NovelToon NovelToon
The Second Wife

The Second Wife

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / Poligami / Cinta setelah menikah
Popularitas:13.2k
Nilai: 5
Nama Author: Gilva Afnida

Pergi dari rumah keluarga paman yang selama ini telah membesarkannya adalah satu-satunya tindakan yang Kanaya pilih untuk membuat dirinya tetap waras.

Selain karena fakta mengejutkan tentang asal usul dirinya yang sebenarnya, Kanaya juga terus menerus didesak untuk menerima tawaran Vania untuk menjadi adik madunya.

Desakan itu membuat Kanaya tak dapat berpikir jernih hingga akhirnya dia menerima tawaran Vania dan menjadi istri kedua.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gilva Afnida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4

Malam selalu menjadi waktu yang sendu untuk Kanaya yang sedang bersedih hati. Kegalauannya dimulai sejak permintaan Vania untuk menjadikannya adik madu hingga berakhir mengetahui jati diri yang sesungguhnya, semakin menambah kesesakan di dalam Kanaya semakin terasa.

Padahal seberat apapun masalah yang dihadapinya dulu, dia masih bisa tidur nyenyak dan makan enak. Seperti saat setiap hari dijadikan babu oleh Helga atau harus mengerjakan tugas-tugas sekolah Tania, atau bahkan saat Kanaya kesepian karena ditinggal di rumah sendirian sedang seluruh anggota keluarga Toni berlibur ke luar kota. Itu semua masih bisa membuat Kanaya bertahan di rumah ini. Namun setelah dia mengetahui kebenaran yang menjijikkan tentang dirinya dari Helga, Kanaya tak lagi mampu untuk terus mempertahankan diri di rumah ini.

Kanaya merasa dirinya tak ada lagi harga diri jika terus berada di tengah-tengah keluarga Toni. Kanaya berpikir, menjadi istri kedua untuk membantu Vania akan memudahkan dia untuk keluar dari jeratan hutang budi. Selain dia bisa membayar hutang budi tersebut, dia bisa mencari cara agar dirinya bisa melanjutkan kuliah tanpa harus bersusah payah memikirkan biaya nantinya.

***

Rupanya pagi terlalu cepat untuk Kanaya yang serasa masih ingin larut dalam mimpinya. Mimpi dalam tidurnya terasa lebih indah dari kenyataan hidup yang dia rasakan sekarang ini.

Ketukan pintu terdengar setelah Kanaya keluar dari kamar mandi membersihkan diri.

"Nay, aku udah nyiapin MUA untuk meriasmu." Rupanya itu adalah Vania.

"Untuk apa? Aku tidak perlu dirias." Kanaya berujar jujur dari balik pintu kamar. Dia merasa tidak perlu berdandan cantik hanya untuk pernikahan yang bersifat sementara ini. Dia pun sama sekali tidak merasa antusias untuk menyambutnya.

"Tapi, Nay..."

Suara Vania yang mengambang terdengar lirih. Kanaya yakin jika wanita itu pasti sedang merasa sedih karena penolakannya. Hidup bersama selama dua tahun sebelum Vania menikah, membuat Kanaya cukup mengerti karakter Vania yang memang lemah. Wanita itu lebih mudah bersedih, suka dimanja dan selalu bergantung pada orang lain. Namun setidaknya dia tak pernah merundung Kanaya atau memperlakukannya secara buruk selama tinggal bersama.

Perlakuan keluarganya lah yang membuat Vania selalu bersikap penuh ambisi. Hampir semua keinginan Vania selalu diusahakan oleh kedua orangtuanya karena merasa iba akan penyakit jantung yang dideritanya sejak lama. Bahkan keinginan untuk menjadikan Kanaya sebagai adik madu pun disanggupi oleh Helga.

"Baiklah, suruh dia untuk masuk." Akhirnya Kanaya memilih mengalah, dibanding nanti dia harus mendengar ocehan Helga hanya karena dia menolak permintaan putrinya untuk dirias.

***

Beberapa jam kemudian, acara pernikahan yang hanya dihadiri oleh keluarga inti serta beberapa saksi pun telah selesai. Dalam acara pernikahannya, Kanaya hanya melihat keluarga Toni serta beberapa orang yang Kanaya tidak kenal. Dia bahkan tidak yakin jika keluarga Adnan ikut serta menyaksikan pernikahan ini. Terlihat Adnan atau Vania sama sekali tak memperkenalkan salah satu anggota keluarga Adnan padanya. Entah mereka mengetahuinya atau tidak, Kanaya pun tidak terlalu mempedulikannya.

Tak ada raut bahagia yang terpancar dari wajah Kanaya. Bahkan saat sesi foto bersama pun, dia terlihat berwajah datar. Kanaya merasa hari ini bukanlah hari yang istimewa. Dia hanya merasa jika hari ini adalah titik balik dari perjuangannya untuk tetap bertahan hidup.

