NovelToon NovelToon
Jodoh Berawal Dari Mimpi

Jodoh Berawal Dari Mimpi

Status: tamat
Genre:Action / Romantis / Tamat / Cintapertama / Cintamanis / Romansa-Solidifikasi tingkat sosial
Popularitas:397.2k
Nilai: 4.5
Nama Author: Aisy Zahra

Reffan Satriya Bagaskara, CEO tampan yang memiliki segalanya untuk memikat wanita. Namun, sejak seorang gadis mengusik mimpinya hampir setiap hari membuat Reffan menjadikan gadis dalam mimpinya adalah tujuannya. Reffan sangat yakin dia akan menemukan gadis dalam mimpinya.
Tanpa diduga terjebak di dalam lift membuat Reffan bertemu dengan Safira Nadhifa Almaira. Reffan yang sangat bahagia sekaligus terkejut mendapati gadis dalam mimpinya hadir di depannyapun tak kuasa menahan lisannya,
“Safira…”
Tentu saja Safirapun terkejut namanya diucapkan oleh pria di depannya yang dia yakini tidak dikenalnya. Reffan yang mencari dan mengikuti keberadaan Safira di hotel miliknya harus melihat Bagas Aditama terang-terangan mendekati Safira.

Siapakah yang berhasil menjadikan Safira miliknya? Reffan yang suka memaksa atau Bagas yang selalu bertindak agresif?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aisy Zahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kembali ke Hotel

"Selamat Pagi Ibu Safira, saya hanya ingin mengingatkan voucher menginap yang Ibu dapatkan berlaku besok. Kami sangat menunggu kehadiran Ibu Safira di hotel kami. Apakah ada yang Ibu Safira butuhkan agar bisa kami siapkan khusus?" Suara dari seberang ponselnya memperdengarkan seorang wanita yang sangat ramah. Yang akhirnya Safira tahu telepon yang masuk ke ponselnya berasal dari hotel.

"Ehmmm... ndak ada mbak." Safira sebenarnya heran karena dia seperti mendapatkan perlakuan istimewa dari hotel tersebut hanya karena terjebak di lift yang tidak begitu lama.

"Baik ibu Safira, kami mengucapkan terimakasih. Jika ada yang Ibu butuhkan bisa menghubungi kami. Kami tunggu kehadiran Ibu besok. Selamat Pagi Ibu Safira."

"Pagi." Safira meletakkan ponselnya kembali.

Pikiran Safira kembali teringat kejadian di lift. Ya, jika dia mendapatkan voucher untuk menginap maka seharusnya Reffanpun juga mendapatkannya. Itu artinya kemungkinan besar Safira akan bertemu kembali dengan Reffan. Memikirkan akan bertemu kembali dengan Reffan, membuat detak jantungnya berirama lebih cepat. "Eits... tunggu kenapa aku jadi deg-degan sih.. Ah, apa aku harus benar-benar datang besok." Safira sebenarnya malas akan datang apalagi voucher itu hanya untuk satu orang.

"Tolong saya Bu, saya bisa kehilangan pekerjaan saya jika Ibu tidak datang." Rengekan petugas hotel yang menemuinya kala itu kembali terlintas di pikirannya.

"Apa benar petugas itu akan dipecat jika aku tidak datang." Gumam Safira lirih. Padahal seharusnya hotel tidak rugi apapun jika dia tidak datang, toh Safira tidak mempermasalahkan kejadian di lift yang menimpanya.

"Hey, masih pagi Nona..." Suara Ira membuyarkarkan apa yang telah dipikirkan Safira.

"Mikirin apaan sih?" Lanjut Ira.

"Eh Ra, tahu nggak sih...."

"Enggak.... hahaha..."

"Ih, dengerin Ra... "

"Iya ada apa?"

"Hotel yang kemarin tempat kita raker ngasih voucher menginap besok sebagai bentuk kompensasi karena waktu itu kan aku terjebak di lift."

"Wow... asyik dong.... mau ikuuuut."

"Yah, sayangnya cuman buat seorang dan harus aku sendiri yang menginap di sana. Sebenarnya enak ya kalo bisa berdua kan bisa ajak kamu. Makanya aku males nih."

