NovelToon NovelToon
As You Wish, Duke!

As You Wish, Duke!

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam
Popularitas:62k
Nilai: 4.9
Nama Author: Eva IM

Elia putri Duke Haliden menikah dengan putra selir kaisar yang berstatus Duke, Julius Harbert.
Pernikahan yang tidak didasari cinta tidak akan bertahan selamanya, itulah yang Elia percaya. Julius selalu melihatnya sebagai gangguan di matanya.
Selama tiga tahun pernikahan Elia siang malam memikirkan bagaimana caranya lepas dari rumah Harbert yang tidak pernah menghargainya.
Kematian.
Hanya ada satu ide yang terlintas di benaknya.
"Seperti apa yang kamu inginkan, Duke! Kematianku."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eva IM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hidup Baru

Inoa terbentang luas dihadapannya. Akhirnya Elia sampai di Inoa. Setelah lebih dari satu bulan terombang-ambing di samudra.

Pelabuhan Inoa sangat besar dan ramai. Betapa indahnya. Dari sini saja Elia tahu betapa luasnya Inoa.

Kapal bersandar dengan mulus. Satu persatu muatan diturunkan dari kapal. Elia dan satu penumpang lagi harus menunggu hingga muatan selesai diturunkan. Selama berlayar mereka tidak saling menyapa. Hanya tahu satu sama lain. Tubuhnya selalu tertutup rapat oleh jubah lusuh. Tak disangka begitu nama Inoa diumumkan oleh pemilik kapal, tubuh yang terbungkus jubah lusuh tersebut adalah seorang wanita.

Dengan rambut abu-abu dan mata secerah air laut dalam. Gelap dan misterius. Perawakannya jangkung. Lebih tinggi dari Elia. Selama berlayar wanita itu tetap teguh saat kapal terombang-ambing dalam badai. Sikapnya tenang dan cenderung pendiam. Ada ketika Elia harus mengeluarkan semua isi perutnya, orang itu tetap berlindung di balik jubahnya. Seolah tidak ingin ada yang tahu identitasnya.

Elia hanya mampu menghela nafas. Hidup penuh misteri. Setiap orang memiliki sikap uniknya. Meskipun membaca dari buku, perjalanan mengarungi samudra menyadarkannya akan banyak hal.

Jangan pernah bergantung pada orang lain. Percayalah pada dirimu sendiri. Hanya dirimu yang mampu membantumu. Ada untukmu dan mengerti dirimu.

Elia siap menatap masa depan di Inoa. Di dalam sakunya ada identitas barunya. Orang Inoa tidak sama dengan Delian. Delian yang sangat mengunggulkan garis keturunan, hingga nama keluarga yang menentukan status sosialnya. Berbeda, Inoa lebih menghargai kemampuan individu bukan nama keluarganya.

Maka orang Inoa tidak mencantumkan nama keluarganya. Mereka lebih bangga dengan pencapaian diri sendiri tanpa campur tangan keluarga. Mengesankan sekali. Saat membaca buku tentang budaya Inoa, Elia tersihir. Negeri yang begitu elok, kaya dan damai.

Akhrinya, Elia menginjakkan kakinya di tanah Inoa. Mulai hari dia bukan lagi Elia Haliden.

"Hei, kau datang dari Delian?"

Mata mereka berserobok. Orang yang selama ini diam disudut dan bersembunyi tiba-tiba menyapanya. Seolah mereka adalah dua orang yang saling mengenal.

Elia menyiapkan matanya, hanya menoleh dan tersenyum lembut.

"Inoa adalah tempat yang tepat untuk memulai hidup baru. Aku Loraine Sevia. Kamu?" Suaranya renyah dan menyenangkan.

Entah siapa dia Elia tersenyum tipis kemudian menjawab.

"Ines Margareth."

'Elia Haliden telah mati, sekarang tubuh ini adalah Ines Margareth.

Apakah ini budaya Inoa yang bertegur sapa dengan tidak dikenal, atau hanya basa-basi belaka. Ines tak mau ambil pusing. Tujuan hidupnya telah di depan mata.

