Ku Relakan Dengan Ikhlas

Ku Relakan Dengan Ikhlas

Permintaan Ayah

setelah di tingg Ilham. Shifa lebih banyak berdiam melamun. dan menghindar jika seorang laki-laki yang mendekatinya. dia tumbuh menjadi gadis pendiam.

Setiap libur. dia akan pergi ke tepi sungai yang ada pohon kelapa yang batangnya seolah tidur ke tanah. tapi daunnya tetap berdiri kokoh. seolah seperti posisi ular kobra yang akan memangsa.

Shifa duduk di batang kelapa tersebut, bermenung mengingat apa yang telah ia jalani beberapa tahun ini. "Aku gadis bodoh yang mau saja di bodohi . Kenapa juga aku mengingat orang yang jelas telah mencampakkan ku. lebih baik aku pikirkan hidupku bersama ayah." Ucapnya. Dia pun meninggalkan tempat tersebut, tempat di mana ia sering duduk berdua dengan Ilham dulunya.

Shifa pulang ke rumah, tapi ada sebuah mobil yang terparkir di rumahnya. Shifa langsung ke dalam rumahnya. Dia pikir tamu ayahnya yang merupakan seorang pedagang rempah yang selalu siap mengantar ke kota setelah di pasok ayahnya.

"Eh.. sudah pulang nak. sini.. duduk dekat ayah." Ucap Sofyan tersenyum.

Shifa hanya menurut tanpa curiga sama sekali. Karena ayah memang sering mengenalkannya dengan tamu ayahnya. dengan alasan, nanti kalau ia tidak ada. kan bisa Shifa yang melanjutkan. itu selalu alasan ayahnya.

"Wah cantik ya Om. anaknya.." Ucap seorang pemuda yang duduk di sebelah orang laki-laki yang seumuran ayahnya yang bernama Pak Johan yang sering datang ke rumahnya Maslah kerja.

"Ha.ha.. karena mama nya juga cantik. Nak.. Pak Johan dan anaknya Faris datang untuk meminangmu. bagaimana menurut mu nak.?" Tanya ayahnya lembut.

Cahaya spontan melotot. dia melihat pemuda tersebut dan juga ayahnya bergantian. kemudian menunduk.

"Yah. aku kan udah bilang.. aku belum berminat untuk menikah cepat. tunggu selesai kuliah aku dulu. lagian di kantor sangat banyak kerjaan di akhir tahun ini. seperti biasa." Tolak Shifa halus.

"Tidak apa. kata ayah mu. kuliah mu hampir tamat kan. Jadi aku akan menunggu.. hanya beberapa bulan. itu bisa di lakukan sekalian mengurus pernikahan kita. ya kan pa." Ucap Faris mantap. Dan di anggukan Pak Johan dan Ayahnya.

Shifa tidak lagi bisa menolaknya. selain pasrah. Dia sudah pasrah pada ayahnya sesuai dengan janjinya. jika orang yang di cintainya meninggalkannya. dia akan. menerima pilihan ayahnya. Jadi walau dengan hati berat, dia menerimanya. Dengan syarat menunggu semuanya selesai.

Hanya menunggu beberapa bulan. Akhirnya Shifa wisuda. hari ini harusnya ia bahagia dengan wisudanya. Namun malah membuat nya bersedih. Karena setelah ia wisuda.. ia akan menikah dengan Faris. Karena memang sudah berjalan 50%.

"Hai. kok sedih sih.. harusnya kamu bahagia dong sayang.." Ucap Sofyan melihat wajah anaknya yang keluar dari kamar dengan wajah sedih.

"Gimana aku tidak sedih. sebentar lagi aku akan menikah.. aku tidak mau meninggalkan ayah sendiri." Shifa memeluk ayahnya sendu.

Pak Sofyan mengusap punggung anaknya. " Ayah punya solusi. bagaimana kalau paviliun samping kita permak. nah kamu kan tidak terganggu tuh.. jadi masih bisa lihat ayah setiap hari." Usil Sofyan pada anaknya yang membuat Shifa tersenyum.

"Apa Mas Faris mau Yah.?" Tanya Shifa senang. Entah kenapa ia tidak mau berpisah dengan ayahnya.

"Nanti kita tanya ya. kan dia datang pas kamu wisuda. ayok nanti telat.. " Ajak ayahnya menarik tangan anak gadisnya.

Shifa pun menggandeng tangan ayahnya.ia bahagia. ayahnya selalu tahu apa yang dia inginkan. Namun satu ayahnya yang tidak tahu dengan calon mantunya. karena ayahnya hanya terpaku dengan sifat temannya Johan yang baik hati.

