Shifa dan Ilham sepasang kekasih, yang semua orang di tempat lingkungan rumah dan lingkungan kerja sudah tahu. Kalau mereka berdua kekasih yang telah berjalan tiga tahunan. Jadi orang akan berfikir kalau mereka berdua merupakan pasangan romantis sampai ke pelaminan.
Tapi siapa sangka. Hanya karena uang.. dan bujukan orang tua dari Ilham mereka akhirnya berpisah. Dan memilih menikah dengan gadis anak pengusaha batu bara di daerahnya. yang bernama Adis.
Shifa sangat kecewa sekali dengan sikap dan pilihan Ilham. padahal mereka sudah berjanji akan lanjut ke pelaminan Tahun depan. Tapi apa daya. Kehendak orang tuanya Ilham, membuatnya tidak berdaya untuk menolaknya.
Dia berusaha memberikan pengertian pada ke kasih. agar tetap menunggunya. Suatu saat ia akan kembali lagi.
Apakah Shifa mau menerima janji Ilham. atau malah pergi meninggalkannya. Kita baca selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon husnel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ibu-ibu Julit
Shifa masih merasa linglung saat ada yang tanya dirinya. ia benar tidak ingat siapa dirinya. Namun sedikit dia ingat tentang ia jatuh ke sungai.
Sudah satu Minggu Shifa tinggal di rumah orang tua Faris, itu membuat gosip yang tak enak. Namun Faris dan keluarganya hanya cuek saja.
Mungkin karena Faris masih sendiri di umurnya yang tidak sudah masuk kepala tiga. padahal profesinya sangat di dambakan oleh kaum ibu di sekitarnya untuk di menjodohkan anak gadis mereka. Namun di tolak Faris dengan alasan sudah ada yang punya. Kebetulan ada Shifa di rumah orang tua tentu saja bikin heboh.
"Pantas saja nak Faris nggak mau di jodohkan ternyata ceweknya cantik. kapan di resmikan nak Faris.?" Tanya seorang ibu-ibu yang belanja di toko mamanya sewaktu Faris akan mengajaknya ke kantor polisi tempat ia tugas untuk mencari identitas Shifa.
"Tunggu saja ya Bu. maaf kami permisi ya." Jawab sopan Faris pada ibu-ibu tersebut.
Mama Faris yang kebetulan ada pun tertawa. karena ia sudah tahu kondisi Shifa. walau dalam hati ia menyukai sifat Shifa yang lembut, pandai memasak. sopan dan cantik. Seperti seorang pelajar.
"Doa kan saja ya mbak. moga tahun ini anak saya yang bodoh ini menikah." Risma yang merupakan ibu tunggal bagi Faris dan Gita, karena papanya meninggal kecelakaan saat pulang dari kantor. di saat Faris masih sekolah. Semenjak itulah Risma mengelola perusahaan furniture suaminya dulu. Yang sebelumnya hanya menunggu toserbanya yang berada di samping rumah.
Waktu suaminya masih hidup, Risma membuka toserba di dekat rumahnya. agar ia punya kegiatan, karena mereka cukup lama baru punya anak. makanya untuk menghilangkan rasa sepi. Risma buka toko kecil awalnya. Namun melihat hasil istrinya. mama suaminya memperbesar hingga menjadi toserba. yang boleh di katakan minimarket. dan punya karyawan 5 orang. 2 wanita dan 3 laki-laki. salah satunya ponakan dari Risma. dia yang membantu mengelolanya. Karena Risma sibuk dengan furniture.
"Ah iya Bu Risma. kami akan mendoakan yang terbaik buat nak Faris." Jawab ibu-ibu tersebut malu.
Orang sekitar rumah Risma merasa sungkan padanya. ia keluarga kaya yang dermawan. suka bantu tetangganya, kadang meminjamkan uang tanpa bunga. dan dicicil sesukanya. bagi Risma. jika pembayarannya lancar, esoknya akan di pinjam lagi. tapi jika tidak bayar. ia akan tersenyum saja saat meminjam kembali. dan palingan di tolak dengan uang 100 atau 200 ribu. tandanya ia tidak percaya lagi. Itu prinsipnya. Kalau sudah begitu. tak kan ada yang berani meminjam lagi. karena sudah di peringatkan sebelum meminjam.
Faris pun mengajak Shifa masuk mobil. setelah pamit pada mamanya. dia tidak mau melayani ibu-ibu kalau sudah tanya masalah nikah.
"Maaf ya. tetangga ku pada julit dan kepo." Jawab Faris canggung, karena ia merasa nggak enak telah membawa Shifa yang di beri nama sementara Sasa.
"Nggak apa mas... santai saja, jangan canggung gitu. maklumlah ibu-ibu emang begitu. saya juga punya tetangga begitu dulunya bahkan lebih julit dari itu. ha..ha.." Ucap Shifa tertawa lepas. ia ingat hal tersebut.
Faris yang duduk di sampingnya tersenyum melihat tawa lepas Shifa yang merupakan jarang ia perlihatkan. Kalau nggak sama adiknya.
Shifa yang baru tersadar pun menutup mulutnya." Maaf. nggak sopan." Ucapnya tersenyum malu.
Faris merasa gemes sendiri melihat senyum malu-malu Shifa yang selalu membuat hatinya resah semenjak pertemuannya.
"HM. nggak apa. saya suka kok." Jawab Faris tak sadar. Hal itu membuat muka Shifa makin malu dan canggung. Entah kenapa, ia merasa nyaman dengan Faris laki-laki yang telah menyelamatkannya.
Sebelum sampai kantor polisi di mana Faris bertugas. ia pun mengajak Shifa sarapan dulu di sebuah warung lontong sayur.
"Apakah kamu keberatan jika kita makan lontong sayur dulu.?" Tanya Faris berharap. Ia merasa gelisah. semenjak di putuskan Shifa di bawa ke kantor polisi oleh komandannya. Semenjak ia dan sahabatnya bercerita tentang penemuan Shifa atau Sasa.
"Boleh." Jawab Shifa malu-malu.
Faris pun tersenyum senang. ia masih punya waktu berdua dengan gadis yang diam-diam ia sukai.
Faris pun turun dan di ikuti Shifa. di sini tempat favorit Faris kalau lupa sarapan. atau malas sarapan di ruang sendiri.
"Wah cantiknya pacarnya nak Faris. lantas nggak mau ibu jodohkan dengan anak adik ibu." Ucap ibu Darti yang punya warung lontong.
Faris hanya menanggapi dengan senyum. sedangkan Shifa merasa tidak terganggu. karena ia merasa tidak punya hubungan dengan hal tersebut.
"Lontong sayurnya dua ya Bu. seperti biasa." Ucap Faris mengalihkan pembicaraan.
"Ok. di tunggu ya." Jawab Bun Darti, dan di anggukkan Faris. mereka duduk berhadapan di sebuah meja kecil.
"Maaf ya. situasi ini tidak membuatmu nyaman." Ucap Faris saat merak sudah duduk berdua saja di sana.
"He..he. perasaan udah banyak mas minta maaf. padahal aku nggak tahu masalahnya " Jawab Shifa yang juga di sadari Faris.
jangan lama" up-nya ya Thor,makasih