Jauh berbeda dengan yang dia baca dibuku, mata Ines terbelalak saat dia turun dari kapal. Inoa bukan lagi negara besar tapi super besar, sangat ramai dan banyak sekali orang dari berbagai ras. Tidak seperti Delian yang monoton dengan ciri pirangnya, Inoa lebih berwarna.

Tubuh kecil Ines terombang-ambil oleh lautan manusia. Semua orang terburu-buru dengan urusan masing-masing. Hanya Ines seorang diri yang sibuk mengagumi betapa besarnya bangsa Inoa.

Tanpa disadari tubuh Ines terdorong ke depan. Terjebak di tengah keramaian pelabuhan Inoa. Ines mengedarkan pandangan, dia mencari orang yang bersamanya di kapal tadi, siapa ya namanya, ah Loraine. Tapi wanita berbalut jubah tersebut tak terlihat lagi. Hilang ditelan keramaian.

Arus manusia menjadi semakin cepat saat gerbang masuk Inoa terlihat. Sebuah pagar besi besar yang sangat tinggi. Di atasnya tertulis Calcutta Capital City.

"Itulah ibu kota Inoa. Negara dengan pelabuhan paling ramai di benua Timur." Gumam Ines.

Akhirnya dia telah sampai. Air matanya merembas tanpa bisa ditahan. Apakah akhirnya dia bebas, tidak dipandang sebelah mata oleh orang lain, hanya seorang wanita biasa yang tidak berbeda dengan lainnya, yang layak mendapatkan hak-haknya.

Saling mendorong dan menekan terjadi tiba-tiba. Ines yang masih diam mengagumi gerbang Calcutta terjepit. Tidak tahu apa yang terjadi. Tubuh Ines terhuyung. Saar dia hampir jatuh sebuah tangan meraihnya.

"Apa yang kau lakukan? Kau bisa mati terinjak jika tidak mengikuti arus." Teriak seseorang.

Begitu Ines menoleh pada orang yang menarik tangannya. Tatapannya bertemu dengan Loraine. Wanita yang menghilang tadi.

"Ah maaf, saya linglung sejenak."

"Apakah kamu seorang bangsawan di Delian?" Dahi Loraine berkerut.

Ines segera menundukkan kepalanya. Seperti tertangkap basah.

"Lihatlah!" Loraine menunjuk kerumunan menuju Calcutta. "Kamu pasti pertama kali datang ke Inoa bukan? Jika iya pantas saja kamu tersesat dalam keramaian. Aku pikir kamu seorang bangsawan. Ternyata tidak ya, biasanya jika bangsawan Delian datang ke Inoa dia akan terkejut dan marah pada budaya Inoa yang berbicara informal bahkan pada orang yang tidal dikenalnya." Pandangan Loraine masih tertuju pada kerumunan Calcutta.

Jadi itulah sebabnya Loraine terus berbicara informal padanya sejak pertama kali bertemu. Jika ini Delian, Loraine pasti dianggap tidal beretiket. Ines bisa menyimpulkan jika orang Inoa cenderung ramah.

"Apakah anda juga berasal dari Delian? Kita naik kapal ke Inoa bersama. Maaf jika saya lancang." Tanya Ines ragu-ragu.

"Tidak. Ayahku orang Delian, tapi aku dilahirkan di Inoa dan ibuku berasal dari Astruas."

Astruas, nama asing tapi Ines tahu. Astruas adalah benua selatan. Wilayah yang penuh dengan padang tandus dan sulit ditinggali. Bagian utara Astruas didominasi oleh padang rumput dan gurun. Orang Astruas berdomisili di sebelah utara wilayah tersebut yang lebih hijau. Jarak Astruas ke Inoa lebih jauh daripada Delian ke Inoa. Membayangkannya saja mengingatkan Ines dengan perjalanan kapal yang melelahkan.

Namun itu adalah tempat itu juga menarik.

"Jangan terkejut. Inoa adalah tempat bertemunya orang-orang dari empat benua di dunia ini." Lanjut Loraine.

