Maya Cantika Putri, seorang wanita cantik dan sederhana. Yang kehidupan awalnya berasal dari sebuah panti asuhan. Karena kegigihannya Maya bisa menjadi seorang dokter spesialis. Setelah dewasa secara tidak sengaja ketemu dengan ayah kandungnya, berkat bantuan seorang CEO tampan yang tidak sengaja dikenalnya. Akankah Maya bahagia dengan hidupnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moena Elsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perkenalan
Bara tidak menyangka, sudah tiga kali ini ketemu Maya tanpa sengaja hari ini (kayak dosis obat saja, 3xsehari).
Mayong hanya diam, sambil mengernyitkan alisnya.
Maya masih melongo di tempatnya, merasa kagum ada dua cowok tampan bermata biru yang mirip dan rupawan..(halu dikit lah ya)
"hello, apa kabar?" Bara sambil mendekatkan wajahnya di depan wajah Maya. Maya kaget. "Disapa kok malah melongo aja" ujar Bara sambil senyum termanis. Jarang-jarang lho dia kasih senyum termanisnya ke cewek.
"eh..eh...baik Tuan" Maya hanya asal jawab. Maya masih belum ngeh dengan tuan yang banyak bicara di depannya. Mayong juga merasa heran, kok bisa-bisanya Bara cerewet sekali hari ini.
"Tuan..tuan..tuan pala loe" sewot Bara, "gini-gini aku masih muda kali" cerocos Bara selanjutnya..
"Bar, ayo pesen apa? cepetan! Kakak mepet nich waktunya" perintah Mayong.
"Siap komandan" Bara menyahut.
Setelah ada drama sebentar tadi, Maya berlalu sambil membawa catatan pesanan dari dua orang tuan tadi.
"Bar, emang siapa dia? kenal kamu?" Mayong penasaran. Kalau emang dia kuliah di kedokteran kok masih sempat bekerja di luar jam kuliah.
"Ealah kak, belum juga kenalan. Kakak tadi suruh langsung pesen aja tu makanan, katanya tadi waktunya mepet" Bara manyun. Dua orang kakak beradik ini kalau lagi ngumpul, tidak akan nampak kalau satunya seorang CEO, satunya lagi mahasiswa kedokteran. Kadang kekonyolan masing-masing lah bikin saling kangen.
"Tadi pagi dia tidak sengaja nubruk aku..eh pulangnya waktu aku mau meluncur ke perusahaan kakak dia nubruk mobilku lagi...terakhir ketemu lagi di sini. Begitu ceritanya. Jadi belum sempat kenalan" jelas Bara detail sekali.
"Yang kutahu kak dia mahasiswa kedokteran, semester berapa juga belum tahu. Yang pasti dia yuniorku. Jelas belum?" Bara serasa menggurui Mayong.
Maya datang mengantarkan pesanan Mayong dan Bara.
"Silahkan tuan-tuan, selamat menikmati" ucap Maya dengan sopan, sambil pamit undur diri.
Mayong meyenggol kaki Bara. "Ada apa sih kak?" Bara melotot.
Dia kenapa lemot sekali hari ini, katanya mau kenalan. Mayong gemes sendiri. Bola mata Mayong mengikuti arah Maya pergi. Bara paham akhirnya.
Hadech. Mayong sampe tepuk jidat.
"Eh, bentar" teriak Bara memanggil Maya.
"Iya Tuan" jawab Maya
"Jangan panggil tuan, kalau tetap panggil itu, kamu tak suruh duduk sini nemani saya makan" Bara melanjutkan kalimatnya.
"Siapa namamu? di FK semester berapa? Gini-gini aku senior kamu lho"
"Maaf tuan, eh kakak senior" Maya sambil menunduk. "Nama saya Maya, saya semester dua"
Bara tersenyum, "kalau berkenalan, tatap mata orang yang ngajak kenalan dong..emang ada barangmu yang jatuh?" gurau Bara.
Maya akhirnya memandang netra Bara. Maya sebenarnya sudah kagum dengan netra kebiruan itu sejak tragedi tubrukan tadi pagi. Maya melamun lagi.
Bara menyodorkan tangannya untuk berjabat, "Namaku Bara. Aku sudah tugas akhir. Bentar lagi wisuda.."Bara tersenyum tipis. Maya pun menyambut jabat tangan Bara.
"Mana handphone-mu?" minta Bara
"Eh..iya...buat apa?" Maya gelagapan.
"Masak kenalan tidak tukeran nomer handphone, sama aja boong dong"
Maya mengeluarkan handphone-nya. Handphone android merk lawas, yang sudah mulai retak layarnya.
Bara memandang heran, hari gini masih ada cewek sesederhana ini.