Bibir Ira mengerucut, " Yah, penonton kecewa."

"Maaf ya..." balas Safira dengan wajah memelas.

"Ye, bukan salah kamu kali. Udah pergi aja gak papa Safira, itung-itung makan gratis di hotel berbintang. Enak kan?"

"Eh, tapi kamu gak lupa kan besok siang ada undangan pernikahannya Pak David."

"Oh iya ya.. brangkat bareng yuk Ra."

"Yuk, jemput yaaa.." Ira berkedip-kedip merayu Safira...

"Haha.... iyaaaa.." balas Safira.

Akhir pekan tiba. Hari yang sudah ditunggu semua orang dan Reffan adalah orang yang paling menunggunya. Sejak pagi dia sudah berdebar menantikan Safira, padahal dia tahu Safira masih akan tiba nanti siang. Entahlah, diapun tidak bisa mengendalikan debaran dalam dadanya. Saat ini dia berada di kamar yang akan Safira tempati nanti. Reffan sendiri yang mengecek kesiapan kamar untuk Safira. Reffan ingin memastikan wanitanya nyaman menginap di sini. Senyumnya mengembang membayangkan Safira masuk ke dalam kamar ini.

"Bagaimana Pak, apakah ada yang masih perlu dibenahi?" seorang karyawan hotel menghampiri Reffan.

"Mana bunganya?" tanya Reffan pada karyawannya

"Sebentar lagi di antar kemari Pak."

"Welcome drink, cake. Kalian harus menatanya dengan cantik di sini." ujar Reffan sambil menunjuk meja di depannya.

"Baik Pak." Jawab pegawainya dengan menganggukkan badan.

Reffan lalu mengambil sebuah kertas kecil di depannya, dan mengambil bulpen dari kemejanya. Lalu mulai menuliskan sesuatu dengan wajahnya yang serius. Kemudian meletakkan di sisi bunga yang baru saja diberikan kepadanya. Reffan tersenyum puas.

Reffan sudah duduk di kursi dekat lobby sejak setengah jam yang lalu. Ditemani Bayu di depannya. Sudah tidak terhitung berapa kali Reffan melihat ke arah jam yang melingkar di tangannya. Wajahnya nampak cemas menunggu kehadiran seseorang. Bayu yang memperhatikan bosnya sejak tadi jelas menahan tawa, baru kali ini bosnya yang dingin menampakkan wajah tidak sabarnya yang sungguh sangat lucu. Wanita yang ditunggu bosnya benar-benar luar biasa. Dia berhasil mengacak-ngacak emosi bosnya.

Seketika wajah Reffan berubah serius memandang tajam ke arah seseorang yang baru saja masuk ke dalam lobby. Matanya menatap tajam ke arah gadis itu, tangannya mengepal di meja. Bayu yang memperhatikan perubahan sikap Reffanpun akhirnya mengikuti ke arah mata Reffan memandang. Dan Bayu menemukan seorang gadis cantik dengan gaun panjang berwarna hijau lumut dipadu warna abu-abu berjalan anggun menuju meja lobby. Di bahu kirinya menggantung sebuah tas yang agak besar.

"Cantiiik..sangat anggun." gumam Bayu lirih yang disadari oleh Reffan yang segera menyadari Bayu menatap ke arah gadisnya.

"Kau bilang apa Bayu?" kepalan tangannya mengeras.

"Tidak ada Pak." Bayu yang kepergok bosnya memandang Safira segera menundukkan wajahnya.

"Jangan mengatakannya lagi dan ingat jangan memandang dia seperti itu."

"Iya Pak. Saya mengerti." Huh, hampir saja, bagaimana dia bisa mengagumi gadis yang diinginkan bosnya. Rutuk Bayu dalam hati, tapi apa yang dikatakannya memang sebuah ungkapan jujur dari laki-laki yang begitu saja keluar dari mulutnya saat mengikuti pandangan bosnya tadi.

