Dibesarkan dari bayi, oleh seorang pemulung yang menemukannya di tumpukan sampah, dan dia dihina dengan tetangganya karena hidup miskin bersama orang yang menemukannya. dan dia juga di anggap anak haram karena mereka menganggap orang tuanya malu saat melahirkannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska Kubur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
...
Kiran, sifa, bu anggun, dan pak perabu kini sedang menikmati makan pagi mereka, dengan obrolan yang terus mereka ciptakan di meja makan.
" Sayang mamah anterin kamu ya.?" ucap bu anggun pada kiran yang sedang menyuapkan nasi goreng dimulutnya.
" gak usah mah, nanti aku pakai taksi online aja, nanti yang ada pada curiga kalau aku dianter pakek mobil yang harganya mencapai miliaran." kiran menolak tawaran bu anggun, karna mengingat akan mencari teman yang tidak memandang setatusnya saat berteman dengannya.
" ya sudah kalau bagitu." bu anggun sedikit kecewa atas penolakan dari kiran.
" sudah mah jangan sedih gitu, nanti kalau sudah waktunya mamah boleh kok anterin aku." kiran kembali berucap pada bu anggun yang terlihat bersedih. bu anggun pun mencoba mengembangkan senyumnya menatap kiran.
" iya sayang, mamah gak sedih kok."
" nak cepat habiskan makan kamu, nanti kita berangkat bersama, nanti papah kenalin kamu sama semua karyawan yang ada di perusahaan." ucap pak perabu yang sudah menghabiskan sarapannya. sifa yang melihat pak perabu sudah berdiri langsung cepat menghabiskan sarapannya yang hanya tinggal beberapa suap saja.
" iya pah ini juga sudah habis." jawab sifa dengan mulut yang penuh dengan makanan, membuat pipi nya makin mengembung. kiran dan bu anggun tertawa melihat sifa yang seperti anak kecil yang takut ditinggal papahnya. begitu pun dengan pak perabu.
" kamu gak usah buru buru, papah tungguin kok, papah cuma mau ambil tas papah dikamar." ucap pak perabu lagi yang berdiri ingin mengambil tas yang ada di kamarnya.
" papah disini saja, biar mamah ambilin.!" cegah bu anggun yang mendengar jika sang suami akan mengambil tasnya di kamar.
" gak usah mah, mamah lanjutin aja makannya." pak perabu langsung berjalan menuju kamarnya. karna tidak mau membuat istrinya meninggalkan makanannya.
" aku juga sudah selsai makan, aku mau siap siap dulu ya mah." kiran yang sudah selsai dengan sarapan paginya pun juga akan bersiap terlebih dulu, dan segera melangkah menuju kamarnya, sesudah mendapati menganggukan dari bu anggun.
" kamu gak bersiap juga sayang.?" tanya bu anggun pada sifa yang hanya berdiam diri di meja makan, walaupun sarapannya sudah habis.
" aku sudah bersiap mah sebelum keluar kamar, lagian aku hanya perlu bawa tas dan sebua barang yang aku butuhin sudah ada didalamnya." jawab sifa sambil memamerkan tas yang sudah terlihat usang pada bu anggun.
" kamu tunggu disini sebentar, mamah mau ke kamar dulu." ucap bu anggun dan segera bergegas menuju ke kamar, tanpa menunggu jawaban dari sifa.
bu anggun iba setelah melihat tas sifa yang sudah usang masih dipakai, dan bu anggun berinisiatif meminjamkan tasnya terlebih dulu sebelum nanti membelikan sifa tas yang baru, sifa pun bingung melihat bu anggun yang langsung pergi meninggalkan dirinya.
" mamah mau ngapain balik lagi ke kamar.?" tanya pak perabu yang berpaspasan dengan bu anggun dipintu kamar.
" mau ambilin tas buat sifa pah, kasihan sifa pah, tas yang dia pakai sudah terlihat jelek, mamah mau pinjemin dulu tas mamah, baru nanti siang mamah akan beliin sifa tas baru, soalnya kemaren kita gak sempet beli." jawab bu anggun menjelaskan pada pak perabu.
" istri papah ini memang terbaik, sudah cantik, baik, sayang sama anak anaknya, walaupun bukan anak kandung mamah tetap memperlakukan sifa sama seperti kiran." pak perabu memuji bu anggun sambil mengelus pipi bu anggun, membuat bu anggun memerah malu dibuatnya.
