NovelToon NovelToon
Kamboja

Kamboja

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Keluarga
Popularitas:9.8k
Nilai: 5
Nama Author: Rinarient 2

Kisah haru seorang gadis yang dilahirkan dari sebuah keluarga miskin. Perjuangan tak kenal lelah mencari bapaknya yang pergi ke luar negeri sebagai TKI, dimulai setelah ibunya meninggal dunia.
Sepeninggal ibunya, Lily kecil diasuh oleh tetangga yang trenyuh melihat nasibnya. Namun ternyata hal itu tidak serta merta merubah nasib Lily. Karena tak lama kemudian bunda Sekar yang mengasuhnya juga berpulang.
Di rumah keluarga bunda Sekar, Lily diperlakukan seperti pembantu. Bahkan Lily mengalami pelecehan seksual yang dilakukan oleh suami almarhumah. Lelaki yang sangat dihormati oleh Lily dan dianggap seperti pengganti bapaknya yang hilang entah kemana.
Ditambah perlakuan kasar dari Seruni, anak semata wayang bunda Sekar, membuat Lily akhirnya memutuskan untuk pergi.
Kemana Lily pergi dan tinggal bersama siapa? Yuk, ikuti terus ceritanya sampai tamat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rinarient 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6 Ternyata lapar

Sampai di teras rumah dinas pak Slamet, nafas Lily terengah-engah. Keringat dingin membasahi sebagian tubuhnya.

Pak Yahya yang baru selesai menyapu teras, melihat ke arah Lily dengan keheranan.

"Itu bukannya neng Lily, ya? Kenapa dia ada di situ? Dan kenapa dia kayak abis lari dikejar setan?" gumam pak Yahya.

Pak Yahya meletakan sapunya. Lalu menghampiri Lily yang masih berusaha mengatur nafasnya.

Rumah dinas pak Yahya dan pak Slamet hanya berjarak beberapa meter saja.

"Neng Lily?" sapa pak Yahya.

"Iya, Pak." Lily mengangguk.

"Kok masih ada di sini?" tanya pak Yahya.

"Iya, Pak. Tadi saya ketiduran di rumah pak Slamet," jawab Lily tanpa menceritakan apa yang sedang terjadi di dalam sana.

"Oh. Terus sekarang mau pulang atau nginap di sini?" tanya pak Yahya.

"Pulang lah, Pak. Kasihan ibu saya kalau nginap," jawab Lily.

"Pak. Bisa antar saya mengambil tas di kelas?" pinta Lily dengan sopan.

"Loh, tasnya masih di kelas?" tanya pak Yahya. Dikiranya Lily tertidur setelah selesai jam sekolah.

Lily mengangguk.

"Berarti neng Lily bolos, dong?" tebak pak Yahya.

Lily nyengir sambil garuk- garuk kepala.

"Untung enggak ketahuan pihak sekolah, Neng. Kalau ketahuan, kita juga yang kena. Karena dianggap menyembunyikan siswa yang membolos," ujar pak Yahya tanpa bermaksud menyalahkan Lily.

Tapi Lily malah jadi merasa tak enak hati.

"Iya, Pak. Maafkan saya. Saya janji enggak akan ngulangi lagi," ucap Lily sambil menundukan wajahnya. Ada rasa penyesalan di sana.

Lily berfikir, benar juga apa yang dikatakan pak Yahya. Kalau sampai ketahuan pihak sekolah, dia malah jadi merepotkan banyak orang.

"Enggak apa-apa, Neng. Cuma lain kali jangan diulangi, ya?"

Lily mengangguk patuh.

"Ya udah, ayo saya antar mengambil tasnya," ucap pak Yahya.

Lily merasa ngeri juga kalau mengambil tasnya sendirian. Ruangan-ruangan kelas sudah sepi semua.

Mereka berjalan beriringan. Tak ada suara apapun kecuali langkah kaki mereka.

"Neng Lily nanti pulangnya naik apa?" tanya pak Yahya memecah kesunyian.

