"Lupakan status kita sebagai saudara tiri, kau yang menggagalkan ku bermain dengan para wanita maka kau sendiri yang menggantikan posisi mereka." (Ares Leonardgo).
1 Tahun tinggal sendirian Naomy Laura Gilbert biasa dipanggil Nao terpaksa harus meninggalkan dunia bebasnya demi keinginan sang mama untuk tinggal bersama keluarga barunya..
Di rumah baru itu Nao bertemu dengan kakak tirinya pria tampan blasteran France (Ares Leonardgo) yang tanpa sepengetahuan Nao jika keduanya pernah satu ranjang menghabiskan waktu dalam satu selimut.
.
.
Lantas bagaimana kelanjutan hubungan mereka berdua? simak kisah selengkapnya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dilla_Nurpasya_Aryany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 11
Mata Ares dan Nao saling tatap setelah ciuman itu, nafas keduanya beradu dengan bibir yang masih menempel namun tak berpaut.
Saat Ares akan melanjutkan aksinya Nao langsung turun dari atas pangkuan membuat Ares memalingkan muka.
"Tunggu di sini hanya sebentar." Ujar Ares seraya berlalu pergi entah kemana.
Nao mengangguk ia duduk di kursi mengatur nafasnya agar bisa tenang, tangannya berkali-kali mengelus dada. "Apa aku berlebihan?." Tanya Nao pada diri sendiri, ia meremas rambutnya frustasi. Melihat sebotol minuman Nao pun langsung meneguknya sampai habis.
Setelah selesai bicara dengan seberang, Ares menutup panggilannya dan kembali masuk ke dalam klub.
Sesampainya di dalam terlihat Nao tepar tak sadarkan diri dengan Anna yang menunggunya.
"Ck!." Decak Ares melihat ulah adik tiri.
"Akhirnya datang juga, dia minum." Ucap Anna lega. "Aku harus pulang."
"Hmmm terimakasih sudah menjaga anak itik ini."
Anna terkekeh. "Haish no problem kak dia sudah seperti saudara bagi saya." Setelah melihat Nao aman Anna pun pulang duluan.
Ares menatap Nao yang berbaring di kursi, sorot mata tajamnya tertuju pada area bawah, memperlihatkan paha jenjang yang mulus itu terekspos dikarenakan dress Nao minim.
Ares melepas jas hitamnya, dengan susah payah ia ikatkan pada pinggang ramping Nao. "Merepotkan!..."
Dengan perlahan Ares menggendong tubuh Nao untuk pulang dari sana.
Sesampainya di rumah Ares menyadari orang tuanya kini sudah pulang terdengar percakapan mereka dari ruang keluarga.
"Aku masih kuat kok." Ujar Nao dengan mata terpejam berusaha jalan tanpa bantuan tangan Ares. "Ini benar-benar menyenangkan sekaligus menjengkelkan haha." Lanjutnya setengah sadar karena mabuk.
"Shuuut!.." Ares kembali mengangkat tubuh Nao untuk menaiki anak tangga. "Bisakah kau diam?."
Nao membuka mata perlahan, jari lentiknya masuk ke dalam kemeja Ares, menyentuh lembut dada bidang itu. "Katanya pria ini baik tidak pernah main wanita, namun dengan wajah tampan juga tubuh kekarnya ini bagiku 0% untuk mempercayai itu."
"Iya kan anak sholeh?."
Ares hanya diam, sepanjang perjalanan dari lantai bawah hingga lantai dua Nao terus mengoceh karena pengaruh alkohol.
Brukh!
Setibanya di kamar Ares membaringkan Nao, Nao yang setengah sadar kembali memejamkan mata menuju alam mimpi.
Melihat itu Ares diam sejenak entah apa yang dipikirkannya ia pun menarik selimut lalu pergi dari kamar Nao.
.
Keesokan paginya.
Setelah membersihkan diri dari kamar mandi Nao masih merasakan sakit pada kepalanya akibat mabuk semalam. "Ah ya Tuhan aku tak ingat apa yang terjadi."
Nao melirik jas hitam Ares sekilas setelahnya ia keluar kamar untuk sarapan.
"Hai sweetie." Sapa mama Sarah yang menyajikan hidangan.
"Hai."
Papa Agam mengecup kepala Nao yang tampak masih linglung. "Are you okey?."
"I'am oke pah." Nao duduk di meja makan, tatapannya menyapu sekeliling dimana kakak tirinya tak menunjukkan batang hidung padahal ini hari libur.
Namun Nao acuh tak peduli ia mulai sarapan.
Nao di sana melihat kebersamaan Sarah dan Agam yang begitu harmonis juga romantis, ia terdiam saat mengingat sering menentang hubungan mereka. Kini melihat mamanya begitu bahagia, Nao tak bisa apa selain turut bahagia.
Tak berselang lama Ares masuk rumah melewati mereka, tampak ia sehabis lari pagi dengan keringat yang membasahi tubuh kekarnya.
Sudut mata Nao melirik pria itu.
"Ares?." Ujar mama Sarah menghentikan langkah Ares. "Sarapan sayang."
"Nanti menyusul." Jawab Ares ia melirik Nao yang juga menatapnya, selepas itu tanpa berucap lagi Ares berlalu masuk kamar.