NovelToon NovelToon
Belenggu Ikatan Sahabat

Belenggu Ikatan Sahabat

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Persahabatan / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Calistatj

Ares dan Rara bersahabat baik dari kecil. Tidak mau kehilangan Ares membuat Rara mempertahankan hubungan mereka hanya sebatas sahabat dan memilih Arno menjadi pacarnya. Masalah muncul saat Papa Rara yang diktator menjodohkan Ares dan Rara jatuh sakit. Sikap buruk Arno muncul membuat Rara tidak mempertimbangkan dua kali untuk memutus hubungan seumur jagung mereka. Ares pun hampir menerima perempuan lain karena tidak tahan dengan sikap menyebalkan Rara. Namun demi melindungi Rara ,memenuhi keinginan papa dan membalas Arno. Akhirnya Rara dan Ares menikah. Hari - hari pernikahan mereka dimulai dan Rara menyadari kalau menjadi istri Ares tidak akan membuatnya kehilangan lelaki itu. Lantas bagaimana kelanjutan hubungan mereka yang sebelumnya sahabat menjadi suami istri serta bagaimana jika yang sakit hati menuntut balas?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Calistatj, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 14

Sekembalinya dari Norway aku mulai melakukan rutinitasku. Aku sudah kembali bekerja, tapi kali ini aku meneruskan usaha papaku dan Ares yang akan meneruskan usaha papanya. Tidak banyak yang terjadi di Norway. Kami hanya mengikuti rangkaian tour disana dan bercinta sepanjang malam sebelum melihat aurora borealis yang terkenal itu. Hubungan aku dan Ares menjadi semakin dekat setelah perjalanan itu.

Pekerjaanku menjadi semakin ringan sekarang. Jam kerja menjadi fleksibel dan aku hanya perlu mengontrol semuanya. Karena sekarang aku adalah seorang istri dan papa mengizinkan aku untuk meninggalkan kantor jam 3 sore atau bekerja dari rumah alasannya sesederhana dia memintaku untuk menyambut Ares di rumah dan menyiapkan makan malam atau mengurus Ares.

Aku masih belum terbiasa dengan peran ini, makanya masih banyak hal yang tidak bisa aku lakukan. Namun, karena suamiku itu sangat pengertian dia membeli robot pembersih dan vakum. Setidaknya itu meringankan pekerjaan rumah. Karena aku juga belum bisa memasak Ares selalu membeli makanan dari luar sebelum pulang atau aku yang membelinya.

Aku melempar tas dengan asal ke kursi dan menarik nafas. Bekerja selalu melelahkan sekalipun tekananku semakin ringan. Pinggangku juga mulai nyeri. Mungkin aku sudah mulai tua. Ponselku berdering. Ares menelpon.

“Halo, Res?”

“Sayang, udah di rumah kan?”

”Udah, Res. Kamu nggak usah beli makan malam ya. Aku mau ke supermarket ini”

“Oke hati - hati. Kabarin ya”

“Siap” Aku menutup telepon dan mengambil kunci mobilku.

Langkahku terhenti. Aku merasa mual. Aku segera menuju kamar mandi untuk menumpahkan isi perutku. Aku berpikir sejenak. Jemariku memainkan ponsel dan mengecek kalender bulanan. Rasanya sudah lama aku tidak datang bulan. Ternyata sudah 2 bulan ini aku telat datang bulan. Mungkinkah aku hamil?

Aku menenggak segelas air putih hangat dan menuju supermarket. Aku mau membeli isi kulkas dan test pack di apotek.

***

Jemariku bergetar memegang ujung test pack yang menujukan garis dua. Aku positif hamil. Aku membekap mulutku. Berita ini akan membuat keluarga kami merasa bahagia. Perasaan hangat juga terasa di sekujur tubuhku. Kami akan menjadi satu keluarga kecil.

