Raisya adalah seorang istri yang tidak pernah diberi nafkah lahir maupun batin oleh sang suami. Firman Ramadhan, adalah seorang arsitektur yang menikahi Raisya setelah empat tahun pertunangan mereka. Mereka dijodohkan oleh Nenek Raisya dan Ibu Firman. Selama masa perjodohan tak ada penolakan dari keduanya. Akan tetapi Fir sebutan dari seorang Firman, dia hanya menyembunyikan perasaannya demi sang Ibu. Sehingga akhirnya mereka menikah tanpa rasa cinta. Dalam pernikahannya, tidak ada kasih sayang yang Raisya dapat. Bahkan nafkah pun tidak pernah dia terima dari suaminya. Raisya sejatinya wanita yang kuat dengan komitmennya. Sejak ijab qobul itu dilaksanakan, tentu Raisya mulai belajar menerima dan mencintai Firman. Firman yang memiliki perasaan kepada wanita lain, hanya bisa menyia-nyiakan istrinya. Dan pernikahan mereka hanya seumur jagung, Raisya menjadi janda yang tidak tersentuh. Akankah Raisya menemukan kebahagiaan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda RH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Malam Pertama
Setelah selesai berganti kostum, kami naik ke pelaminan. Teman-teman Kak Firman naik untuk mengucapkan selamat dan berfoto bersama.
"Selamat ya mbak semoga sakinah, mawaddah, warahmah"
aku menangkupkan tangan, karna rata-rata dari mereka adalah laki-laki.
"Terima kasih," aku menjawab dengan senyuman. Aku tidak wanita tadi, dia tidak ikut berfoto bahkan tidak memberikan selamat pada kami.Mungkin dia sudah pulang pikirku.
Pesta sudah usai, tapi beberapa teman suamiku belum pulang, mereka masih betah bercengkrama. Kostum dan aksesoris yang kupakai sudah dilepas oleh tim MUA, mereka sudah siap-siap untuk pulang.
"Bu Intan terima kasih banyak, hasilnya sangat memuaskan." Aku mencium tangan MUA itu, karna Bu Intan usianya seperti ummiku.
"Iya sama-sma Rai, semoga langgeng ya, Ibu pulang dulu sudah malam ini."
"Iya bu silahkan".
Kini sisa make up yang masih menempel di wajahku, aku mulai menghapusnya. Rasanya lelah sekali, aku ingin segera mandi sholat dan tidur.
"Kamu istirahat saja dulu, teman-temanku belum pulang, aku mau ngobrol dengan mereka," pamit kak Firman.
"Iya kak".Jawabku sambil membereskan tempat tidur. Diapun keluar di terasa rumah ngobrol dengan teman-temannya.
Saat hendak naik ke tempat tidur, aku dikagetkan bunyi hp kak Firman yang berdering di atas meja. Aku tak sengaja melihat layarnya. Jantungku berpacu dengan cepat melihat nama yang tertera di hp nya.'ISTRI PERTAMA' itu yang aku baca. Apa mungkin penglihatanku sudah tidak jelas lagi, apa mungkin mataku minus. Sejenak aku menetralkan pikiran dan hatiku. Berulang kali HP itu berdering, hingga akhirnya aku memutuskan untuk merebahkan diri dan pura-pura tidur.
Kulihat samar-samar suamiku masuk dan mengangkat telfon. Tapi dia melangkah keluar dari kamar. " Mungkin Istri pertama itu nama Ibunya di hp kak Firman." Monologku dalam hati. Dia sangat menyayangi Ibunya, bisa saja dia memberi nama kesayangan itu untuk Ibunya. Kak Firman memiliki 2 saudara kakak dan adiknya. Semua laki-laki, kak Firman anak kedua. Dia yang paling menyayangi Ibunya.
"*Tidak tidak, jangan berpikiran yang macam-macam Raisya suamimu tidak mungkin punya istri*" kataku dalam hati. Aku mencoba memejamkan mata, saat suamiku masih belum kembali ke kamar.
Malam ini aku tidak bermimpi, jam 4 subuh aku terbangun dari tidurku. Aku mengumpulkan kesadaran, ternyata aku telah melewati malam pertamaku. Iya malam pertama yang kata pengantin baru sangat indah dan sulit dilupakan. Tapi tidak berlaku untukku. Aku tidur dengan hati yang berkecamuk. Saat aku balik dari posisi tidurku, kulihat suamiku juga tidur membelakangiku. Perasaanku mulai netral kembali, melihat suamiku masih di dalam kamar ini.
"Kak, kak bangun sudah subuh, ayo shalat"
Aku mencoba membangunkan suamiku dengan mengerakkan bahunya. Agak susah untuk dibangunkan, mungkin semalam dia tidur sangat larut, atau bahkan baru tidur dini hari. Aku mencoba sekali lagi, akhirnya diapun bangun.
"Aku ke kamar mandi dulu ya kak?" pamitku.
"Hemm," jawabnya, hampir tak kudengar.
Akhirnya kami sholat berjamaah, alangkah tenang hati ini mendengarkan suaranya yang merdu. Aku bersyukur kepada Allah, karna telah memberikan Kekasih yang halal untukku, dan semoga menjadi pertama dan yang terakhir. Hari ini, hari pertama aku akan menjalankan tugas sebagai istri.
"Ini kopinya kak," kataku dengn membawa secangkir kopi dn camilan.
"iya." singkat sekali jawabnya.
Mungkin dia masih canggung makanya tidak banyak bicara pikirku. Setelah sarapan pagi kak Firman pamit untuk pulang ke rumahnya sebentar.
"Aku akan pulang dulu ke rumah ibu, ada sesuatu yang harus aku ambil"
"Iya kak, apa aku harus ikut?"
"Tidak usah, besok saja kalau kamu sudah tidak lelah." Imbuhnya, aku pun meng iyakan perintahnya.
Sebenarnya aku ingin mencegahnya pergi, karna sebentar lagi tukang tenda akan datang untuk menurunkan tenda. Ada beberapa orang tetangga yang akan ikut membantu nantik. Tapi aku rasanya lidahku kelu untuk berucap. Akhirnya Kak Firman berangkat pulang ke rumahnya berjalan kaki.
🍀sebaik-baiknya prasangka adalah prasangka baik meski kenyataannya buruk🍀
-
-
see you again kakak....
