NovelToon NovelToon
Bayi Kembar Presdir Tampan

Bayi Kembar Presdir Tampan

Status: tamat
Genre:Tamat / nikahmuda / Lari Saat Hamil / Berbaikan / Single Mom / Anak Genius / Anak Kembar
Popularitas:890.4k
Nilai: 4.7
Nama Author: Ika Dw

"Aku tidak menyangka kau begitu tega padaku. Di saat aku bertugas di luar kota, kau malah selingkuh di belakangku. Aku menyesal karena sudah menikahi wanita sepertimu!"

Devina ditalak dan dituduh telah berselingkuh dengan pria lain yang tak lain adalah sahabat dari mantan suaminya, Marcell. Hidupnya jadi menderita dan terlunta-lunta ketika berpisah dari suaminya. Fitnah keji itu membuat anak kembar yang dilahirkannya harus menanggung beban penderitaan karena keegoisan orang tua. Dalam keadaan serba kekurangan, Devina berdiri sendiri untuk menjadi ibu sekaligus Ayah buat kedua anaknya.

Mampukah Devina melewati segala cobaan yang datang silih berganti dalam hidupnya?

Mungkinkah dia bersatu kembali dengan mantan suami setelah tahu dia memiliki anak yang harus dijaga bersama?

Kisah Devina hanya ada di Noveltoon, dengan judul Bayi Kembar Presdir Tampan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ika Dw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 09. Mommy Jangan Pergi

Setibanya di rumah, Devina langsung menemui kedua anaknya di dalam kamar. Dia mendapati kedua anaknya sudah tertidur lelap. Dia berharap mereka tidak terbangun dan mencarinya.

"Semoga saja mereka tadi tidak bangun. Aku khawatir banget kalau mereka sampai nangis mencariku. Di sini mereka hanya berdua saja." Wanita itu berdiri di depan pintu dan memutuskan untuk mendekati kedua buah hatinya dan mengusap pipi keduanya bergantian. "Maafkan Mommy sayang. Mommy sangat terpaksa pergi meninggalkan kalian. Mommy nggak ingin dia mencari kita ke sini."

Devina menangis berdiri di sisi ranjang. Cukup menyedihkan melihat kedua anaknya yang ditinggal sendirian, padahal usia  mereka masih sangat kecil. "Huh, ini semua gara-gara dia. Kalau saja tidak terpaksa aku juga ogah menemuinya."

Devina masih menenteng makanan yang dipesan dan dibawa pulang, dia berniat untuk memberikan makanan  pemberian Marcell pada kedua buah hatinya. Nasi goreng spesial beserta ayam goreng akan dia hadiahkan untuk kedua anaknya yang kini masih lelap tertidur.

"Aku bangunin nggak ya? Aku pulang bawa makanan," gumamnya pelan. "Tapi kalau dibangunin nanti mereka nangis." Masih ragu-ragu untuk membangunkan anak-anaknya, dengan menatap kresek berisi makanan itu dia berpikir sedih. Sangat jarang sekali bisa menjajakan anak-anaknya yang masih kecil dengan makanan enak, dan kini ia membawa makanan enak pemberian dari pria yang sangat berpengaruh dalam hidupnya.

"Mendingan aku angetin aja nanti kalau mereka udah bangun mereka bisa langsung makan atau mungkin bisa digunakan untuk sarapan besok pagi."

Devina memutuskan untuk segera menghangatkan kembali nasi goreng yang terbungkus oleh kertas minyak beserta ayam goreng yang digoreng tidak begitu kering.

***

Keesokan harinya, kedua bocah itu terbangun dan langsung mencari ibunya di dapur. Kenzo dan juga Azalea sudah menahan lapar. Bahkan saat malamnya terbangun, mereka tidak mendapati keberadaan ibunya.

"Mom! Mommy tadi malem, ke mana saja?"

