Song Lin Qian adalah Seorang pangeran yang terasingkan sejak masih kecil, dia harus menjalani kehidupan yang keras di dunia luar untuk mencari tahu akan jati dirinya yang sebenarnya.
Dengan berbekalkan jepit rambut peninggalan mendiang sang ibu, Song Lin Qian yang diasuh oleh sepasang pendekar suami-istri akhirnya turun gunung, dan demi mengetahui akan siapa dirinya yang sesungguhnya, Song Lin Qian harus menghadapi banyak masalah di dalam pencariannya.
Akankah Song Lin Qian berhasil dalam pencariannya? Ikuti alur cerita yang berjudul "PANGERAN PENDEKAR NAGA" hanya di Noveltoon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adicipto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ginseng Hitam Langit Malam
"Kalian semua telah melakukan kesalahan besar! Racun Kalajengking kami pasti akan memburu kalian," kata Pendekar yang berhadapan dengan Fa Lio Bai.
"Itu akan terjadi jika kamu dibiarkan hidup, tapi sayang aku tidak berencana untuk melepaskanmu," ucap Fa Lio Bai lalu dia memutar tongkat nya dengan sangat cepat lalu melompat seraya melepaskan pukulan tongkatnya ke arah kepala lawannya.
"Pemukul Awan Langit."
Pendekar itu memutar talinya lalu melepaskan pisau nya ke arah Fa Lio Bai, namun Fa Lio Bai yang masih berputar di udara dengan serangan tongkatnya menendang mata pisau itu lalu memukul kepala Pendekar itu dengan sangat keras.
Seketika itu juga Pendekar dari Racun Kalajengking itu tewas dengan kepala pecah, walau demikian para prajurit yang kini hanya tersisa dua orang masih di serang oleh anak panah para Racun Kalajengking.
"Xeiyin, cepat cari lokasi para pemenang itu dan bunuh mereka!" kata Fa Xian.
Fa Xeiyin segera melompat ke salah satu bangunan tertinggi lalu dia memperhatikan setiap anak panah yang berdatangan. "Disana ada tiga!" gumam Fa Xeiyin lalu dia mulai membidik ke arah ketiga pemanah yang berada agak jauh dari posisi Xeiyin berada.
Dengan memperhitungkan arah angin serta kecepatannya, Xeiyin pun mulai melepaskan anak panahnya, dan dengan perhitungan yang tepat, mereka bertiga akhirnya berhasil dibunuh oleh Xeiyin.
Fa Lio Bai dan Fa Xian segera menolong kedua prajurit yang berhasil bertahan, sedangkan Xeiyin mulai menargetkan Pemanah lainnya.
Satu persatu para Pemanah itu berhasil dikalahkan, walau sempat terjadi saling memanah dengan Xeiyin, namun keahlian memanah mereka tidak sebaik Xeiyin.
Walau demikian masih ada beberapa musuh yang berhasil lolos dan melarikan diri dari sana, sedangkan Qian sendiri mulai memeriksa barang-barang milik orang yang sudah dia habisi.
Qian menemukan kantong berisi uang pendekar tersebut serta beberapa macam jenis bubuk dan cairan serta obat-obat beracun lainnya, tidak hanya itu saja, bahkan Qian menemukan bungkusan kotak kayu kecil, dan begitu dia membukanya, ternyata isinya adalah sebuah Ginseng namun berwarna hitam.
"Apakah ini juga beracun?" gumam Qian seraya memperhatikan Ginseng Hitam yang berada di dalam kotak kayu.
Kedua Prajurit yang berhasil diselamatkan oleh Fa Lio Bai dan kedua anaknya akhirnya bisa bernafas lega karena selamat dari maut, namun ke enam rekan-rekannya sudah meninggal, hal itu yang membuat mereka sangat sedih.
"Terima kasih telah menyelamatkan kami! Tapi kenapa tadi kalian berpura-pura cacat mental kepadaku?" tanya salah seorang Prajurit yang sebelumnya di panggil Paman Kerbau oleh Fa Xian.
"Eee, sebenarnya kami melakukan itu agar kalian tidak membawa mereka!" jawab Fa Lio Bai.
