NovelToon NovelToon
KESETIAAN YANG DI SIA-SIAKAN

KESETIAAN YANG DI SIA-SIAKAN

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami / Patahhati / Balas Dendam / Konflik Rumah Tangga-Konflik Etika
Popularitas:1.7M
Nilai: 4.5
Nama Author: Kiki Purwanti

Ketika kesetiaan seorang istri tak berarti dimata suami. Bagaimana kah usaha Tari menghadapi pengkhianatan yang di lakukan oleh suaminya? ikuti terus kisah Tari yang ingin membalaskan rasa sakit hatinya terhadap Dimas.


"kau salah besar jika menganggapku lemah Mas, lihatlah nanti apa yang akan aku lakukan terhadapmu dan gundikmu itu! Tak ada kata maaf untuk sebuah pengkhianatan. Akan ku kembalikan kau ke tempat asalmu, dasar laki-laki tak tahu diri. Bersiaplah, kau harus merasakan rasa sakit hatiku ini berkali lipat. Ku pastiak kau akan memelas berharap kata maaf dariku. Kau telah memilih musuh yang Salah Mas!" - Mentari

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kiki Purwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 21

Setelah memerintahkan Darto untuk mengambil video Mas Dimas, aku kembali berkutat dengan pekerjaanku. Hari ini, lumayan banyak berkas yang harus aku tanda tangani. Apalagi berkas tentang pembangunan sekolah, memang setahun lalu Ayah sudah merencanakan membangun sekolah untuk anak-anak yang kurang mampu. Ayah ingin, disisa umurnya dia dapat berguna untuk orang lain.

Jadi, Ayah memutuskan untuk membangun sekolah bagi anak-anak yang tidak mampu tanpa di pungut biaya sepeserpun. Lagian, ini juga yang di cita-citakan oleh Bunda dari dahulu. Namun takdir berkata lain, belum sempat Ayah mewujudkan keinginan Bunda, Allah sudah memanggil Bunda dalam suatu insiden kecelakaan.

Ah Bunda, aku sangat merindukan mu. Andaikan kau masih ada disini mungkin aku bisa menumpahkan segala keluh kesahmu kepadamu. Sudah lama aku tak mengunjungi makam Bunda, mungkin nanti setelah mempunyai waktu luang, aku akan pergi kesana.

🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀

Saat sedang memeriksa berkas, gawaiku kembali berdering. Kulirik dengan ekor mata, Darto mengirimkan sebuah video, gegas ku buka video tersebut, ingin melihat bagaimana reaksi Mas Dimas ketika tahu bahwa uang yang ada di atmnya sudah habis tak bersisa.

Di video, dapat ku lihat marahnya Mas Dimas, bahkan dia sampai menunjuk-nunjuk Bayu. Sedangkan Bayu, hanya terlihat santai saja, ku lihat juga Maya tak kalah bengisnya. Sumpah serapah dikeluarkan oleh mulut kotor Maya. Dasar sampah, omongan Maya benar-benar mencerminkan kelakuan Maya.

Karena membuat keributan, akhirnya security mengusir mereka secara paksa. Rasakan kau Mas! Setelah ini, akan ku jual mobil yang kau gunakan. Enak saja kau memakai mobil itu, sedangkan uang untuk membelinya saja memakai uangku.

Ku unggah beberapa foto mobil yang di pakai oleh Mas Dimas, tak lupa ku sertakan caption yang menarik, baiklah akan ku jual setengah harga saja, agar mobil itu cepat laku. Rasanya sudah tak sudi barang-barangku itu di pakai oleh gundik dan suamiku.

Baiklah, rencana selanjutnya akan segera ku lakukan. Aku memerintahkan Darto untuk mencari tahu tentang keberadaan kedua orang tua Maya, ingin melihat apakah orang tuanya akan memiliki sifat yang sama seperti Maya atau sebaliknya.

[Sekarang, kau cari tahu tentang kedua orang tua Maya. Apa pekerjaan mereka dan tinggal dimana mereka, usahakan info yang kau dapat harus benar-benar akurat] send!

[Siap Bu, laksanakan!] Balas Darto padaku.

Ku simpan kembali gawai di atas meja, lalu ku lanjutkan pekerjaan yang sempat terhenti tadi. Hari ini aku ingin menyelesaikan pekerjaan lebih cepat. Aku akan pulang ke rumah Ayah dan mengutarakan maksudku untuk memboyong Bik Ijah nanti ke rumahku. Semoga saja Ayah seteju.

🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀

Selesai menandatangani berkas terakhir, aku memutuskan untuk pulang. Ku serahkan semua pada Radit, aku yakin Radit akan mampu menghandle semua ini.

Saat berjalan di lobi, aku berpapasan dengan Maya dan Mas Dimas. Aku ingin tertawa melihat muka mereka yang seperti baju kusut. Wah wah, pasangan yang sama-sama tak tahu diri. Sudah jam berapa ini baru kembali ke kantor. Padahal waktu istirahat sudah habis sekitar 1 jam yang lalu. Ck, menyebalkan!

"Wah, enak sekali ya. Padahal waktu istirahat sudah habis 1 jam yang lalu, tapi kok ini baru balik ke kantor ya jam segini? Berasa bos kali ah" ucapku sambil tersenyum sinis kepada mereka

"Kok kamu gitu dek? Ya gak papa dong, apalagi Mas ini direktur disini. Jadi suka-suka Mas dong" jawab Mas Dimas

Waaaah kurang ajar memang lelaki satu ini tak tahu malu sekali. Batinku.

"Iya tau nih, lagiankan aku juga istri Mas Dimas jadi suka-suka aku dong mau masuk jam berapa kek, istirahat jam berapa kek" ucap Maya dengan entengnya

"Heh lampir, kamu kira ini kantor milik Mas Dimas gitu? Helloooo, bangun woi jangan kebanyakan mimpi lu! Mas Dimas disini gak ada hak apa-apa ya, akulah pemilik perusahaan yang sesungguhnya. Bukan lelaki mokondo ini" ucapku tegas sambil menunjuk Mas Dimas

Ku lihat Mas Dimas mengepalkan tangannya di samping, bodo amat! Apa peduliku? Memang dia pantas disebut seperti itu. Karena aku sudah muak melihat mereka serta tak ingin keributan ini semakin menjadi, terlebih lagi beberapa karyawan sudah menonton adegan kami ini.

Akhirnya aku pun memutuskan pergi meninggalkan mereka, seperti orang gila saja kalau aku terus-terusan meladeni mereka.

🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀

Ku lajukan mobilku menuju kediaman Ayah, dari kemarin aku belum bertemu lagi dengan Adam. Rindu juga terhadap anak gembul itu, maafkan Ibu ya nak jika sekarang waktu Ibu tak banyak untukmu. Ibu janji, setelah nanti semua membaik, akan Ibu luangkan waktu yang banyak untukmu.

Tak terasa akhirnya aku sudah sampai dirumah Ayah. Usai mengistirahatkan tubuh sejenak, langsung ku utarakan semua niatku pada Ayah. Alhamdulillah Ayah menyetujuinya, kata Ayah tak apa jika Bik Ijah akan ku boyong ke rumah, disini masih ada Bi Sarti yang akan mengurus semua keperluan Ayah.

Memang, di rumah ini selain Bik Ijah, ada juga Bik Sarti sebagai Art. Ini membuatku sedikit lega, akhirnya aku tak akan risau meninggalkan Ayah disini. Setelah mendapat izin dari Ayah, Bik Ijah langsung mengemasi semua barang-barangnya. Rencananya kami akan langsung pulang ke rumahku.

Beres dengan mengemasi barang-barang, aku dan Bik Ijah pun pamit pada Ayah. Segera ku lakukan mobilku menuju rumah. Tapi, jika hanya Bik Ijah sendiri sepertinya ia akan kerepotan jika harus mengerjakan pekerjaan rumah serta merawat Adam. Sepertinya aku harus mencari satu orang lagi untuk membantu Bibik.