Kedua bocah kembar, Kenzo dan Azalea  memasuki dapur dengan berteriak-teriak. Mereka tahu jam segitu ibunya tengah ada di dapur tengah membuatkan makanan untuknya.

Dengan berucap lembut Devina menoleh dan menyapa kedua anaknya.

"Mommy jahat, tadi malem mommy nggak ada di lumah. Kami ditinggal."

Azalea mengomel dengan mukanya tertekuk sembari membawa boneka kecil yang sudah usang.

"Mommy nggak ke mana-mana sayang," jawab Devina dengan berjongkok mensejajari kedua anaknya.

"Bohong! Mommy nggak ada di lumah. Mommy kelual. Mommy jangan tinggalin kami. Kalau mommy pelgi, kami cama ciapa?"

Angel gadis cengeng dan penakut itu tidak bisa jauh-jauh dari mamanya. Di dunia ini, ia hanya tahu memiliki Mama saja, tanpa adanya Papa dan juga keluarganya yang lain. Saat mendapati Devina tidak ada bersamanya, mereka langsung panik dan menangis.

"Sini nak, peluk mommy."

Devina merentangkan kedua tangan dan meminta anaknya untuk memeluknya. Dalam hati ia ingin menjerit, merasa dunia tidak bisa adil terhadap dirinya.

"Sayang, maafin Mommy, ya? Tadi malem mommy ada keperluan mendadak. Mommy harus pergi. Kalau enggak, mommy bisa dipecat. Kalau sampai mommy dipecat dari pekerjaan Mommy, terus kalian hidupnya bagaimana? Kalian nggak bisa jajan lagi, karena Mommy tidak memiliki uang," tutur Devina mencoba untuk memberikan pengertian.

Azalea mengerucutkan bibirnya. Ia tidak suka mamanya bekerja. Sangat berbeda dengan Kenzo. Pikiran anak laki-lakinya itu lebih dewasa dibandingkan dengan kembarannya.

"Iya, dek. Kalau Mommy di rumah saja, kita nggak akan bisa jajan lagi. Memangnya kamu mau nggak bisa jajan, karena mommy nggak punya uang. Katanya kamu juga ingin dibelikan boneka?"

"Iya cih. Tapi kan aku ingin mommy keljanya di lumah, nggak halus pelgi ke kantol. Telus kapan mommy ada libulnya? Aku kan ingin diajak jalan-jalan cama mommy," jawab Azalea.

Gadis kecil imut itu sangat menggemaskan. Pipinya yang bulat seperti bakpao, membuat Devina gemas selalu ingin menggigitnya.

"Memangnya Mommy harus kerja apa, kalau Mommy tidak boleh bekerja di kantor?" tanya Devina dengan mengusap suratnya.

"Ya nggak usah kelja," rengeknya manja

Devina menyentil pelan hidung Azalea dengan terkekeh.

"Sayang! Nggak boleh gitu dong. Kalau mommy punya banyak uang, Mommy nggak kerja, nggak jadi masalah. Kalau mommy nggak kaya, terus malas buat kerja, kita akan mati kelaparan. Iya, kan kak Kenzo?"

Devina menoleh pada putranya dengan mengerlingkan bola mata.

"Iya," jawabnya singkat.

Kenzo lebih pintar dan bersikap lebih dewasa. Di saat Devina bekerja, dialah yang diminta untuk menjaga kembarannya.

Walaupun umur mereka masih sangat kecil mereka diajari untuk mandiri agar tidak terlalu bergantung pada orang lain. Davina mawanti-wanti anaknya agar tidak bermain di luar saat ditinggalkan untuk mencari pekerjaan.

"Benal apa yang dikatakan oleh Mommy itu, dek. Kalau Mommy nggak kelja, Mommy nggak bakalan punya duit buat beli jajan kita. Jadi kamu juga halus dukung Mommy dan doain Mommy, agal Mommy dibelikan lezeki yang banyak, bial kita nggak telat makan."

