kerja lembur sama Papa kamu."

Mata Kimmy langsung membulat sempurna. "Enggak, males banget sabtu-sabtu belajar."

"Bukan belajar, tapi aku disuruh jagain kamu. Kedua orang tua kamu ke luar kota, malam nanti baru sampai rumah."

"Aku bukan anak kecil kali, udah kamu pulang aja."

Bukannya pulang, Alfath malah masuk lebih dulu. "Aku udah terlanjur mengiyakan amanah orang tua kamu," ujarnya sambil terus berjalan.

Kimmy menghentakkan kakinya kesal ke lantai. Kalau Alfath di sini, akan lebih mustahil lagi dia bisa keluar dengan Farel malam ini. Alfath jelas beda dengan sekuriti di depan, butuh efforts yang lumayan untuk bisa mengelabuhi cowok itu.

Kimmy gelisah sepanjang sore hingga malam, memikirkan pesan yang baru saja dikirim Farel. Cowok itu mengancam putus jika malam ini, Kimmy tak bisa keluar dengannya. Sekarang sudah hampir jam 7, itu artinya, Farel akan segera datang menjemput.

"Kamu kenapa, galau gitu?" tanya Alfath saat keduanya tengah makan malam.

"Gak papa, aku ke kamar dulu, mau tidur." Gadis itu meninggalkan meja makan lebih dulu, lalu naik ke lantai dua menuju kamarnya.

Alfath merasa jika ada yang sedang difikirkan oleh Kimmy. Dia hanya berharap semoga saja bukan hal-hal aneh yang difikirkan cewek itu.

Sesampai di kamar, Kimmy langsung membuka ponsel. Ternyata dugaannya benar, ada banyak panggilan masuk dari Farel, dia memang sengaja meninggalkan ponselnya di kamar, takut Alfath curiga. Disaat dia masih bingung antara mengiyakan atau menolak, ponselnya kembali berdering, ada nama Farel di layar.

Panggilan yang tak kunjung berhenti, membuat Kimmy akhirnya menjawab, seperti dugaannya, Farel masih berusaha membujuk.

"Please, Beb, temenin aku. Kamu tahu sendirikan, di undangan harus bawa pasangan, kalau gak sama kamu, aku sama siapa?"

"Tapi aku gak bisa keluar, Yang."

"Kata Puput, orang tua kamu lagi ada kerjaan di luar kota, itu artinya, kamu bisa keluar. Cuma bentar kok, gak sampai acara selesai, kita pulang duluan."

Kimmy membuang nafas kasar, kenapa juga tadi bilang sama Puput kalau orang tuanya gak ada di rumah, sekarang dia jadi gak ada alasan untuk menolak ajakan Farel.

"Cuma bentar kok, gak sampai acara selesai, kita pulang, please... "

Kimmy duduk di atas ranjang, dilema. Satu sisi, takut kalau sampai ketahuan dan akan di masukkan ke pesantren, sedang satu lagi, gak bisa menolak ajakan Farel, apalagi cowok itu sampai mohon-mohon.

"Baiklah," dengan berat hati, Kimmy mengucapkannya. "Tunggu 30 menit, aku siap-siap dulu."

"Gitu dong, kalau udah berhasil keluar, telepon aku." Sambungan diakhiri setelah itu.

Kimmy meletakkan ponsel di sebelahnya. Saat ini, dia sedang memikirkan cara untuk mengelabuhi Alfath. Kalau hanya satpam, tidak terlalu sulit, tapi Alfath, dia yakin sulit untuk ngibulin cowok itu. Sambil berfikir, Kimmy mengambil gaun di dalam almari lalu berganti baju. Sengaja tidak memakai make up lebih dulu agar Alfath tidak curiga padanya.

Alfath ada di ruang keluarga yang letakkan tepat di depan tangga, tak pelak, cowok itu bisa melihat saat Kimmy turun dari sana. Dahinya mengkerut melihat pakaian Kimmy yang dia nilai terlalu bagus kalau untuk di pakai di rumah, apalagi untuk tidur mengingat ini sudah malam. Tapi tak bisa dipungkiri, cewek itu terlihat sangat cantik malam ini.

"Mau kemana?" tanya Alfath penasaran.

Jantung Kimmy berdecak kencang, takut rencananya gagal. "Gak kemana-mana."

"Kok ganti baju?" Alfath curiga.

"Emang kenapa, baju-baju aku sendiri, kok kamu yang sibuk ngurusin?"

"Bukannya begitu, tapi... "

"Tapi hak aku mau pakai baju apapun," potong Kimmy. "Lagian orang kaya bajunya banyak, sayang gak dipakai."

"Iya, iya, horang kaya," Alfath memutar kedua bola matanya malas. Dasar cewek sombong, batinnya dalam hati. Secara tak sadar, dia membandingkan Kimmy dan Alula, Lula yang orang tuanya jelas sultan saja, gak sesombong itu. Tapi.... dua duanya sama-sama cantik sih.

Kimmy melenggang menuju dapur, mengabaikan Alfath yang masih memperhatikannya. Dia membuat dua cangkir teh hangat, lalu membawa ke ruang keluarga, tak lupa setoples kecil kacang untuk camilan.

"Temenin aku nonton drakor malam ini," pinta Kimmy. Dia meletakkan nampan di atas meja, lalu menaruh secangkir teh tak jauh dari tempat Alfath duduk.

Alfath kembali mengernyit, agak heran melihat Kimmy yang menurutnya pemalas, membuatkan dia teh.

"Kamu yang bikin?"