"Bik, Bibik punya temen atau saudara tidak yang mau bekerja di rumah saya? Saya sepertinya butuh satu orang lagi untuk membantu Bibik sepertinya" tanyaku pada Bik Ijah

"Wah kebetulan sekali non, itu adik Bibi di kampung sedang butuh pekerjaan katanya. Adik Bibi itu janda non, suaminya meninggal 3 tahun lalu non. Tapi, dia gak punya anak" jelas Bik Ijah padaku

"Turut berduka ya Bik, kalau gitu ajak saja adik Bibi kerja disini Bik. Biar nanti Bibik ada temennya" ucapku lagi

"Terima kasih non, nanti sampai rumah Bibik telfon adik Bibik ya"

"Siap Bik, kalau bisa secepatnya ya Bik. Soalnya nanti saya akan banyak diluar. Biar nanti Bibik juga gak kesepian. Ya walaupun ada Mang Udin, security sama penjaga di rumah tapi kalau ada sesama perempuan kan lebih enak"

"Iya non, Bibik ikut perihatin atas apa yang menimpa Non ya. Bibik bener-bener gak nyangka kalau Den Dimas bisa berbuat seperti itu" ucap Bik Ijah padaku

"Terima kasih ya Bik, Bibik udah perhatian banget sama saya. Do'akan terus saya ya Bik agar selalu bersabar menghadapi ujian yang Allah berikan"

"Pasti non" jawab Bik Ijah

🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀

Akhirnya, aku dan Bibik sampai juga di rumah. Ku suruh Mang Udin untuk membawa barang-barang milik Bik Ijah. Tak lupa ku perkenalkan Bik Ijah kepada para penghuni rumah ini.

Setelah barang bawaan Bik Ijah semua sudah di dalam, ku suruh Bik Ijah untuk beristirahat saja. Lagian, Adam juga sedang tertidur nyenyak.

Ku rebahkan tubuh di samping Adam, rasanya akhir-akhir ini aku merasa sangat lelah. Lelah hati, lelah fikiran dan juga lelah badan. Entah sampai mana aku akan membalaskan dendam ini pada Mas Dimas, memang aku tahu sebenarnya balas dendam tak di peruntukkan, selain akan menambah sakit hati juga tak baik, tapi bagaimana lagi semua ini aku lakukan karena mereka yang memulai.

Orang baik kepadaku, maka aku akan bisa lebih baik kepada mereka. Sebaliknya, jika aku di sakiti, maka aku juga akan lebih bisa menyakiti mereka. Maafkan hamba ya Allah. Karena begitu lelah memikirkan banyak hal, akhirnya aku pun ikut terlelap di samping Adam.

🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀

Warna senja menelusup melalu celah jendela, aku mengerjapkan mata. Kulirik jam di dinding sudah menunjukkan pukul 5 sore, ku lihat ke samping ternyata Adam sudah tak ada. Bergegas aku turun ke bawah untuk mengecek apakah Adam bersama Bik Ijah atau tidak.

Dari arah dapur, terdengar suara spatula dan wajan beradu. Gegas ku langkahkan kaki menuju dapur, benar saja disana Bik Ijah sedang memasak. Sedangkan Adam sedang di pangku oleh Mang Udin.

"Oalah, disini rupanya anak Ibu" ucapku sambil melangkah menuju Mang Udin

"Iya Bu, maaf den Adam sama saya di gendong. Tadi Bik Ijah soalnya kerepotan mau masak" jawab Mang Udin

"Gak apa-apa Mang, saya makasih loh udah mau momong Adam"

"Sama-sama Bu. Lagian saya seneng, berasa momong cucu sendiri. He he he"

Lihatlah Mas, orang lain saja bisa sesayang itu pada anakmu. Kenapa kau yang merupakan ayah kandungnya bisa memiliki rencana akan membunuh anakmu demi harta. Memang kau lelaki gila yang ku kenal mas. Batinku

"Tadi den Adam nangis, Bibik samperin aja ke kamar. Eh Non lagi tidur pules banget. Yaudah Bibik gendong aja sekalian mandiin. Mau bangunin Non Bibik gak tega ah" ucap Bik Ijah

"Iya Bik, saya capek banget soalnya. Yaudah kalau gitu saya titip Adam sebentar gak papa kan Mang? Saya pengen mandi dulu" ucapku

" ya boleh atuh Bu, silahkan" jawab Mang Udin sambil tersenyum

🍀🍀🍀🍀🍀

Setelah melakukan ritual mandi, akhirnya badan ini terasa kembali segar. Ku pakai baju piyama bebahan dingin. Saat sedang melakukan ritual perawatan, pintu kamar dibuka. Ku lihat Mas Adam masuk kedalam kamar.