Sedikit penjelasan, dunia memiliki empat benua besar. Delian di barat, Inoa di timur, Astruas di selatan, dan Uttera di utara. Delian dan Inoa adalah benua yang palung banyak dihuni. Astruas menempati peringkat ketiga karena hampir tiga perempat wilayahnya tidak bisa dihuni. Sedangkan Uttera adalah wilayah dingin dengan musim dingin sepanjang tahun. Hanya jumlah kecil orang yang mampu bertahan hidup disana. Kabarnya tidak ada sinar matahari di Uttera. Entah orang seperti apa yang mampu bertahan disana. Ines juga penasaran dengan benua itu.

Tapi dia langsung menggelengkan kepalanya. Faktanya sangat sulit perjalanan disana jadi dia kembali memfokuskan dirinya pada hidupnya yang sekarang.

"Apa yang akan kamu lakukan di Calcutta?" Tanya Loraine saat Ines lebih banyak diam daripada menanggapi pertanyaannya.

Mereka berdiri di luar lingkaran keramaian di Calcutta. Sambil mengamati keramaian itu.

Ines menggeleng. Dia tidak tahu.

"Jangan bilang kabur dari rumah?"

"Tidak. Tidak." Ines gelagapan. Tebakan Loraine benar tapi Ines berusaha untuk menyangkalnya.

"Hei dari raut wajahmu sudah terlihat."

Ines bergetar.

"Mengenal seseorang di Inoa?"

Ines kembali menggeleng.

"Itu akan sulit." Loraine mendesah. "Kamu harus beradaptasi dengan cepat disini. Banyak hal yang harus kamu pelajari."

Kali ini Ines memilih mengangguk. Tempat baru tentu memerlukan adaptasi. Dan itu tidak mudah.

"Ikut aku jika kamu mau." Senyum Loraine terbit. Lesung pipi disalah satu pipinya terlihat saat dia tersenyum.

Hukum bertahan hidup yang penting salah satunya adalah jangan percaya pada orang yang baru kalian kenal. Namun entah kenapa otak Ines tidak bisa memproses kata-kata itu. Dia punya firasat baik pada Loraine Sevia, orang yang baru saja dia kenal.

"Tapi sebelum itu bolehkah saya bertanya satu hal?" Ucap Ines.

"Tentu."

"Apa alasan anda datang ke Delian?"

Tentu ada alasannya bukan. Mereka naik kapal bersama ke Inoa.

"Ada sedikit hal yang harus aku selesaikan." Jawab Loraine singkat.

Ines mengangguk paham. Sudah cukup jika itu alasannya. Ines tidak tertarik untuk mencampuri urusan orang lain.

"Kamu ikut?" Ajak Loraine.

Ines kembali mengangguk tanda setuju. Mulai hari ini Ines akan mengikuti kata hatinya. Hidup dengan bahagia.

Bersambung...

1
Leny Leny
ribet banget deh ines...dah bye..bye..aja cewek kok ribet, cerewet and jengkelin, keras kepala..
Esti Afitri88
julius harus ekstra sabar ya sama ines . hihihi...
Esti Afitri88
kasihan juga si owen . selalu sesak bila ingat masa lalu elia haliden
Yuliana Nengrum
lanjut toor jalius dan ines saling jatuh cinta dan punya perasaan lah
yani
lanjut thorr
Kastini
lanjuttt
Dandelion Queen
bagus
Yuliana Nengrum
bisa ines jatuh cinta pada jalius dan hidup romantis untuk biduk rumah tangga , beri kasih sayang sama ines biar dia buka hatinya buat jalius
Era Simatupang
bisakah upnya d banyakin karena sangat suka ceritanya
Diah Al Khalifi
thank u sdh up...😘🥰
Merry Maria
mksh sdh up akak...🥳🥳💐💐
Esti Afitri88
meski slalu bertengkar tapi kesannya manis .
Kastini
lanjuttt
Merry Maria
makin seruuu ini sy tdk sabar dgn kelanjutanx. mksh akak otor. upx jgn kelamaan yaaa...💐💐💐
Hana
semangat, karya bagus ♥️💪
Hana
seru
Hana
♥️
Hana
keren bahasanya
Diah Al Khalifi
sama2 keras
ibarat kayu klu tetap keras GK ada yg mau ngalah ujung2 nya nanti bs patah makanya Julius belemah
Esti Afitri88
memang sulit ya orang dengan sifat seperti julius dan juga ines mengutarakan isi hati .
interaksinya selalu canggung .
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!