Acara wisuda yang di tunggu-tunggu mahasiswa yang lulus saat ini. tentu saja bahagia. Shifa pun bahagia. dia tidak memikirkan pernikahannya lagi. dia asyik bercengkrama dan berfoto dengan temannya. setelah acara wisuda selesai. Hingga sebuah tangan mengejutkannya memegang tangannya.

"Halo sayang. maaf. ya mas telat." Ucap Faris yang baru datang dengan berpakaian rapi. entah dari mana.. Shifa tidak memperdulikan itu. Shifa pun memperkenalkan Faris pada temannya.

***

Hari ini adalah di mana Shifa akan melepaskan masa lajangnya. Dia terpaku di kamar di mana di paviliun yang sudah di sulap untuk tempat tinggalnya bersama suaminya nanti.

Pernikahan yang di adakan cukup meriah. namun di hati Shifa yang kosong. Karena dia menikah dengan seorang pria yang tidak ia cintai. Dan dia baru tahu dari seorang sahabat nya. Kalau ia bertemu dengan Faris di sebuah kafe. Temannya mengirimkan foto Faris bersama dengan wanita yang begitu mesra. Saling menyuapi satu sama lain.

Shifa sangat terpukul. kenapa ia selalu bertemu dengan laki-laki selingkuh. dia ingat ibunya yang sudah meninggal beberapa tahun lalu akibat penyakit.

"Buk. aku sedih buk. apakah aku tidak boleh bahagia. aku ingin hidup bahagia dengan pasangan ku Bu. seperti ibu dengan ayah." lirih Shifa di kamarnya. saat di ruang utama sedang berlangsung ijab kabul antara dia dengan Faris. Shifa masih bisa mendengar kan. karena sengaja pakai pengeras suara. Dia yang di temani pembantu setianya yaitu Bik Asih. membuatnya sangat sedih.

Shifa menunduk dan bersamaan air mata yang jatuh bertepatan dengan sahnya pernikahannya.

"Non. kita turun ya. itu sudah di panggil." Ucap Bik Asih menyadarkannya. Shifa pun mengangguk. Dengan langkah berat ia turun di dampingi bik Asih.

Sampai ia di tempat di mana ia bertemu dengan Faris yang sudah Syah jadi suaminya. Shifa mengikuti arahan pak Penghulu. Tanpa berani membantah lagi.

Acara berlanjut sampai malam baru selesai. Shifa merasa lelah. tubuhnya sangatlah lemah saat ini. untung ada acara di tempatnya menghabiskan masa lajang bersama dengan temannya. Hingga malam pertama di tunda dulu esoknya.

Jadi saat ini. Shifa berkumpul di kamar lamanya bersama dengan temannya.dan Faris berkumpul di paviliun yang telah di sediakan semua keperluan mereka. Tawa canda memenuhi paviliun sampai ke ruang utama. Sedangkan Shifa di temani dua temannya Santi dan Lola. mereka di kenal dengan tiga sekawan. Yang mengambil foto Faris tersebut adalah mereka berdua.

"Fa. kenapa wajahmu sedih sekali.. bukannya bahagia.." Tanya temannya bernama Lola.

Lola termasuk gadis yang polos. dia tidak terlalu peka dengan situasi. beda dengan Santai yang cepat tanggap dan agak tomboy. Makanya Shifa suka berteman dengan Sinta yang selalu menjadi perisai mereka berdua jika di ganggu laki-laki jahil.

"Tuuuk.... Aduh sakit Sin. untung aja kita sudah wisuda. kalau nggak bisa mupeng nih otak gue.." Kesal Lola pada temannya yang satu itu, selalu menjitak keningnya kalau kesal.

"Kirain selesai wisuda lemotnya hilang. eh malah makin parah. Gimana nggak sedih teman kita ini. dia menikahi laki brengsek. kamu ingat nggak waktu di kafe gaul kemaren kita lihat siapa.?" Tanya Sinta menguji Lola.

Lola tampak berpikir. "Ooh. itu Mas F..." Shifa menutupi mulut temannya cepat takut terdengar ke luar. Karena gadis tersebut berteriak menyebut nama suaminya.

Sinta kembali menjitak kening gadis tersebut yang ketulungan polosnya. " Eh kamu itu polos atau bego sih. kesal banget. nggak padai ngomong pelan. ini kita lagi kamar. di luar banyak orang.." Ucap Sinta pelan. Dan di anggukan Lola.

"Maaf.." Jawab Lola cengengesan. tanpa beban.Cukup lama berbincang. mereka pun akhirnya tertidur. Shifa cukup terhibur dan terhindar malam ini dari suaminya yang penjahat wanita.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!