Nathan merasa dirinya tidak normal. Sudah banyak gadis yang dia pacari mulai dari lokal, sampai internasional. Namun, tidak ada satu pun dari mereka yang bisa membuatnya bergairah. Sampai akhirnya, orang tua Nathan memaksanya menikah dengan wanita pilihan mereka.
Sayangnya, takdir membawa Nathan bertemu dengan Sheren, gadis malang yang dikhianati pacar dan kakak tirinya saat baru kembali dari luar negeri. Akibat jebakan ibu tiri Sheren, membuat pertemuan pertamanya dengan Nathan harus berakhir dengan cinta satu malam.
Akankah Sheren benar-benar menjadi penyembuh untuk kelainan Nathan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itta Haruka07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
HTI | Bab 21
Nathan dan Sheren ke kantor bersama dengan wajah yang masam. itu karena kejadian tadi pagi saat Nyonya Lita datang dan menuduh mereka yang tidak-tidak.
“Sebenarnya ini adalah salah Pak Nathan, mana ada sekretaris yang bertugas untuk membangunkan atasannya!” kata Sheren dengan kesal. Wanita itu tidak peduli walaupun saat ini mereka menjadi pusat perhatian.
“Kalau kamu bisa menjelaskan sama mama, pasti tidak akan seperti ini ceritanya! Lagi pula kita sudah tanda tangan kontrak pekerjaan, walaupun nanti kita menikah kamu tetap harus bekerja sesuai kontrak!” balas Nathan yang tidak ingin disalahkan.
Secara kebetulan Revan muncul dan menyapa dua orang yang baru saja sampai di kantor itu. Melihat wajah keduanya yang ditekuk, laki-laki itu menduga sesuatu.
“Aku dengar kalian akan menentukan tanggal pernikahan. Apa kamu sudah sehat, Bos?” tanya Revan yang sebenarnya ingin memastikan bahwa Nathan sudah benar-benar sembuh dari impoten.
“Aku sudah sembuh, dan itu semua karena Sheren, walau Sebenarnya aku tidak suka mengakuinya,” jawab Nathan dengan suara lirih.
Wanita di hadapan yang hanya melirik dengan tatapan tajam. Awas saja kalau berani mempermalukanku!
“Atau jangan-jangan yang diberitakan di televisi itu Sheren, ya?” tanya Revan yang kini bergantian memperhatikan raut wajah Sheren dan Nathan.
Kelopak mata Sheren semakin terbuka lebar. Wanita itu seolah memberi ancaman kepada Nathan supaya tidak membongkar rahasia mereka.
“Ya begitulah, kamu bisa menebaknya sendiri!” jawab Nathan.
Sheren makin melotot bahkan sampai membanting berkas di meja Nathan dengan keras. Hal itu membuat Nathan dan Revan sama-sama terkejut.
“Kamu kenapa sih? Rusak ini meja!” kata Nathan yang sama sekali mengerti bahwa Sheren sedang marah saat ini.
“Berarti benar kalian berdua sudah … .” Revan tidak melanjutkan kata-katanya tapi dia menautkan dua jari meluncurnya, mengisyaratkan bahwa Nathan dan Sheren sudah melakukan hubungan yang membuktikan bahwa Nathan memang tidak sepenuhnya impoten.
“Iya iya, Revan. Aduh kamu berisik sekali!” balas Nathan tanpa ragu.
“Emang dasar ya giigolo!” sahut Sheren sembari menghentakkan kaki dengan keras, lalu berjalan menuju pintu keluar ruangan Nathan.
“Giigolo apa lagi nih, Bos?” tanya Revan.
“Dia memang punya pemikiran sendiri. Sudahlah kamu ke sini mau apa?”
***
Malam telah tiba, Sheren yang diizinkan pulang lebih awal saat ini sedang membantu pelayan di rumah ibu tirinya untuk mempersiapkan makan malam. Scarlet yang sedang hamil muda, mengawasi Sheren yang membuatnya iri karena mendapatkan calon suami sekeren Nathan.
“Aku dengar, suami kamu itu impoten. Jangan-jangan kamu nikah sama dia buat menutupi aibnya saja ya,” ejek Scarlett yang dengan sengaja mengajak ribut Sheren.
“Nggak penting balas pertanyaan kamu, kamu lihat aja nanti, kalau aku hamil berarti calon suamiku yang kaya dan ganteng itu bukan laki-laki impoten,” balas Sheren dengan mengangkat ujung sebelah bibirnya. Dia langsung meninggalkan Scarlett saat mendengar Nathan dan keluarganya datang.
Mereka saling bersalaman dan berbasa-basi. Sheren terlihat malu-malu saat diharuskan duduk di sebelah Nathan. Semua aktingnya terlihat natural seakan dia sedang jatuh cinta beneran dengan atasannya itu.
“Jadi, begini Tuan Jimmy. Seperti yang kita semua tahu, bahwa putra saya Nathan dan putri Anda, Sheren kan menjalin hubungan, istilahnya zaman sekarang kan pacaran. Jadi, kami berniat untuk melamar Sheren untuk dinikahkan dengan Nathan.”
Ayah Sheren manggut-manggut membenarkan apa yang ayah Nathan itu katakan. “Ya, benar sekali Tuan Winata. Saya juga sudah mendengarnya,” balas ayah Sheren itu.
“Kalau begitu, bagaimana kalau mereka kita nikahkan dua hari lagi saja? Soalnya saya dan istri mau ada rencana ke luar negeri untuk beberapa bulan. Kami tidak mau terjadi sesuatu, makanya kalau bisa mereka menikah dalam waktu dekat.”
Apa yang Ayah Nathan itu katakan, membuat semua orang tercengang, termasuk sepasang calon calon pengantin itu.
“Secepat itu mempersiapkan pernikahan? Mana bisa?” tanya ibu tiri Sheren.
“Apa sih yang kita tidak bisa, Jeng,” balas Nyonya Lita.
***
Bentar Tuan Winata, undangan belum ready.. Minta kembang kopi sekalian ya sama readers 🤣🤣🤣