" apaan siih pah, mamah kan gak mau kalau nanti ada yang menghina anak kita, walaupun sifa bukan anak kandung kita, mamah akan sama memperlakukan dia seperti anak kandung mamah." jawab bu anggun sambil meurunkan tangan pak perabu yang masih menempel di pipinya.
" ya sudah mamah, ambil dulu tasnya papah tungguin, biar nanti kita bisa bareng kesana." bu anggun mengangguk dan segera mencari tas yang senada dengan pakaian yang dikenakan sifa.
tidak sampai 5menit bu anggun sudah keluar dari kamar, dengan membawa tas branded miliknya untuk di pinjamkan pada sifa, tentu saja harga tasnya mencapai ratusan juta, karna bu anggun tidak tanggung untuk membeli sesuatu.
bu anggun dan pak perabu berjalan bersama, kamar mereka sengaja terletak di bawah setelah kejadian dulu yang mengakibatkan hilangnya kiran bayi. agar memudahkan jika terjadi sesuatu yang tidak di inginkan mereka bisa segera lari melewati jalan rahasia yang sudah dibuat khusus di dalam kamar mereka.
dimeja makan ternyata kiran juga sudah selsai dan menemani sifa disana, sambil mengobrol.
" sayang tas mamah dulu, nanti siang mamah beliin yang baru." ucap bu anggun sambil menyodorkan tas miliknya kepada sifa. sifa bingung kenapa bu anggun meminjamkan tasnya, karna sifa sudah memakai tasnya sendiri, yang menurutnya masih bagus.
" aku sudah punya tas sendiri mah, gak usah beliin." jawab sifa sambil menunjuk kan tas miliknya, membuat bu anggun, pak perabu, dan kiran tersenyum melihatnya.
" mulai sekarang kamu harus merubah penampilan kamu, dari mulai hal kecil terlebih dulu, sekarang kamu sudah menjadi keluarga perabu, jadi orang perusahaan tidak boleh memandang kamu rendah, sekarang kamu masukin dan pindah barang barang yang ada didalam tas kamu ke tas ini." ucap bu anggun menyuruh sifa memindahkan barang yang ada di dalam tasnya.
" sudah nak, kamu turutin mamah, cepat papah tunggu kamu di depan ya." pak perabu ikut menimpali obrolan mereka. langsung berjalan setelah mengatakan hal demikian dan di ikuti oleh bu anggun.
" sudah fa, kamu pakai aja, dan kamu turutin kemauan mamah, jangan buat mamah kecewa." kiran ikut mendukung bu anggun, agar sifa menggunakan tas pemberian dari bu anggun. sifa menghembuskan nafas panjangnya, dan segera memasuk kan barang yang ada di dalam tas lamanya. ada beberapa make up, dompet, dan Hp di dalamnya.
" aku berangkat dulu ya ran." ucap sifa setelah selsai memindahkan barang barang miliknya kedalam tas pemberian bu anggun.
" iya, semangat kerjanya." jawab kiran memberi semangat pada sifa. sifa tersenyum menanggapinya. dan segera berjalan menyusul bu anggun dan pak perabu didepan rumah.
" yuk pah, aku sudah siap." ucap kiran mengalihkan pandangan pak perabu dan bu anggun yang sedang mengobrol di kursi depan rumah.
" nah gitu kan terlihat lebih cantik, mamah janji nanti siang mamah beliin tas buat kamu." bu anggun tersenyum melihat sifa yang sudah mengganti tasnya, begitu juga dengan pak perabu.
" nggak usah mah, kalau boleh ini aja. hehehe.." jawab sifa sambil memamerkan gigi putihnya pada bu anggun.
" enak aja, itu tas kesayangan mamah, tas itu hadiah ulang tahun mamah dari orang tua mamah dulu, jadi kamu haru jaga dengan baik tas itu." sifa kaget mendengar jawaban bu anggun.
" iih kok mamah pinjemin aku, nanti kalau rusak gimana.?"
" nggak apa apa sayang, kalau rusak ya tinggal buang, lagian masih banyak kok pemberian berharga dari kedua orang tua mamah dikamar." jawab bu anggun mengelus pucuk kepala sifa. pak perabu yang melihat interaksi mereka hanya tersenyum.
" ayok kita buruan berangkat, papah takut telat, soalnya papah ada meeting hari pagi ini." ucap pak perabu, sifa mengangguk.
" mah aku berangkat dulu ya." sifa berpamitan pada bu anggun, mencium takzim tangan bu anggun. setelah bu anggun mencium takzim tangan pak perabu.
Bersambung...