Kisah ini tentang seorang gadis cantik yang bernama Lala, harus mengandung karena hubungan terlarang dengan seorang jin muda yang sejak kecil menyukainya.
Berawal dari kebiasaan buruk Lala, hingga sosok jin muda yang menyukainya dan merubah wujudnya menjadi tampan saat setiap bertemu Lala meskipun warna matanya merah dan memiliki tanduk di kepalanya.
Bagaimana kisah selanjutnya?ikuti kisah selanjutnya ya🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HniHndyni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kebohongan Lala
Di alam antah berantah dan waktu di alam dunia sangatlah berbeda,Lala yang sejak berhari hari tinggal di alam antah berantah sangat merindukan Mak Dira.ia meminta pangeran Firr untuk mengantarkannya kembali ke rumahnya.
Pangeran Firr, yang telah jatuh hati pada kebaikan dan kecerdasan Lala, merasa sedih mendengar permintaannya. Ia tahu betapa pentingnya Mak Dira bagi Lala, namun ia juga tak ingin kehilangan Lala dari sisinya. Dengan berat hati, ia setuju untuk mengantar Lala pulang.
"Baiklah, Lala," kata Pangeran Firr, suaranya sedikit bergetar. "Aku akan mengantarmu pulang. Tapi janjikan padaku, kau akan kembali."
Lala tersenyum getir. Ia tahu bahwa kembali ke dunia manusia berarti meninggalkan kehidupan yang nyaman dan aman di istana. Namun, rindu pada Mak Dira terlalu besar untuk ditahan.
"Aku berjanji akan kembali, Pangeran Firr," kata Lala. "Tapi aku tak tahu kapan."
Keesokan harinya, Pangeran Firr menyiapkan perjalanan rahasia menuju dunia manusia. Ia menggunakan sihir untuk membuka portal yang menghubungkan alam antah berantah dengan dunia manusia. Perjalanan itu penuh dengan tantangan. Mereka harus melewati hutan yang gelap dan penuh dengan makhluk-makhluk aneh, serta sungai yang deras arusnya. Namun, dengan bantuan Pangeran Firr dan kekuatan sihirnya, mereka berhasil sampai di desa tempat Lala tinggal.
Saat mereka tiba di rumah Mak Dira, Lala merasa haru. Rumah kecil itu tampak sederhana, namun penuh dengan kehangatan dan kasih sayang. Ia berlari menuju Mak Dira, memeluknya erat-erat. Mak Dira, yang tampak tua dan lelah, sangat gembira melihat Lala kembali.
"Lala, cucuku sayang," kata Mak Dira, air matanya berlinang. "Aku sangat merindukanmu."
Lala memeluk Mak Dira erat-erat, air mata membasahi pipinya. Rasa bersalah menggerogoti hatinya. Ia telah berbohong kepada Mak Dira, mengatakan diculik oleh seseorang, bukan menceritakan petualangannya di alam antah berantah dan hubungannya dengan Pangeran Firr. Ketakutan akan reaksi Mak Dira, ketakutan akan ketidakpercayaan dan kekhawatiran berlebihan, telah membuatnya memilih jalan yang lebih mudah, jalan yang dipenuhi kebohongan.
"Mak Dira," bisik Lala, suaranya bergetar, "aku… aku diculik. Orang-orang jahat itu… mereka sangat menakutkan. Aku sangat takut." Lala menggambarkan penculikan yang dramatis, penuh dengan detail yang dibuat-buat, menghindari setiap detail tentang alam antah berantah dan istana. Ia menceritakan tentang tempat gelap, orang-orang yang menyeramkan, dan perjuangannya untuk melarikan diri.
Mak Dira memeluk Lala lebih erat, air mata mengalir di wajahnya yang keriput. Ia mengusap rambut Lala dengan lembut, menenangkan cucunya yang ketakutan. Ia percaya setiap kata yang Lala ucapkan, tidak menyadari kebohongan yang terselubung di balik cerita tersebut. Ia merasa lega Lala selamat, tanpa menyadari betapa besarnya rahasia yang disembunyikan cucunya.
Hari-hari berlalu, Lala menghabiskan waktu bersama Mak Dira, selalu menjaga kebohongannya. Ia melihat betapa khawatirnya Mak Dira, betapa cemasnya ia akan keselamatan Lala. Rasa bersalah Lala semakin membesar. Ia merasa seperti mencuri kebahagiaan Mak Dira dengan kebohongannya. Ia tahu suatu hari ia harus mengatakan yang sebenarnya, tetapi ketakutan akan reaksi Mak Dira masih menghantuinya. Ia terjebak dalam jaring kebohongannya sendiri, merasa semakin jauh dari Mak Dira meskipun secara fisik mereka berada sangat dekat. Kehangatan yang seharusnya ia rasakan bersama Mak Dira terasa dingin dan hampa karena rahasia yang disembunyikannya. Ia berharap suatu hari nanti, ia memiliki keberanian untuk mengungkapkan kebenaran dan meminta maaf atas kebohongannya. Namun, untuk saat ini, ia hanya bisa berharap Mak Dira tetap sehat dan bahagia, tanpa mengetahui rahasia besar yang Lala pendam dalam hatinya.