"Naik angkot, Pak," jawab Lily.

"Oh. Bisa sekali naik apa harus oper lagi?" tanya pak Yahya.

"Sekali, Pak," jawab Lily.

Padahal kenyataannya Lily lebih sering berjalan kaki. Karena menurutnya uang dua ribu peraknya bisa buat nambahin beli lauk buat makan di rumah nanti.

Pak Yahya mengangguk-angguk tanda mengerti.

"Masih siang tapi sepi banget ya, Pak?" tanya Lily. Dalam hatinya merasa bersyukur pak Yahya mau menemani.

"Iya, Neng. Hari ini kan enggak ada kegiatan ektrakulikuler," jawab pak Yahya.

"Oh. Pantesan kok sepi banget."

Lily terus saja berjalan menuju ke kelasnya. Benar-benar suasananya sangat mencekam. Padahal masih tengah hari bolong.

"Saya masuk dulu ambil tas, Pak," ucap Lily setelah sampai di depan kelasnya.

"Iya, Neng. Bapak tunggu di sini," sahut pak Yahya.

Lalu pak Yahya berdiri di pinggiran balkon sambil menatap ke bawah. Seperti para siswa kalau lagi jam istirahat.

Perlahan Lily membuka pintu kelasnya.

Krek...!

Sepi. Tak ada siapapun.

Dan entah kenapa pikiran Lily jadi negatif. Tiba-tiba bulu kuduknya terasa meremang. Seperti ada makhluk lain yang sedang memperhatikannya.

Lily berjalan perlahan memasuki ruangan kelas. Matanya diedarkan ke seluruh penjuru.

Kenapa suasananya jadi enggak enak begini, ya? Tanya Lily pada dirinya sendiri.

Dia merasa sangat aneh dan tegang.

Ah, tidak. Ini cuma perasaanku aja. Mana ada setan di tengah hari bolong kayak gini.

Baru saja Lily berfikir seperti itu, tiba-tiba...

Bug!

Lily langsung menoleh dengan jantung berdegub kencang.

"Apa itu?" tanya Lily pada dirinya sendiri.

"Ya ampun. Buku jatuh. Buku siapa ya, itu?" Lily bergumam sendiri untuk mengurangi ketegangannya.

"Ah, masa bodo!" Lily bergegas menghampiri mejanya.

"Bukuku! Kemana buku-bukuku?" Lily mencari beberapa bukunya yang dia yakini tadi ditinggal di atas meja.

"Siapa yang mengambil bukuku?" Lily makin panik.

"Atau jangan-jangan...Yang tadi itu?"

Lily segera berbalik. Menghampiri meja guru.

Dan benar saja, buku yang tadi jatuh dari atas meja guru, adalah buku-buku tulis miliknya.

Ih, siapa sih yang iseng naruh bukuku di sini? Gumam Lily dalam hati.

Lalu Lily berjongkok mengambil dua buku tulisnya. Baru saja dia mengambilnya, tiba-tiba dari atas meja guru, jatuh lagi pulpen miliknya. Tepat di depannya.

"Astagfirullah!" Lily yang sangat terkejut, memegangi dadanya. Jantungnya benar-benar terasa mau copot.

Begitu semua sudah diambilnya, Lily bergegas lari keluar.

Nafasnya kembali terengah-engah.

Pak Yahya? Kemana pak Yahya? Lily menoleh ke kanan dan ke kiri. Mencari keberadaan pak Yahya.

"Pak! Pak Yahya!" teriak Lily.

Tak ada sahutan.

Lily semakin tegang.

Padahal di bawah sana, di depan pintu gerbang utama, lalu lintas sangat ramai.

Tapi di tempat Lily berdiri, suasana sangat mencekam.

"Aduh, pak Yahya kemana, sih?" gumam Lily sangat ketakutan.

Tanpa pikir panjang lagi, Lily segera berlari menuju luar gedung.

Dan tiba-tiba...