"Aku mengerti! Tapi kalian benar-benar sangat hebat, apalagi gadis itu, kemampuan memanahnya sangat luar biasa, aku sungguh kagum melihatnya," ucap prajurit satunya.
"Kalian tidak berniat untuk membawa mereka bukan?" tanya Fa Lio Bai.
"Karena kalian telah menyelamatkan kami, jadi sebagai balasannya, kami tidak akan membawa kalian, bahkan kami tidak akan menceritakan kalian kepada prajurit lainnya," jawab Prajurit itu.
Fa Lio Bai merasa sangat lega mendengarnya, dia menoleh ke sekelilingnya dan setelah itu Fa Lio Bai baru menyadari jika Qian belum juga datang. "Kemana Qian?" tanya Fa Lio Bai.
"Sepertinya dia masih berada di sana," jawab Fa Xian.
"Kalian disini saja, biar aku saja yang menyusul Kakak Qian," kata Fa Xeiyin.
Fa Lio Bai dan Fa Xian mengangguk kemudian Fa Xeiyin pergi menjemput Qian, namun saat dia tiba di tempat Qian, dia melihat Qian yang sedang memeriksa mayat-mayat keempat para Pendekar yang sudah mati.
"Kakak sedang mencari apa?" tanya Fa Xeiyin.
"Owh Xieyin! Ini, aku sedang memeriksa barang-barang mereka, siapa tahu ada barang berharga seperti uang dan barang-barang lainnya," jawab Qian.
"Begitu, kami juga sering melakukannya, tapi tadi karena kami masih sibuk menolong para Prajurit tadi, jadi kami tidak sempat mengambil barang-barang mereka! Jadi apa saja yang Kakak dapatkan dari mereka?" tanya Fa Xeiyin.
"Banyak, ada uang dan benda-benda lainnya yang tidak aku ketahui!" jawab Qian.
"Apakah kamu sudah selesai memeriksa semuanya? Kalau sudah ayo kita segera ke tempat ayah, mereka di sana sudah menunggumu sejak tadi," kata Fa Xeiyin.
Qian mengangguk dan kemudian mereka berdua bergegas ke tempat Fa Lio Bai, namun Qian masih belum merasa nyaman membiarkan tubuh mereka yang sudah tidak bernyawa. "Siapa yang akan mengurus jenazah mereka itu?" tanya Qian.
"Biasanya nanti para prajurit yang akan mengubur mayat mereka itu," jawab Xeiyin.
Setelah tiba ditempat Fa Lio Bai, Qian pun membagikan hasil jarahannya kepada Xeiyin, dan nanti semuanya akan bagi oleh dengan rata.
"Dengan begini kamu bisa membeli pakaian yang baru Qian," ucap Fa Lio Bai.
Qian hanya tersenyum seraya mengangguk kemudian dia teringat dengan Ginseng Hitam yang dia dapatkan dari salah satu mayat Pendekar yang dia kalahkan. "Apakah paman tahu ini bahan obat apa?" tanya Qian seraya menunjukkan Ginseng Hitam.
"Dari mana kamu mendapatkannya?" tanya Fa Lio Bai.
"Dari Pendekar yang aku kalahkan tadi!" jawab Qian.
"Itu adalah Ginseng Langit Malam, Ginseng itu memiliki beberapa khasiat jika diolah dengan benar, tapi kalau salah dalam mengolahnya, maka Ginseng itu justru akan menjadi racun," kata Prajurit seraya menghampiri Qian.
"Bagaimana Paman bisa tahu?" tanya Qian.
"Kami di istana memiliki seorang ahli obat, dia adalah Tabib Li Xhiang," kata sang Prajurit.
"Tabib Li Xhiang! Siapa dia?" tanya Qian.
"Tabib Li Xhiang adalah seorang Ahli Obat terkenal di Istana, bahkan sebagian besar pendekar juga mengenalnya," kata prajurit itu.
"Apa saja kegunaan dari Ginseng Hitam ini?" tanya Qian.