"Kalau aku bilang iya, kamu pasti gak percayakan?" Kimmy mencebikkan bibir. "Aku nyuruh Bi Nana. Ini sekalian aku bawain kacang buat camilan."

"Aku gak suka drakor, gimana kalau nonton film action saja?" tawar Alfath.

"Serah, asal gak ngajak nonton be ef."

"Kamu kali yang pengen nonton gituan."

"Dih, najis," Kimmy langsung mendelik.

Otak Alfath tiba-tiba travelling kemana-mana. Kalau beneran mereka melihat be ef, bisa kacau, mana kuat dia nahan iman kalau di sebelahnya ada yang cantik pakai banget.

Alfath menggeleng cepat, mengenyahkan fikiran kotor yang sempat singgah di otaknya. Meraih remot yang ada di atas meja, mencari film action di salah satu chanel berbayar.

Kimmy menyeruput teh hangat sambil memperhatikan Alfath. "Di minum dong teh nya, hargain usaha aku bawain buat kamu."

"Iya, iya, bawel."

Setelah mendapatkan film yang sepertinya bagus, Alfath kembali meletakkan remot. Mengambil teh di atas meja lalu menyeruput sedikit.

"Gak papakan, lihat film ini?" Alfath menoleh ke arah Kimmy, memastikan jika gadis itu tidak terpaksa menonton.

"Iya, gak masalah."

Film baru saja dimulai, namun Alfath, tiba-tiba merasakan kantuk yang sangat hebat. Matanya terasa sangat berat, sulit sekali dibuka.

"Aku kok tiba-tiba ngantuk gini ya," dia mengusap wajahnya berkali-kali dengan kedua telapak tangan, berusaha menepis kantuk.

"Gimana sih, katanya nemenin aku, kok malah ngantuk," Kimmy pura-pura kesal, padahal dalam hati, bersorak gembira. Diam-diam, dia memasukkan obat tidur ke dalam teh yang diminum Alfath. Teh itu bukan Bi Nana yang buat, tapi dia sendiri. "Jangan tidur disini, nanti aku dimarahi Papa, dikira ngebiarin kamu. Tidur di kamar tamu aja, yuk aku anter."

Alfath yang memang sudah tak tahan, mengikuti Kimmy. Saking lemasnya, saat menaiki tangga, dia sampai dipapah gadis itu.

"Apa di bawah gak ada kamar tamu, kenapa harus ke lantai atas?" tanya Alfath.

"Kamar tamu di lantai bawah AC nya rusak, udah gak usah protes, yang di atas saja."

Dengan kaki yang terasa lemas, Alfath berusaha menaiki anak tangga. "Kim, kamu gak masukin obat tidur ke minumanku kan? Aneh aja, kok tiba-tiba aku ngantuk banget."

Kimmy gelagapan ditanya seperti itu. Dalam hati dia memuji Alfath, pinter juga cowok itu, bisa langsung menebak ke arah sana.

"Gak usah nuduh deh," dia coba berkelit.

Sesampainya di lantai dua, Kimmy memapah Alfath masuk ke dalam kamarnya. Kenapa kamarnya, karena dia punya rencana lain selain ingin keluar malam ini. Dia ingin orang tuanya menangkap basah Alfath di dalam kamarnya, lalu dia pura-pura mau dilecehkan agar cowok itu dipecat jadi tutor.

Dengan mata yang sulit dibuka, Alfath mencoba memperhatikan isi kamar. Dia kembali curiga karena menurutnya, ini seperti kamar gadis, bukan kamar tamu. "Ini..... "

"Udah buruan tidur." Kimmy mendorong Alfath saat sudah berada di dekat ranjang. Tubuh Alfath yang sudah lemas, langsung terjatuh di atas ranjang dan tertidur.

"Astaga, apa aku terlalu banyak masukin obat tidurnya," Kimmy menatap iba pada Alfath yang sudah terlelap. "Semoga saja dia tidak apa-apa." Tak mau Farel menunggu lama, dia memakai make up buru-buru lalu keluar.

1
Dyah Ika
Luar biasa
Lina ciello
😭😭
Lina ciello
ealah al ga sabarr
Lina ciello
kawusss kimmm wkwkwk makan tu temennn 😏
Lina ciello
mampuss o kimm 🤬😡 cyrcle e murahan dadine yow ngunu 🤬
Lina ciello
nahh bener jujuroo kabeh ben digowo. nek pesantren 😡
Lina ciello
sakno kowe al.. ancen brengsekk kimmy 😡
Lina ciello
putuss Barr rak wes
Lina ciello
iso2 e cah cilik due obat tidur 😡
Lina ciello
buang kali ae farel kui
Rika Hari
😂😂😂ndk tahan aku baca nya bikin emosi aja ank alula ini 😅😅😅
Rika Hari
astagfirullah 😂😂😂
Ina Karlina
dasar Al modus Mulu heran😁😁😁
Ina Karlina
Alhamdulillah Kimi hamil .. semakin bahagia ya Kim👍
Muji Erawati
Luar biasa
Ina Karlina
ada ada ajah ah kelakuan manten baru..nabati aja dsabar dikit apa🤣🤣🤣
Ina Karlina
siiip gasken babang👍💪💪
Ina Karlina
uuuh ayah Septian is the best 👍ayah yang sangat bijaksana 🥰
Ina Karlina
semoga aja mmh Nara berlapang dada mau menerima Kimmy
Ina Karlina
Pooh tidak semudah itu Alejandro😁cintamu masih butuh perjuangan...tetap semangat ya abang Al 😁😁😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!