Maya menyerahkan handphone nya ke Bara. Bara langsung menyimpan nomernya di handphone Maya, lanjut mendial nomernya itu.
"Makasih May" ucap Bara.
"Sama-sama kakak senior, saya pamit undur diri dulu. Mau melayani pelanggan yang lain" Maya sambil berlalu meninggalkan ruangan Bara dan Mayong.
"Sukses nih perkenalannya?" goda Mayong. Bara tersenyum. "Ayo makan! Kakak habis ini ada rapat lagi" Kedua kakak beradik itupun melanjutkan sesi makannya dengan khidmat.
"Bar, habis ini aku biar dijemput sopir aja. Kakak langsung ke Gayatri grub. Doakan sukses untuk melanjutkan kontrak kerjasama dengan perusahaannya Om Abraham". Sebenarnya sudah beberapa tahun Dirgantara grub kerjasama dengan Gayatri grub, perusahaan yang bergerak di bidang suplier alat-alat medis. Karena sang pemilik bersahabat otomatis kedua perusahaannya pun bersahabat.
"Oke Kak, jangan capek-capek jangan lupa makanan sehat dan olahraga" pesan Bara.
"Siap pak dokter"
Setelah selesai makan, mereka berdua berpisah di parkiran.
Maya bisa pulang sore hari ini. Setelah pamitan sama teman-temannya Maya berlalu pulang.
Sesampai di rumah.
"Loh, May katanya pulang malam. Kok sudah sampai? tanya bu Hartini.
"Iya bu, tadi ada dosen berhalangan hadir dan tidak ada yang menggantikan. Teman Maya juga minta digantikan shift siangnya. Jadi sore sudah bisa pulang"
"Ya sudah, sana bersih-bersih badan dulu. Kalau capek, istirahat aja" ujar bu Hartini sambil berlalu untuk melanjutkan bersih-bersih halaman.
Maya berlalu menuju kamarnya. Tasnya dia letakkan di meja. Maya merebahkan badannya di ranjang. Itulah keseharian Maya. Tanpa mengeluh, Maya rela menjalani dengan ikhlas. Gaji dari kerja part timernya dia sisihkan sebagian untuk dikirim ke pak Bowo yang digunakan menambah biaya operasional panti.
Terdengar pintu kamar diketuk. Ternyata bu Hartini.
"May, kamu tidurkah? Sudah mandi belum? Sudah mau maghrib ini?"
"Iya bu, ini mau mandi?" jawab Maya dari dalam kamar.
"Ya sudah, mandi sana dulu. Habis itu ditunggu bapak ibu shalat maghrib berjamaah ya May.." suruh bu Hartini ke Maya.
Maya pun mandi.
Terdengar suara adzan, sehabis mandi Maya langsung wudhu sekalian. Menuju mushola di rumah, mereka bertiga melaksanakan jamaah shalat maghrib. Setelah dilanjut makan malam.
Maya sudah di kamarnya, menyiapkan mata kuliah buat besok. Saat asyik membaca jurnal-jurnal kebidanan, Handphone jadulnya bunyi. Ada notifikasi pesan masuk dari aplikasi warna ijo...
"May,...."
"sudah tidur loe"
"gimana, lancar kuliah dan kerjaan hari ini"
Isi pesan itu terus masuk bersahutan tanpa ngasih waktu untuk Maya membalasnya. Ya, pesan itu dari Yasmin, sahabat SMP SMAnya.
"Kabar baik Cin, kuliah dan kerjaan lancar, laporan selesai" canda Maya lewat ketikan balasannya.
Yasmin mengetik "bisa aja nich calon dokter becanda..ha..ha...."
Mereka berdua sering bertukar kabar, meski kadang hanya lewat chat ataupun video call.
"Cin, gimana onlen shopmu? lancar juga kan?" tanya Maya.
"Alhamdulillah, aku barusan nambah teman May..buat bantu ngrekap orderan. Yang kemarin 1 orang sudah kewalahan kalau untuk ngrekap dan packing orderan" sambung Yasmin.
"Wah nambah asisten nich?" gurau Maya.
Saking asik chat dengan sababatnya, Maya tidak memperdulikan selain chat Yasmin.
Mereka berdua ngobrol lewat aplikasi. Tanpa terasa jam sudah menunjukkan jam sepuluh malam lewat. Maya dan Yasmin sama-sama menguap dan tertidur. Handphone dibiarkan menyala. Aplikasi
tetap online.
Sementara di lain tempat, seseorang menunggu balasan pesan yang dikirimnya sejam yang lalu. Online tapi kenapa tidak ada balasan, pikirnya.
#Hayo sapa yang ngechat Maya?????? jangan lupa like n' komennya. Semakin banyak like, author tambah semangatttt nich...