Safira memang sangat cantik menggunakan gaun ditambah lagi riasan tipis di wajahnya. Dia memang jarang memakai gaun dan berhias lebih. Maka ketika dia memakainya dan sedikit saja ditambahkan riasan di wajahnya, hasilnya akan wow... Dan ini membuat Reffan jengkel, karena Reffan tahu Safira sangat cantik dengan penampilannya, dia membayangkan darimana Safira dan berapa mata laki-laki yang mengagumi wanitanya itu. Pemikirannya jelas mengaduk-aduk perasaannya ditambah lagi Bayu yang berpikiran sama dengannya. Cantik dan anggun.

"Safira, kau tidak bisa melakukan ini. Kau tidak boleh secantik ini pergi sendirian tanpaku. Darimana kamu Safira?"

Safira yang jelas tidak memperhatikan Reffan, saat ini telah diantar petugas hotel menuju kamarnya. Reffanpun melangkahkan kakinya menuju lift yang bersebelahan dengan lift yang digunakan Safira. Safira sudah akan masuk ke kamarnya setelah mengucapkan terimakasih kepada pegawai hotel yang mengantarnya sampai kamar yang akan ditempatinya.

"Safira darimana?" suara berat dan dingin seorang laki-laki mengejutkannya.

Pegawai yang mengantarnya ke kamar beranjak pergi setelah membungkukkan badan ke arah Reffan.

Sekilas Safira menatap mata Reffan yang menatapnya sangat tajam. Tatapan yang lebih mirip orang marah. Safira bisa merasakan tiba-tiba kakinya terasa lemas dan dadanya berdebar sangat cepat.

"Safira, kau mendengarku? sebelum kemari kau darimana?" merasa tidak mendapat jawaban dari Safira, Reffan kembali bertanya dengan tatapan yang masih lekat memandang wajah Safira.

"Saya dari acara pernikahan Pak." Safira menjawab dengan gugup.

"Dengan siapa?" Reffan masih melanjutkan pertanyaannya.

"Dengan Ira sahabat saya." Safira kebingungan dengan orang di depannya, kenapa juga dia gugup dan kenapa Reffan tiba-tiba datang mengintrogasinya. Dan yang lebih mengherankan lagi, kenapa dia merasa harus menjawab pertanyaan Reffan yang bukan siapa-siapanya.

"Kenapa Pak Reffan..." pertanyaan Safira langsung dipotong Reffan.

"Masuklah!"

Dan lagi, Safira begitu saja mengangguk dan masuk ke dalam kamarnya lalu menutupnya dari dalam.

"Aku.. kenapa aku... dan dia, kenapa dia begitu..." Safira masih berusaha mencerna apa yang baru saja terjadi di depan kamarnya tadi. Mengapa dirinya bisa sangat gugup berhadapan dengan Reffan dan Reffan kenapa dia tiba-tiba datang menghujaninya dengan berbagai pertanyaan. Saat Safira membalikkan badan. Matanya melebar melihat pemandangan di depannya. Terhampar kamar luas dengan segala perabotan mewahnya. Safira masih tidak yakin dengan yang dilihatnya. Perlahan dia berjalan menyusuri kamarnya menyentuh sofa empuk di sampingnya kemudian berjalan menuju ranjang berukuran king size dan duduk di tepinya. Kamarnya ini jelas sangat jauh berbeda dengan kamar yang digunakannya menginap saat raker kemarin. Ini sungguh mengagumkan, belum selesai dia mengagumi kamarnya, pandangannya jatuh ke bunga di atas meja. Safirapun menghampirinya, meraih bunga itu dan menikmati aromanya yang harum menenangkan, tangannya yang lain meraih secarik kertas di samping bunga tadi berada.

...Dear Nn. Safira...

...Selamat menikmati,...

...Semoga Anda menyukainya....

...RSB - CEO...

Safira mengerutkan dahinya. "RSB apa maksudnya? RSB jelas bukan kependekan dari nama hotel ini. Ataukah itu sebuah nama?"