"Masih ingat pulang kau Mas" cibirku kepada Mas Dimas

"Sudahlah, aku tak mau berdebat. Itu, kenapa ada Bik Ijah disini?" tanya Mas Dimas padaku

"Mulai sekarang Bik Ijah akan tinggal disini. Karena nanti Adam akan diasuh oleh Bik Ijah"

"Lihatlah, karena kau ngotot balik ke perusahaan. Anak kita jadi kurang kasih sayang. Harusnya, kau diam saja dirumah mengurus anak dan suami"

"Apa perdulimu Mas? Lagian, untuk apa kau pusing-pusing memikirkan Adam. Toh dari awal kehadirannya pu kau tak pernah peduli! Karena kau terlalu sibuk dengan gundikmu itu"

"Cukup Tari, berhenti memanggil Maya dengan sebutan gundik! Dia itu juga sekarang istriku. Harusnya kau menerima dia dengan baik"

"Cih, tak sudi aku memiliki adik madu macam dia. Dia tak selevel denganku Mas. Dan asal kau tahu, bukan urusanmu aku kembali bekerja atau tidak. Suka-suka aku lah, toh itu perusahaan aku sendiri. Bukan perusahaan milikmu. Jika aku mau pun, dengan mudah aku bisa mengembalikan mu ke tempat asalmu. Yaitu menjadi pekerja rendahan" ucapku tak kalah sengit

"Kau.... " sudah ku lihat tangan Mas Dimas melayang di udara ingin menamparku

"Apa? Kau mau menamparku Mas? Tamparlah sesuka hatimu. Aku tak takut sekalipun"ucapku lantang

Tangan yang sudah terangkat ke atas, kembali Ditarik oleh Mas Dimas. Dapatku lihat mukanya merah padam menahan amarah, tak lama kemudian dia pergi meninggalkanku di dalam kamar.

Suara deru mobil meninggalkan rumah, sudah pasti Mas Dimas pergi lagi. Kemana lagi, ya pasti ke rumah gundiknya. Baguslah, itu lebih baik. Aku malah merasa tertekan jika Mas Dimas berada di rumah, karena sekarang, aku sudah terbias tanpa dia.

Bersambung.....

Assalamualaikum semuanyaaa.

Alhamdulillah ya, kita sudah berada di penghujung Ramadhan, semoga kita selalu diberi kesehatan ya, dan bisa dipertemukan lagi di Ramadhan tahun depan.

Author mau ngucapin "MINAL AIDZIN WAL FAIDZIN" Mohon maaf lahir dan batin ya semuanyaaa. Author juga mau ngucapin terima kasih banyak untuk yang masih Setia membaca cerbung author ini.

1
Nadira ST
si Arman penipu
Nadira ST
Maya gak bakalan bisa kabur kemana2,tubuhnya membusuk
Nyai Sri Rahayu
Biasa
Nyai Sri Rahayu
luar biasa
Lidya Susanti
Luar biasa
suka-suka saya
itu mulu omongannya, tpi gk pernah ambil tindakan, gmna sih bikin emosi si tari ini njirr
Bunda Iwar
Luar biasa
Mega Baiq
kurang seru,masak klining servis mnkh SM ceo
Maria Magdalena Indarti
Dimas bs di rukiyah spy lepas dr jin/ pocong. semoga sembuh amin
Maria Magdalena Indarti
Dimas..... Dimas...... depresi tho uangmu dibawa lari arman
Maria Magdalena Indarti
Maya.... achirmu mengerikan
Maria Magdalena Indarti
Dimas kay tuai apa yg kau tabur. ga ingat anak istri
Maria Magdalena Indarti
gila Dimas percaya banget sm Arman. penipu. yah rasakan nti dimas
Tita Sibungsu Baping
nah kan korban baru lagi..lagian tari udah ada bukti kuat buat mereka berdua masuk penjara malah nanti dan nanti aja
Tita Sibungsu Baping
ya ampun tari dari awal cuma nanti dan nanti aja.keburu ada korban lagi baru nyaho
Maria Magdalena Indarti
Bayu sdh pergi. dimana nih Maya. apa Dimas ga kena juga kan pake pocong tuh
Yati Syahira
senangat ancurin dimasnya
Yati Syahira
woow kaki mokondo pengkhianat ntar dicabut fasilitas semuanya dgn elegan ,kismin
Maria Magdalena Indarti
puji t Tuhan.... ayah Tari disembuhkan para ustadz amin
Maria Magdalena Indarti
lanjut.... Tari dpt karmanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!