BELUM DI REVISI!!!
Fatimah Az-Zahra, seorang wanita yang baru saja merasakan patah hati, tapi siapa sangka kedua orang tuanya merencanakan sesuatu yang mau tak mau harus ia ikuti.
Ia harus menikah dengan laki-laki yang sama sekali tidak ia kenali terlebih laki-laki itu seorang Gus, anak dari seorang kyai.
Mau tahu kelanjutannya ceritanya mari kita kepoin....
Kalau gak suka skip aja....
Selamat membaca.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon limr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
6
...~ ~ happy reading ~ ~...
Hati Zahra sesak mendengar nama yang di sebut penghulu itu. Ia semakin semakin sesak ketika mendengar suara mempelai laki-laki.
"M. Reyzan Maulana apakah kalau siap"
" Bismillah "
M. Reyzan Maulana. Ya itu nama laki laki yang Zahra Kagumi sejak kelas dua SMA. Dia begitu mengaguminya dan sampai detik ini masih mengaguminya.
" Apa ini acara pernikahan kak Rey?"Gumam Zahra
Deg....
Ia mulai mengamati seluruh ruangan ini, ia mencari sosok yang menjadi mempelai laki-laki, dan ternyata.
Deg
Rasanya seperti dunia berputar, rasa sesak semakin mendalam. Tubuhnya bergetar hebat ketika ia melihat orang yang ia kagumi selama ini duduk di pelaminan.
Bunda Maryam menyadari anak yang tidak seperti biasanya. Ia memperhatikan Zahra, ia bingung ada apa dengan anaknya.
" Kamu kenapa nak, kenapa gemetaran begini nak?" Tanya Maryam.
Zahra hanya diam, mulutnya seperti terkunci. Zahra menatap sang bunda dengan mata yang berkaca-kaca, ingin sekali ia berkata laki-laki yang menjadi mempelai pengantin pria itu Adalah laki laki yang Zahra Kagumi bunda.
Tapi mulutnya terkunci, ijab kabul berlangsung dengan hikmat dan jelas terdengar di tilang Zahra. Jujur ini seperti petir di siang bolong.
" Gak mungkin"
" Gak mungkin"
Zahra berdiri dari duduknya dan langsung keluar gedung. Zahra tidak bisa menahan tangisnya lagi. Setalah berhasil keluar dari gedung, Zahra meninggalkan tempat acara Tampa sepengetahuan sang bunda.
Maryam yang melihat anaknya yang tiba-tiba keluar dari gedung pun heran, ia mengejar Zahra tapi Zahra sudah menaiki taksi.
Maryam masuk lagi ke dalam gedung, Jiwanya ada disini tapi pikiran ya Entah kemana. Ia masuk ke gedung tapi dengan pikiran yang menghawatirkan anaknya.
" Nak kenapa, lho Zahra mana" nenek Ainun
" Eh, iya umi ?"
" Zahra mana?"
" Zahra tadi keluar umi, tapi Maryam tidak tahu kenapa umi" ujarnya.
" Mungkin dia ada urusan, yang mendadak" ujar nenek Ainun
Nenek Ainun tidak tahu apa yang terjadi Kerena tempat duduk mereka berbeda, nenek Ainun duduk di paling depan, dan Zahra bersama sang bunda duduk di tengah para tamu.
***
Gadis yang berpakaian serba hitam itu duduk di atas pasir, ia menatap ke arah laut. Ia menumpahkan Semua tangisannya di tempat ini.
Ia menatap ombak yang ingin bersatu dengan pasir yang ada di daratan tapi ia tidak bisa. Ia tersenyum Kecut Melihat itu.
" Ternyata yang kulihat ini nyata, dan ini kisah ku" air matanya keluar Begitu saja.
" Hiks.... hiks.... Kenapa semuanya terjadi kepada ku hiks...hiks"
Entah sudah berapa kali Zahra mengeluarkan kata itu, ia terus mengulang ulangi kata kata itu.
" Kak cengeng"
Deg
" Ka--mu se--jak kapan disini"
" Sebelum kak teriak gak jelas" ujarnya
" Kak menganggu tidur ku tahu"
" Maaf " ujar Zahra menundukkan kepalanya.
" Orang dewasa itu banyak masalah ya kk?"
Zahra mengangkat kepalanya lalu tersenyum " entahlah, mungkin aku saja yang kurang dewasa"
" Ya begitu lah hidup kak, kita harus menikmati walaupun kita tidak mau, ini permen buat kak, biar tidak nangis lagi"
" Kamu pikir aku bocah"
" Menurut kak"
Zahra terkekeh mendengar ucapan anak laki laki ini. Bisa-bisanya ia memberikan dirinya permen. Lucu sekali.
" Nama kamu siapa?"
" nama aku vino, nama kak"
" Nama kak Zahra, kamu sama siapa di sini?"
" Sama kak yang cengeng ini"
" Aku gak cengeng ya"
" Terus tadi kenapa nangis, kayak anak kecil aja" ejek vino
" Mungkin aku yang kurang dewasa menerima semuanya"
" Huu nangis lagi"
" Siapa? Aku gak nangis kok"
" Tau ah, orang dewasa selalu bener" ujar vino pergi meninggalkan Zahra.
" Hey tunggu aku" Zahra mengejar vino, entah apa yang Zahra obrolan sampai membuat Zahra bisa melupakan kesedihannya.
" Kamu tinggal di mana ?"
" Di sana, aku tinggal sendiri"
" Orang tua kamu dimana?"
" Entah lah, Meraka sudah membuang ku"
Deg
Zahra menghentikan langkahnya dan ia memegang bahu vino. Ia menatap anak laki-laki yang baru saja menghiburnya ini.
" Jangan cengeng deh, udah dewasa kan ?"
" Aku belum dewasa, tapi kamu lebih dewasa dari aku" ujar Zahra " kita makan yok"
" Traktir ya, untuk orang yang lebih dewasa' ini"
" Ia orang dewasa" ngelak tawa mereka berdua pecah seketika. Antara mentertawakan kedewasaan mereka berdua. Ada yang di paksa dewasa sebelum waktunya, dan ada juga yang dewasa tapi gak bisa tahanan banting.
...🍒🍒...
Haii🖤
Happy reading guys 🖤
Jangan lupa like, vote and comment:V🖤
🍒 terimakasih sudah mampir 🤍