Precious FAKE

Raya Renata mendatangi tuan dan nyonya Abelard yang tampak memandangi nya aneh, sepanjang ia berjalan kemari juga banyak dari para pelayan rumah yang memandangi nya dengan kaget, ia berubah terlalu banyak dan begitu drastis.

Tadi kedua puteri nya bilang pada mereka kalau Raya sudah sadar namun ia kemasukan roh jahat hingga menjadi gila, namun saat ini tuan dan nyonya Abelard melihat Raya sama sekali tidak mirip orang yang kerasukan roh jahat, ia malah terlihat rapi dan penuh pesona.

Saat ini dua saudari yang sedang bersama nya memandangi nya dengan kaget dan campur rasa iri, mengapa sosok si bodoh ini jadi terlihat berbeda, mereka jelas merasa kalah cantik.

Betul memang secara wajah dan tampang meskipun Mahaa Rekha Abelard dan Hanny vincint Abelard adalah wanita cantik tapi sebetul nya jika Raya merawat diri nya sejak awal maka sudah pasti mereka kalah pada nya.

Tuan dan nyonya Abelard menatap puteri bodoh mereka dengan tatapan aneh, ia hanya merubah sedikit penampilan nya tapi pembawaan nya terlihat berbeda, sangat tinggi, acuh dan siaga.

"Selamat siang papa mama..." sapa Raya Renata dengan senyuman nya

tetap saja dua orang ini melihat senyuman yang berbeda, Raya biasa nya tersenyum dengan rendah hati tidak se-percaya diri ini.

Menge-tepi kan kebingungan mereka, tuan Abelard langsung bertanya dengan suara nya yang angkuh seperti biasa..datar dan terkesan tidak peduli pada Raya

"Kau tidak sopan saat sadar bukan nya berterimakasih pada kedua orangtua mu, malah sibuk sendiri.." kata nya

"mohon maaf kan ke-khilafan saya..papa" jawab Raya Renata dengan santai tanpa gentar, ia seperti tak peduli dengan pembawaan tuan Abelard yang begitu keras

"saya lupa.." kata nya kemudian yang membuat tuan dan nyonya ini marah

Tuan Abelard memukul meja dengan keras sampai mengagetkan para pelayan..

"berani nya kamu tak sopan pada ku" tuan Abelard begitu kesal pada Raya yang terlihat tenang dan tak takut pada nya.

Raya Renata tak peduli,lagi pula selama ini ia yang begitu hormat pun tak pernah lolos dari kemarahan si tuan pejabat menteri ini, jadi mulai saat ini ia sudah tak peduli.

nyonya Abelard menatap nya dengan benci lalu berkata dengan kesal

"papa hukum saja anak tak tau di untung ini, bukan kah selain hari ini ia kurang ajar pada mu, ia juga tadi bertindak kurang ajar pada Mahaa dan Hanny, lalu dia juga dengan kejam memukul saudari nya Mahaa.., dia tidak sopan, sudah bagus kedua saudari nya menjenguk tapi ia malah memukul dan mengusir mereka.." tuding nyonya Abelard..

Raya Renata melirik nyonya Abelard dengan malas, ia sangat ingat sewaktu masih sekolah dasar ia hanya ingin dengan bangga menunjukkan lukisan nya yang tidak seberapa pada sang mama. Raya hanya ingin mengharapkan pujian dari sang mama seperti hal nya saudara-saudari nya.

Tapi wanita yang berstatus mama nya itu malah menampar wajah nya lalu berteriak histeris seakan-akan Raya mengganggu nya, hingga kakak laki-laki nya datang langsung mendorong nya dan menganggap nya pengganggu.

Raya sudah ketakutan dengan sikap mama nya tapi saat ketakutan ia malah di dorong dengan keras oleh kakak laki-laki nya Robertus Faruen Abelard.

Robert tanpa kasihan mendorong dan memarahi nya karena di anggap mengganggu ketentraman sang mama.

Lalu tuan Abelard datang dan malah menyeret nya dan dengan kejam merobek lukisan di tangan nya yang gemetar.

kemudian tuan Abelard menghukum nya berdiri di tengah panas matahari. Raya hanya ingin menunjukkan lukisan nya pada sang mama tapi ia malah berakhir seperti ini. sebagai Raya Renata yang sekarang masih sangat mengingat perlakuan nya hingga kini..

Raya Renata hanya melirik nyonya Abelard dengan malas lalu ia berkata..

"mereka yang memulai nya, aku hanya membela diri.." kata Raya Renata hanya menjawab datar.

meskipun ia tau hasil akhir nya adalah percuma meskipun ia membela diri..tapi ia masih tetap berhak membela diri nya. Ia juga menyayangi diri nya sendiri.., ia tak mau lagi menjadi Raya yang dulu...Raya yang dulu terlalu pasrah dan putus asa.

"Lalu memang nya kenapa kalau Hanny dan Mahaa yang memulai? kau fikir kau se-penting itu?" balas nyonya Abelard, ia menyatakan bahwa apa pun alasan nya meskipun Raya benar tapi Raya tetap harus di posisi yang salah dan mengaku salah.

Nyonya Abelard memang sangat membenci Raya sejak ia melahirkan nya...bagi nya Raya adalah anak yang lahir bersama iblis itu..ia mau tidak mau harus membesarkan nya karena kehamilan dan kelahiran nya sebagai ibu pejabat menteri sudah di umumkan di seluruh negeri, adalah hal yang tabu jika ia mengumumkan kan anak ini mati saat di lahir kan..jadi ia terpaksa membesarkan anak yang lahir bersama iblis ini dan menyuruh orang membunuh dan membuang iblis yang ikut bersama nya..., tapi anak ini tetap meninggalkan jejak iblis yang membuat nyonya Abelard sangat membenci nya.

Sejak lahir nyonya Abelard tak pernah mau menyentuh nya barang sedikit pun, ia memerintah kan pengasuh dan membawa nya ke paviliun belakang.ia membenci anak yang lahir bersama iblis ini hingga kini.

Mahaa dan Hanny tampak tersenyum puas karena apa pun hasil nya sang mama akan selalu membela mereka bukan si bodoh Raya.

Raya Renata hanya mengangkat alis nya santai tanpa menghiraukan pernyataan menyakitkan barusan, ia sudah terbiasa dan sekarang perlakuan itu sudah tidak bekerja lagi bagi nya.

"kamu ini kurang ajar, sudah bagus keluarga ini menyelamat kan mu dari kematian, harus nya kemarin saat kau sekarat..kami biarkan saja kau pergi mati.." kata nyonya Abelard dengan kejam

Raya Renata menghela nafas nya dan ia hanya menjawab dengan tenang...

"Kalian menyelematkan ku hanya demi untuk menyelamat kan kalian sendiri, bukan nya kalau aku mati yang akan menikah dengan putera ke 3 Wirazuda adalah mereka.." ujar Raya Renata seraya melirik dua saudari nya yang berada di dekat tuan dan nyonya Abelard

"Jangan merasa sudah sangat baik, apa yang kalian lakukan pada ku hanya lah demi kepentingan kalian sendiri.." kekeh Raya Renata hingga membuat semua orang terkejut.

Tuan Abelard spontan membentak nya..

"Raya..!! Kurang ajar kamu.." suara tuan Abelard menggelegar..

"minta maaf dan berlutut sekarang atau kau akan di hukum cambuk..!!" titah Tuan Abelard berang

Raya Renata hanya menatap tak bergeming pada tuan Abelard yang merah..

"silahkan saja..aku tidak takut.." jawab Raya Renata dengan sinis...