NovelToon NovelToon
Badboy Yang Menyebalkan

Badboy Yang Menyebalkan

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Nikahmuda / Aliansi Pernikahan / Cinta Paksa / Teen School/College / Romansa
Popularitas:131.2k
Nilai: 5
Nama Author: Orang Suusah

Kamila penyuka ketenangan, sedangkan Arkan penyuka kebebasan
keduanya memang memiliki kesamaan tapi tidak dengan perasaan.
Tapi percaya pada takdir itu penting bukan? Kira-kira seperti apa
rencana semesta untuk keduanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Orang Suusah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

6. Berteduh

Arkan mematikan mesin motornya.

"Ini udah mau malem, biarin aja lo di sini sendirian nanti lo di datengin setan tau rasa, emang lo gak takut? Gue sih ngeri yah!" ucap Arkan menakut-nakuti sambil

bergidig ngeri.

Kamila melihat Arkan malas.

"Mending gue sama setan penunggu halte daripada sama setan bentuk berandalan kayak lo yang hobinya bikin rusuh!" bantah Kamila yang kekuh tidak mau diantar Arkan.

Bukannya tersinggung Arkan malah tertawa membuat Kamila menatapnya heran.

"Kenapa lo? Kerasukan? Ketawa-ketawa sendiri!" ujar Kamila bingung.

"Enggak sih, lucu aja lo kayak punya dendam kesumbat sama gue!" jawab Arkan.

"Bacot, udah sana lo pergi ganggu tau gak, di mana-mana ada lo mulu." Kamila mengusir Arkan.

Arkan mengangguk-anggukan kepalanya.

"Yakin nih? Gue pergi nih."

Arkan menarik tuas gas, tapi belum memasukkan gigi persneling sehingga

motornya tidak jalan, hanya menggoda agar Kamila berubah pikiran.

"Pergi tinggal pergi, emang gue pikirin!" ketus Kamila.

"Yakin, nih? Ntar ada hantu beneran, lo teriak terus nangis-nangis, tolong Arkan harusnya tadi gue ikut lo aja," ledek Arkan lagi sambil tertawa.

Kamila mencebikan bibirnya.

" Najis, gue lebih teriak lagi kalo setannya modelan lo, udah sana pergi, lo juga gak ada gunanya di sini," balas Kamila sengit.

Arkan sengaja menarik lepas tuas gas motornya, sehingga menciptakan suara yang bising dari knalpot motor itu. Arkan membunyikan motornya kencang-kencang.

Kamila menutup telinganya.

" Berisik lo!" protes Kamila.

"Makanva naik, mumpung gue baik hati," kata Arkan.

Kamila menghela nafasnya lelah,

"Gue bilang ogah ya o..."

Apa yang ingin dikatakan Kamila terhenti saat melihat beberapa pria bertubuh besar berjalan ke arah halte.

Tiga pria berbadan besar dengan tato di lengan juga leher itu, membuat Kamila merinding. Arkan memandang ke arah

Kamila, Arkan melihat tiga preman

sedang berjalan ke arah halte.

Kamila takut jika harus berurusan dengan preman, gadis itu buru-buru turun dari halte dan menghampiri Arkan yang duduk di

atas motor.

Tanpa basa-basi Kamila naik ke motor Arkan, membuat pemuda itu terkejut dibuatnya.

"Ayo buru balik, gue nebeng!" perintah Kamila sambil menepuk pundak Arkan.

Arkan menoleh ke belakang, melihat Kamila yang duduk di motornya dengan wajah panik.

"Dih, tadi katanya gak mau, sekarang main naik aja, kenapa lo? Abis liat setan?" ledek Arkan untuk menggoda Kamila.

Kamila mencebik kesal, lantas menatap ke arah preman yang semakin dekat.

"Berisik anjir, tadi aja lo nawarin, udah ayo cepet jalan!" perintah Kamila sambil menepuk-nepuk pundak Arkan.

Arkan terkekeh dia tau Kamila pasti takut dengan pria berbadan besar itu, Arkan bukannya takut dia tidak mau berkelahi lagi hari ini, bisa-bisa sampai rumah ibunya akan kembali merajuk saat melihat luka di

tubuhnya.