Belum juga keheranannya terjawab. Senyum Safira mengembang melihat segelas minuman berwarna orange dan cake dengan hiasan coklat yang cantik tidak jauh dari tempat bunga dan secarik kertas diletakkan. Safirapun meneguk minuman yang gelasnya sudah berpindah ke tangan kanannya tentu saja setelah mengucapkan basmallah terlebih dahulu. Walaupun dia sangat ingin mencicipi kue di depannya, namun diurungkannya. Karena Safira lebih ingin mandi dan melihat kamar mandinya.

Sekali lagi Safira dibuat takjub dengan pemandangan di depannya, satu detik setelah dia membuka pintu kamar mandi. Saat ini terbentang kamar kandi yang luas di hadapannya.. dengan bathtube dan dua macam shower yang tidak pada satu tempat. Toilet yang terpisah dan tempat ganti yang cukup luas. Ah, ini sungguh luar biasa... Safira tergoda untuk merasakan berendam di bathtube mewah di depannya.

Sementara, di depan kamar Safira. Reffan yang masih mematung memikirkan apa yang dia lakukan tadi. Kenapa dia menghujani Safira dengan pertanyaan-pertanyaan seperti tadi. Perasaannya sedikit lega mendengar Safira pergi dengan Ira. Namun seketika, kembali berkenyamuk, itu berarti Safira juga bertemu Bagas karena ini pasti pesta pernikahan orang kantor mengingat Safira pergi bersama Ira. Membayangkan Bagas memandangi Safira, membuat dada Reffan mengembang dan mengempis dengan cepat. Belum selesai Reffan mengendalikan dirinya. Matanya menatap Bayu yang bereaksi akan sikapnya.

"Apa yang membuatmu tersenyum Bayu?"

"Tidak Pak, tidak ada?"

"Apa menurutmu aku lucu?"

"Tidak Pak, saya tidak berpikir begitu."

"Kamu istirahatlah, saya juga akan beristirahat." Reffan membuka pintu di sebelah kamar Safira dan masuk ke dalamnya.

1
ione
Luar biasa
Budhiarty Sayekti
Kecewa
etihajar
bego s safira MH gretsn ko y goblok
etihajar
ngomong SM suami bukan diem sj oon
etihajar
salah senditi so kuat orang MH bilang udh punya suami trs berhenti kerja pinter y tp oon
Mei Mei
Luar biasa
etihajar
heh Safira ke ank ank kecil lebay dikit2 kabur orang MH denger dulu penjelasan reffan
etihajar
tp shafira jgn so kuat kmu trblslu dingin SM reffsn sifat nya,,jgn mntang punya bela diri
etihajar
reffan bnr2 serius bgtt y,,ad g sstunlg cowok model reffan Thor buat aq 🤣🤣
Saudah Hafifah
mngkin ketika membelai kulit tangan TDK bersentuhan yaa..Krn di lapisi kain mukenah nya...secara SDH punya wudhu kan jd batal bila kulitnya bersentuhan...
secara pasangan menikah itu halal tp BKN muhrim jd ttp membatalkan wudhu...
RJ 💜🐑
good😍😍😍❤❤
dheey
pengen nampol si virus. hih....
dheey
gercep ya fan...
dheey
pasal 1 boss selalu benar
pasal 2 boss salah, kembali ke pasal 1
wkwkwkwk
Cici w
reffan modus
Indrijati Saptarita
cerita bagus.... lanjuuuuuutt dg karya yg bagus lagiiii....
makasi yaa....
aisyzahra: sama2 kk. Terima kasih dukungannya..
total 1 replies
biby
akhirx tamat novel bagus konflikx jg normal2 saja tdk trlalu d buat2
sukses terus utk outhorx semangat selalu utk berkarya lbh baik lg
aisyzahra: terimakasih kakak dukungannya
total 1 replies
Syiffa Fadhilah
Alhamdulillah,,,happy ending.
next kisah anak² reffan lagi ya thor😁
aisyzahra: hehe... masih kecil2 anaknya 😅
total 1 replies
aisyzahra
Alhamdulillah tamat.
Terimakasih semua sudah mendukung dan membaca hingga akhir.
Sempetin nengok novel Jejak di Pipi Membekas di Hati ya 😉
Indrijati Saptarita
duuhhh koq pinsan safira nya....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!