David adalah seorang anak panti asuhan. Ia jatuh hati dengan Kasih yang merupakan putri dari keluarga pemilik rumah panti asuhan tempatnya dibesarkan.
Keluarga Kasih melarang keras hubungan asmara Kasih dengan David.
Setelah melewati manisnya kemesraan dan pahitnya perjuangan. David dan Kasih menjadi pemenang. Selamanya cinta sejati mereka tidak pernah terpisahkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bukti
Hari ini David libur bekerja. Ia akan pergi berziarah mengunjungi makam Kasih. Sudah hampir satu bulan ia tidak melakukannya.
Mimpinya akhir-akhir ini seakan sebuah pertanda dari Kasih yang rindu makamnya ingin didatangi oleh suaminya.
David berangkat pagi-pagi. Ia memilih naik kendaraan umum karena sore hari sudah mulai sering turun hujan.
Sebenarnya ia ingin mengajak Rahman. Tapi sepertinya si tua Rahman belakangan ini enggan untuk keluar kamar. Orang tua itu mulai tidak bersahabat dengan cuaca dingin.
Malahan Rahman meminta tolong David untuk membelikannya senar gitar setelah tahu David mau pergi ke kota besar.
“David, ingat ya senar nomor 1 ukuran 010”, kata Rahman.
“Baiklah pak tua”, kata David.
*
Sampai di kota besar.
David terlebih dahulu pergi ke mal. Pagi ini ia sengaja hanya minum kopi hitam di kontrakan karena ingin makan di sini.
Restaurant bakmi yang sangat enak. Tidak hanya rasanya yang membuat David selalu ingin datang kembali. Tapi juga karena kenangannya.
Di tempat inilah dulu biasanya David dan Kasih makan berdua.
Menu yang mereka pesan pun selalu sama. Bakmi original. Mereka langsung memakannya tanpa tambahan bumbu atau pun saus.
Setelah selesai makan David pergi untuk membeli pakaian. Baju-bajunya sudah banyak yang usang. Sudah lama tidak beli yang baru. Untuk berhemat David pun mencari yang sedang diskon.
Dari beberapa baju yang dibelinya David begitu senang bisa membeli kaos berwarna biru langit. Warna itu juga penuh kenangan untuknya.
Keluar dari mal David menuju ke pasar. Ia pergi ke sana untuk membeli bunga yang masih segar yang baru dipetik dari kebun.
Setelah itu David pergi ke TPU dimana makam mendiang istrinya berada.
Untuk ke tempat pemakaman umum di pusat kota David sengaja berjalan kaki karena dekat.
Setiba di sana suasana begitu sepi karena hari itu bukan hari biasanya para keluarga datang untuk berziarah.
Di depan makam Kasih, David berdoa dengan khusyuk. Semoga mendiang istrinya mendapat tempat yang lapang di surga Allah.
Kemudian David membersihkan rumput-rumput liar yang tumbuh di sekitar makam. Ia menaburkan bunga bermacam-macam warna yang dibawanya.
Setelah itu seperti biasa David menyempatkan waktu untuk merenung. Membuka memori manis tentang istrinya.
*
“Pak”,
“Pak”,
Ada yang memanggil David ketika ia hendak keluar dari TPU setelah selesai berziarah.
“Ada apa pak?”, sapa David.
David pun menghampiri mereka.
Rupanya yang memanggil David adalah para petugas penggali kubur di lokasi tersebut. Mereka tampak lelah. Tangan dan kaki mereka masih berlumur tanah.
“Maaf sebelumnya”,
“Saya dan kawan-kawan adalah petugas gali kubur di sini. Saya sering melihat kamu datang kemari”,
“Benar pak, saya ke sini untuk istri saya”,
“Di sana makam istri saya”, jawab David sambil menunjuk letak makam istrinya.
“Sekali lagi maaf, bukannya kami bermaksud tidak sopan”,
“Setahun yang lalu saya dan kawan-kawan yang membuat makam itu”,
“Makam itu kosong”, kata petugas gali kubur.
David seperti tersambar petir di siang bolong.
“Maksud bapak?”, tanya David.
“Oleh orang yang membeli petak makam itu katanya makam itu tidak jadi digunakan. Tapi tetap meminta atasnya dibuat seperti makam”,
“Katanya supaya tidak diambil oleh orang lain karena tanahnya sudah dibeli”, petugas gali kubur menjelaskan.
David kemudian mengeluarkan ponselnya. Ia menunjukkan sebuah foto kepada para petugas gali kubur TPU tersebut.
“Apa ini orangnya?”, tanya David.
“Benar sekali”,
“Ini orangnya”, para petugas gali kubur sepakat.
David baru saja menunjukkan wajah Frans.
*
Sekarang akhirnya David percaya dengan firasatnya yang selama ini selalu hadir kepadanya.
Di mulai dari pemberitaan yang menyatakan bahwa ia dan Kasih selamat dari kecelakaan. Hingga mimpinya akhir-akhir ini.
Setelah dari TPU David pun pergi untuk mencari Frans. Ia menghubungi nomor-nomor dari keluarga Frans yang masih ia simpan. Tapi nomor-nomor itu sudah tidak bisa dihubungi.
David kemudian pergi ke rumah Frans yang terletak di kawasan perumahan mewah. Ia masih ingat dahulu setelah menikahi Kasih. David tidak pernah diberikan izin untuk masuk ke rumah mereka.
Setibanya di sana David tidak menemukan siapa pun. Rupanya keluarga Kasih sudah tidak lagi tinggal di tempat itu. Rumah itu sudah dijual. Penghuni yang baru juga tidak tahu kemana keluarga mereka pindah sekarang.
David berpacu dengan waktu. Ia pergi ke gedung tempat dimana Frans bekerja. Tapi sayang David yang bukan siapa-siapa tidak diperbolehkan untuk masuk.
Para petugas keamanan juga memberi tahu jika bos mereka sekarang sedang berada di luar kota untuk urusan perusahaan.
David menemui jalan buntu.
*
Dalam perjalanan pulang David merenungkan semua kejadian-kejadian yang telah terjadi dalam hidupnya setahun belakangan ini.
Apa yang tidak bisa dilakukan oleh keluarga Frans dengan kekuasaan dan kekayaan yang mereka miliki.
David pun semakin yakin bahwa catatan medis Kasih yang ditunjukkan kepadanya sewaktu di rumah sakit hanyalah rekayasa belaka.
Sama seperti makam palsu yang juga akal-akalan Frans.
Tidak ada yang mustahil bagi keluarga mereka untuk bersandiwara seperti apa pun. David tahu betul itu.
David sekarang baru paham kenapa lamaran kerjanya berkali-kali selalu dimentahkan. Karena ada Frans yang ikut campur.
Sejatinya David selalu berusaha berpikir positif terhadap keluarga istrinya.
Tapi dari dulu mereka selalu mengalangi hubungannya dengan Kasih. Mereka selalu berusaha memisahkan David dengan Kasih.
Jika semua ini ulah Frans. Sungguh tega sekali Frans terhadap adiknya sendiri.