"Nih helmnya pake, gue gak mau terima resiko kalo nanti kepala lo kenapa-kenapa, otak lo pasti ngebul!"

Arkan memberikan helm ke Kamila untuk keamanan gadis itu. Bukan Arkan namanya jika tidak menggoda Kamila dulu.

Kamila memutar bola matanya malas ia pun buru-buru memakai helm itu agar Arkan bisa segera membawanya pergi dari sana.

Setelah memastikan Kamila memakai helm dengan benar, Arkan pun memasukkan gigi persneling dan mulai memacu motor meninggalkan halte itu.

Kamila melihat ke belakang, dia sudah lumayan jauh dari halte.

"Huh ... selamat." Kamila menghela napas lega, bahkan mengusap dada setelah Arkan membawanya pergi.

Arkan melihat Kamila dari spion wajah gadis itu terlihat lega.

"Ngapa lo? Katanya ga takut apa-apa," ledek Arkan.

"Gue gak takut setan, kalau preman teteplah gue takut. Ntar kalo gue diapa-apain gimana?" ucap Kamila membela diri.

dia juga sebenarnya malu karena langsung naik ke motor Arkan begitu saja. Arkan hanya mengulum senyum, memacu motor ke arah rumah Kamila berada.

Saat mereka sudah sampai setengah jalan, langit tiba-tiba tertutup mendung dan hujan

mengguyur begitu deras.

"Arkan, hujan! Neduh dulu aja," kata Kamila sambil mengawasi sekitar, jalanan mulai gelap karena tertutup guyuran hujan.

Namun, Arkan tidak mendengarkan ucapan Kamila dan memilih terus memacu motornya di bawah guyuran hujan.

"Arkan lo budeg, ayo neduh dulu, lo mau sakit?" Kamila mencoba meminta Arkan menepi dan meneduh, tapi Arkan tidak merespon.

"Arkan! Neduh dulu!" Kamila menepuk pundak Arkan dengan kencang.

"Bentar, nyari tempat yang enak buat neduh," balas Arkan karena sepanjang jalan itu hanya ada pepohonan.

"Hah? Lo bilang apaan? Dari tadi gue bilang neduh Arkan" kata Kamila sedikit keras karena tidak bisa mendengar.

Hujan sangat lebat, Kamila juga mengenakan helm, membuatnya tidak bisa mendengar dengan jelas apa yang dikatakan oleh Arkan.

"Anjir lo yang budeg, gue bilang bentar nyari tempat neduh," teriak Arkan karena Kamila tidak dengar.

Keduanya berbicara sambil sedikit berteriak. Kamila sangat terkejut

mendengar Arkan mengatainya tuli, hingga dia tidak mau berpegangan di pundak Arkan dan memilih melipat kedua tangan di dada.

Arkan melihat warung tenda di sisi jalan. Dia pun berinisiatif meneduh di sana agar Kamila tidak terus mengomel. Mereka pun meneduh dengan seragam yang sudah basah kuyup.

"Basah Arkan dari tadi gue bilang neduh lo gak denger apa gimana?" gerutu Kamila sebal.

"Gue denger, tapi tadi cuman ada pohon-pohon lo mau neduh di semak semak, nanti ada setan terus gue khilaf, lo gue perawanin mampus"

Plak...

Kamila memukul lengan Arkan.

" Mulut lo sialan, amit-amit!" Kamila bergidig ngeri.

Arkan mencium aroma jahe yang sangat wangi, Arkan melihat kepada Kamila yang yang sedang mengusap-usap tangannya.

"Lo mau susu jahe?" tanya Arkan sambil menunjuk ke warung tenda di sebelah mereka.

Kamila tidak yakin jika Arkan benar-benar menawarinya, tapi karena Arkan terlihat serius, membuat Kamila pun mengangguk.

Arkan memesan dua susu jahe untuk menghangatkan badan, mereka

menikmati jahe itu sambil menunggu

hujan reda. Mereka menghabiskan susu jahe itu, hujan pun mulai reda dan tidak

sederas tadi meski masih gerimis.