"Aku juga tidak begitu mengetahuinya, yang jelas Ginseng Hitam memiliki keuntungan tersendiri bagi semua Pendekar! Sebaiknya kamu simpan baik-baik Ginseng itu," kata Fa Lio Bai.
"Selain Ginseng itu, apakah kamu menemukan sesuatu yang lain?" tanya Fa Xian.
Qian mengangguk lalu dia pergi mengambil sesuatu tidak jauh dari kereta, dan setelah itu dia menunjukkannya kepada mereka semua.
"Ini semuanya adalah racun yang siap pakai! Lebih baik racun-racun ini di kubur saja," kata Fa Lio Bai.
"Jangan! Kakek pernah mengatakan jika segala sesuatu pasti sangat berguna, dan aku yakin jika racun-racun ini kemungkinan akan berguna," kata Qian.
"Anak muda, itu racun yang sangat berbahaya! Menyimpannya hanya akan membuat malapetaka bagi diri sendiri dan juga bagi orang lain, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, alangkah baiknya racun-racun itu dibuang saja, atau bisa juga di kubur," ucap sang prajurit .
"Qian, kamu mengerti akan bahayanya racun bukan?" tanya Fa Xian.
"Aku tahu walau tidak banyak, kakek dan nenekku pernah menjelaskan jika racun itu sangat berbahaya bahkan bisa menghilangkan nyawa, ada banyak jenis binatang dan serangga yang memiliki racun, namun jika orang yang memiliki racun, kebanyakan itu adalah orang-orang yang jahat. Itu sebabnya aku akan menyimpannya, siapa tahu nanti kita bertemu lagi dengan kelompok orang-orang jahat itu, jadi kita bisa menggunakan racun-racun ini untuk mengalahkan mereka," kata Qian.
"Hem! Pemikiran mu memang aneh, tapi aku setuju dengan itu," kata Fa Lio Bai.
"Lebih baik kalian segera meninggalkan desa ini, aku yakin tidak lama lagi orang-orang dari Racun Kalajengking akan datang untuk menuntut balas," kata Prajurit tersebut.
"Lalu bagaimana dengan kalian berdua?" tanya Fa Lio Bai.
"Kami berdua akan kembali ke tenda kami membawa rekan-rekan kami yang gugur!" jawabnya.
"Kalau begitu baiklah, kami akan segera pergi dari sini!" kata Fa Lio Bai.
"Tunggu, sebelumnya kita belum saling berkenalan! Namaku He Yang, dan ini Xiu Zong Li, kami dari bagian unit operasi keempat dari pasukan Panglima Lian Bai!"
"Namaku Fa Lio Bai, ini putraku Fa Xian, yang ini Putriku Fa Xeiyin, dan yang ini adalah Lin Qian," kata Fa Lio Bai.
"Tuan Fa Lio Bai, kami tidak akan melupakan kebaikan kalian yang telah menyelamatkan kami."
"Itu hanya kebetulan saja Tuan He Yang! Kalau begitu kami akan pergi sekarang juga, jaga diri kalian, sampai jumpa lagi di lain waktu," kata Fa Lio Bai seraya menangkupkan tangannya.
"Kalian juga jaga diri baik-baik!" jawab mereka berdua yang juga menangkupkan kedua tangan mereka.
Mereka berempat segera pergi menuju ke kereta mereka lalu kembali melanjutkan perjalanan, sedangkan kedua prajurit itu juga pergi dengan membawa rekan-rekannya yang sudah gugur kembali ke Tenda mereka yang berada di luar Desa.
😇
Siapa yang menitipkan sedikit keangkuhan...?!
Pelit amat angkuh sedikit aja pakai di titipkan 🤣🤣🤣
Ngga cocok jadi pendamping seorang pangeran 🤴 yg notabene nya boleh beristri lebih dari satu.
Koq ngga ada ceritanya...
Apa mati,,, apa ngumpet....?!
Apa aku yang ngga teliti baca...?!
😁😁😁😁
Sungguh terlalu 🤔🤔🤔🤔
Mau cari tubuh untuk reinkarnasi kali yachhhh...?!
🤣🤣🤣🤣
Jangan-jangan arwahnya kaaahhhh..?!
😁😁😁