Brak!

Lily menabrak pak Yahya yang baru saja keluar dari ruangan sebelahnya.

"Aduh!" jerit Lily. Dia terjatuh. Tas dan buku-bukunya berserakan.

Sedangkan pak Yahya yang berbadan besar, tak goyah sedikitpun.

"Eh, maaf Neng. Bapak enggak liat neng Lily," ucap pak Yahya. Dia berusaha membangunkan Lily.

"Saya yang minta maaf, Pak. Lari enggak liat-liat," sahut Lily.

"Neng Lily ngapain lari-lari?" tanya pak Yahya. Tangannya meraih tangan Lily dan menariknya agar Lily berdiri.

"Saya cari Bapak tadi enggak ada. Saya panggil-panggil juga enggak nyaut. Saya pikir Bapak ninggalin," jawab Lily.

"Bapak lagi ngecek ruangan sebelah, Neng. Tadi ada bunyi yang enggak jelas," ucap pak Yahya.

"Hah?" Mata Lily terbelalak.

"Bunyi apaan, Pak?" Lily mulai penasaran. Meski dalam hatinya ada rasa takut.

"Enggak apa-apa, Neng. Cuma meja yang bergeser aja. Mungkin pengaruh pergeseran tanah," jawab pak Yahya sok tau.

"Pergeseran tanah gimana, Pak? Kita kan ada di lantai tiga?" sahut Lily.

"Eh, iya ya. Berarti Bapak salah omong, dong?"

Pak Yahya nyengir.

"Ya salah lah," sahut Lily.

"Terus yang bener gimana, Neng?" tanya pak Yahya.

"Saya juga enggak tau, Pak. Udah, ah. Enggak usah dibahas lagi. Kita turun, yuk," ajak Lily.

Lily tak mau terlalu lama larut dalam suasana yang memacu degub jantung.

"Neng Lily mau langsung pulang?" tanya pak Yahya sambil terus berjalan menuruni anak tangga.

"Iya, Pak," jawab Lily.

"Perasaan saya enggak enak banget. Ada apa, ya?" lanjut Lily.

"Enggak enak gimana, Neng? Laper?" tanya pak Yahya prihatin.

Lily berhenti sejenak. Dia berusaha mendengarkan suara perutnya.

"Sepertinya begitu, Pak," jawab Lily sambil nyengir.

Cacing-cacing di dalam perutnya makin ramai. Dan perutnya makin terasa panas.

"Hadeh...!"

Pak Yahya menepuk jidatnya sendiri.

1
Shuhairi Nafsir
Mohon Thor jadikan Lily anak yang tegas . jenius lagi bisa bela diri
Anita Jenius
Baca sampai sini dulu. 5 like mendarat buatmu thor. semangat ya.
Rina Rient: Siap..Terima kasih like-nya 🙏
total 1 replies
Fatta ...
lanjut Thor..,
Rina Rient: Siap..tunggu episode-episode selanjutnya, ya 🙏
total 1 replies
Anto D Cotto
lanjut thor
Rina Rient: Siap..tunggu yaa 🙏
total 1 replies
Anto D Cotto
lanjutkan, crazy up thor
Anto D Cotto
menarik
Rina Rient: Terima kasih 🙏
total 1 replies
Anita Jenius
Salam kenal kak. 3 like mendarat buatmu thor. semangat ya
Rina Rient: Terima kasih 🤗
total 1 replies
Irsalina Lina
kapan ep ke 2 nya di tanyangkan thoor?......, GK sabar ni mau baca. soalnya cerita nya bagus dan menarik
Rina Rient: Sabar ya..step by step 😊
total 1 replies
Mamimi Samejima
Bikin happy setiap kali baca. Gak bisa berhenti bacanya.
Rina Rient
terima kasih🥰.. tunggu episode2 selanjutnya ya 🙏
Jing Mingzhu5290
Saya merasa terinspirasi oleh perjuangan tokoh-tokoh dalam cerita.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!