Azalea terdiam dengan wajahnya menunduk. Sebenarnya ia hanya ingin bersama dengan mommy-nya saja. Tidak ingin jauh-jauh ditinggalkan sendirian di rumah. Takut ada orang jahat mendatanginya.

"Mom, aku boleh ikut mommy kelja nggak? Aku nggak nyaman tinggal di lumah sama kakak doang.  Nanti kalau ada olang jahat masuk lumah sini bagaimana? Aku takut mom."

Devina menghela nafas berat yang membuat dadanya sesak. Dia sendiri juga punya pikiran rasa takut jika saja ada orang jahat mendatangi anaknya dan membawanya pergi. Dia tidak memiliki siapapun yang bisa menjaga anaknya. Dia juga tidak punya keberanian untuk pulang dan merepotkan orang tuanya.

"Nggak bisa dong sayang! Nggak boleh sama bosnya. Nanti mommy akan kena marah. Kalian juga akan kena marah. Kalian tinggal di rumah saja ya, sama kakak. Pokoknya kalian nggak boleh keluar rumah, biar nggak ada orang jahat masuk ke sini. Siapapun yang datang mengetuk pintu jangan dibukain. Mommy udah siapin makanan buat kalian di dalam, nanti kalau kalian lapar kalian bisa langsung makan, nggak usah nunggu sampai mommy pulang, mommy juga udah siapin susu di botol. Maafin Mommy ya nak? Mommy belum bisa buat kalian bahagia. Seharusnya kalian nggak ditinggalin kayak gini."

Rasanya ingin menjerit jika ia punya keberanian. Kehidupan yang awalnya manis berubah drastis saat seseorang punya niatan untuk menghancurkannya.

"Yaudah. Sekarang Mommy suapin ya? Setelah ini mommy bekerja dulu.  Nanti kalau hari weekend, mommy janji akan mengajak kalian buat jalan-jalan."

"Benalkah, mom?" tanya kedua bocah kembar itu dengan wajahnya langsung berbinar senang.

Devina mengangguk dengan mengajak kedua anaknya itu duduk di bangku kecil yang biasanya digunakan saat menyuapi si kembar.

"Iya, dong. Masa mommy bohong. Doain mommy semoga kerjaannya lancar, ya? Biar kalian juga bisa jalan-jalan dan jajan."

"Aku celalu berdoa, agal mommy dibelikan kesehatan, telus dapat lezeki yang banyak. Bial kita bisa senang-senang."

Devina terharu oleh ucapan putranya. "Anak pinter! Kalian harus belajar mandiri ya?"

1
nadira ST
jangan obat tidur, obat lumpuh saja, biar gak menghina mulutnya
Rosalie Sarrah Kereh
sadis
M
Luar biasa
Ririn Nursisminingsih
hadech marcel ini gmna seh kok boding banget...ini loo anakmu...
aca
anak nyusain mati aja keras kepala
Aria Kenneth
si mc ngejar ngejar mulu udah tau gak di terima
Irma Suryani Siagian
lama2 muak juga liat Vina, egonya terlalu tinggi, gk kasihan sama anak, tunggu anaknya mati baru dia ngerti klw anak nya butuh ayah juga
dyah EkaPratiwi
Erlan ya
ardiana dili
lanjut
Bandar Jayalampung
tolong ya Thor yg terhormat bisa GK up nya jgn bikin org pnasaran
Isabell Serinah
jangan 2 si erlan
ardiana dili
lanjut
Hendro 212
paling erlan
Heny Yulifitria
udah jelas...Marcel dan adiknya bukan ank Erna..tp ank kandung ibu nadia
Karyati Sihombing
keras Kepala mu daging kurangi, anakmu berjuang didlmnya
ardiana dili
lanjut
ardiana dili
semangat kak
ardiana dili
lanjut
£rvina
Luar biasa
ardiana dili
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!