"Senyum dikit, Nay!" seru Vania yang berdiri di samping seorang fotografer.

Kanaya mengedipkan mata lalu tersenyum kaku saat si fotografer mengambil gambarnya.

"Bisa geser lebih dekat?" Si fotografer berusaha mengarahkan gaya agar kedua pengantin nampak lebih pas saat di foto.

Kanaya menghela napasnya singkat. Sebenarnya dia sudah merasa gerah dan cepat-cepat ingin menghapus riasan serta mengganti gaun pernikahannya. Namun rupanya dia masih harus sedikit bersabar.

"Jangan buat Vania kecewa! Dia sudah mempersiapkan ini dengan susah payah," bisik Adnan. Tangannya yang kekar tiba-tiba terasa melingkar di pinggang Kanaya hingga membuat Kanaya sedikit terkejut.

"Lepasin nggak?" bisik Kanaya, berusaha melepaskan tangan Adnan yang menempel erat.

"Jangan salah paham! Aku hanya tidak ingin Vania terlihat kecewa. Sebaiknya kamu diam dan tersenyum ke kamera. Aku jamin setelah ini kau bisa segera kembali ke dalam kamarmu untuk rebahan."

Mendengar itu, mau tak mau Kanaya menyunggingkan senyum yang terbaiknya dan membiarkan tangan Adnan melingkar erat di pinggangnya yang ramping.

"Bagus. Satu... dua... tiga..."

Dalam hati Kanaya berharap, semoga saja setelah ini, kebahagiaan akan datang padanya yang sudah cukup lama menantikannya.

***

"Perlu bantuan?" Tiba-tiba saja Toni datang ke kamar Kanaya yang tengah sibuk memasukkan baju-baju ke dalam koper.

Melihat sikap Kanaya yang terdiam dan bahkan sengaja tidak menolehkan kepala ke arahnya, Toni menghela napasnya berat lalu memilih duduk di bibir ranjang.

"Aku tahu kalau kamu masih marah denganku. Sejujurnya aku pun marah dengan keputusanmu yang mendadak kemarin malam. Namun apa boleh buat, semua itu sudah menjadi keputusanmu." Toni mengamati wajah Kanaya yang muram, mengingatkannya pada wanita yang telah pergi sejak lama.

Sungguh hal itu membuat hatinya semakin terasa perih karena bagaimanapun dia tak bisa memberikan bantuan selayaknya seorang ayah pada putrinya karena sebuah keadaan.

Jika saja keadaannya normal, sudah pasti Toni akan mencegah keinginan Vania dan membiarkan Kanaya untuk hidup tenang. Biar Kanaya menginginkannya pun, Toni akan berusaha sekuat tenaga agar pernikahan ini tidak terjadi. Karena bagaimanapun Kanaya akan mempertaruhkan masa depannya yang masih panjang.

Namun apa boleh buat? Keadaan yang memaksanya agar tetap bungkam. Demi menjaga perdamaian rumah tangga yang sudah susah payah dia jaga.

"Nay..., Kalau seandainya nanti kamu kehilangan arah dan tak tahu harus kemana. Rumah ini akan selalu terbuka lebar untuk dirimu," ujar Toni dengan putus asa, hanya kata-kata itu yang menurutnya bisa dia utarakan sebagai upaya terbaiknya.

Kanaya menghentikan aktivitasnya sesaat. Air matanya kembali mengembun, membuat pandangannya mengabur. "Meski langkahku nanti terseok-seok pun, aku tetap tak akan sudi untuk kembali ke rumah ini. Terima kasih untuk sembilan tahun yang penuh dengan kepalsuan ini."

Toni sangat mengerti kekecewaan yang dirasakan oleh Kanaya. Lebih baik baginya untuk menelan semua perkataan pahit itu, membiarkan hati Kanaya agar sembuh dari luka yang telah dia torehkan untuknya. Yang terpenting, dia sudah menyampaikan isi hatinya yang terdalam.

Toni pun bangkit dan perlahan berjalan ke arah keluar kamar hingga dia berhenti di ambang pintu kamar. "Aku tak pernah menuntut mu untuk balas budi, Nay. Semua yang kulakukan untukmu sudah menjadi bagian dari kewajibanku sebagai seorang ayah kandung. Jadi jangan pernah membebani dirimu untuk hal itu."

Setelah mendengar suara langkah kaki yang perlahan menghilang. Kanaya mulai terisak-isak hingga tergugu untuk menumpahkan rasa sakitnya. Kanaya berjanji, ini adalah air mata yang terakhir kalinya atas rasa sakit yang ditorehkan oleh keluarga ini.

1
Muhammad Malvien Laksmana
Luar biasa
Muhammad Malvien Laksmana
Biasa
Endah Windiarti
Luar biasa
Jessica
ceritanya bagus penulisan nya juga tertata g bikin jenuh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!