Arkan melirik ke arah gadis itu sambil tersenyum kecil.

"Ngapain lo liatin gue begitu?" tanya Kamila sinis.

"Gak papa, lo galak amat sih kalo sama gue," ujar Arkan sambil meminum susu jahenya.

"Siapa yang gak kesel sama manusia berandalan kayak lo!"

Arkan tertawa saja gadis itu terlihat menggemaskan saat mengumpatinya.

"Enak?" tanya Arkan saat melihat Kamila baru saja menghabiskan susu jahe itu.

"Iya, lumayan," jawab Kamila.

Arkan menyodorkan gelasnya ke Kamila, membuat gadis itu terheran-heran.

"Apaan?" tanya Kamila dengan dahi berkerut.

"Enak kan? Udah abis juga. Sana lo yang bayar, anggep aja ongkos nebeng motor gue, bensin Mil!" ujar Arkan dengan wajah tanpa dosa.

Kamila terkejut dengan mulut menganga, bisa-bisanya Arkan meminta ongkos karena mengantarnya.

"Lo tadi yang nawarin sialan, tau gini ogah gue nebeng motor lo. Mending bis, gak keujanan!" geram Kamila yang kesal.

Arkan menggidikan bahunya.

" Awalnya gue emang ikhlas, lah lo yang awal nolak rejeki!" kata Arkan sambil menunjukan wajah tengilnya.

"Tapi kan gue tadi mikir dulu," kata Kamila lagi tidak mau kalah.

"Lo kebanyakan mikir, rejeki lo dipatok ayam kan. Sekarang karena lo mau ikut gue jadi ganti aturan dari awal kan lo nolak, jadi sekarang lo harus bayar, gak susah kok bayarin minuman gue kita impas!" ujar Arkan tanpa dosa, bahkan sampai

menaik-turunkan alis untuk menggoda Kamila.

Kamila menatap Arkan sengit, bahkan Kamila mengepalkan tangannya kesal dia ingin sekali meninju wajah Arkan, tapi memang dasarnya Arkan yang menyebalkan dia mencolek dagu Kamila.

"Najis ngapain pegang-pegang!"

Kamila mengambil kasar gelas dari tangan Arkan dan pergi membayar minuman mereka. Sedangkan Arkan sudah tertawa puas.

"Tau gini tadi gue gak usah minta bantuan dia," gerutu Kamila yang benar benar kesal dan sebal.

"Bener kan? Firasat gue soal tuh anak setan gak pernah salah! Dia gak akan nolongin gue cuma-cuma!"

"Arkan sialan?!"

1
Ct-Valentine Budi
Kecewa
Ct-Valentine Budi
Buruk
𝕻𝖔𝖈𝖎𝕻𝖆𝖓 menuju Hiatus
Hai semua..
yu gabung di GC BCM
di sini kita akan belajar bersama dan juga akan mengadakan event seperti lomba puisi/pantun dll

Di sini kita akan di bimbing secara langsung ya oleh kak Lily blasom salah satu author senior. Jadi yu segera bergabung dengan cara follow akun saya. Maka saya akan undang kalian semua. Terima kasih.
Masliah Masliah
novel bego penulis tolol
Eneng Ersha
jd bosen baca nya knp konplik kamila gk abis2 kesel deh
Alex
ah Thor jngn kayak gini dong
Alex
sweet bgt
Asyraf Hakim
sipppp
Asyraf Hakim
lanjut thor
Alex
terimaksih thor, sdah buat cerita yg bgus bgt, terutama cinta keluarga yg sangat menyentuh hati
Alex
Abang Arkan pesonamu benar" mengalihkan duniaku
Alex
nahan nafas bacanya Thor, semngat thor
Alex
pokoknya gak mau ada pelakor, kasihan milanya Arkan Thor
Alex
Mama i love u
Alex
semngat Abang ken
Alex
gak mau ada bibit pelakor Thor, apalagi acara jebak menjebak,
Alex
gemes dech sama abang
Chauli Maulidiah
gak ush peluk dl, selesaikan urusan sama risa. gedek jg gue 😡
Alex
jantung tak aman ini thor
Alex
konfliknya jangan berat" ya thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!