Aku meraih ponselku ingin memberi tahu Ares secepatnya, tapi ulang tahun Ares sebentar lagi. Aku berpikir untuk memberi tahunya di hari ulang tahunnya. Aku membawa test pack keluar kamar mandi dan menyimpannya di dalam lemari bajuku. Aku harus bertahan satu minggu lagi untuk memberi tahunya.

“Rara?” Ares memanggilku. Aku segera keluar kamar dan menurunin tangga.

“Ares”

“Kamu belum makan kan? Makan di luar yuk. Kita udah lama nggak makan di luar”

“Dimana?”

“Fine dining. Steak and wine?”

“Boleh tapi aku lagi nggak mau alkohol” Kataku. Mana mungkin aku meminum alkohol sat sedang hamil seperti ini.

Ares tertawa. “Kenapa? Kamu takut makin liar ya kalau mabuk?”

Aku berdecak sebal. “Dasar usil”

“Aku mandi ya. Kamu siap - siap. Jangan lama - lama ya, Ra” Ares mengambil langkah menuju lantai atas untuk mandi dan bersiap - siap. Aku mengikuti dari belakang.

***

Ares membawaku ke restoran mewah di salah satu hotel di Jakarta. Dia memesan steak wagyu dan segelas red wine. Aku memesan steak dan air mineral. Pesanan kami datang setelah menunggu beberapa waktu. Saat sedang menikmati makanan ditemani obrolan santai tentang pekerjaan. Seseorang tak terduga menghampiri kami. Donna. Malam itu Donna terlihat cantik.

”Ares” Donna langsung menempelkan pipinya di pipir Ares sambil mengambil duduk di sampingnya.

“Don, apaan sih” Ares segera menatapku untuk melihat reaksiku. Ada rasa tidak suka yang menjalari perasaanku.Aku mencoba tersenyum dan mengabaikannya.

“Kenapa? Karena ada Rara?” Donna menoleh dan menatapku singkat.

“Ada Rara atau nggak ada Rara kita nggak perlu terlalu dekat lagi” Kata Ares tegas.

“Aku sedih loh nggak kamu undang di pernikahaan kamu. Kenapa kamu menikah secepat itu?” Katanya kecewa.

“Pernikahaan gue…nggak ada urusannya sama lo, Don”

Donna mengabaikan perasaan tidak suka Ares dan tetap memasang senyum manis seolah sikap dingin Ares tidak mempengaruhinya sama sekali. Dari sekian banyak tempat kenapa kami harus bertemu dengan Donna yang merusak suasana seperti ini.

“Dingin banget. Padahal dulu kamu selalu menghabiskan waktu di apartemen aku”

Ares menjatuhkan pisau dan garpu besinya ke atas piring menimbulkan bunyi dentingan. Ares menatap Donna. “Hati - hati, Don. Perkataan lo bisa membuat Rara salah paham”

Setelah terdiam cukup lama aku memandang Donna. “Donna? Ares dan kamu itu nggak ada apa - apa. Jadi, jangan mencoba untuk membuat aku salah menilai Ares”

Mata indah Donna beralih dari Ares menatapku. Dia menyunggingkan seulas senyum manis. “Itu faktanya, Rara. Hanya karena sesuatu hal yang kamu tidak tau bukan berarti hal itu tidak terjadi”

“Kamu lebih baik pergi dari sini. Nggak liat kalau aku dan suamiku lagi makan malam sama - sama?” Aku menghapus tatapan ramah dan menggantinya dengan tatapan tidak suka ke arah Donna.

Donna menatapku dan tersenyum lagi. “Kapan - kapan kita ketemu lagi ya, Res? Hari ini kayaknya istri kamu sensitif sama aku”

“Kenapa gue harus ketemu lo lagi?”

“Karena aku mau cerita. Seperti aku yang dulu selalu mendengarkan cerita kamu, Ares. Seperti aku yang dulu selalu jadi bahu untuk kamu ketika perempuan itu membuat kamu sedih” Donna menatap Ares sebentar lalu berdiri dan meraih tasnya. “Sampai ketemu lagi”

“Rara, kamu jangan denger apa kata Donna” Ares meraih gelas wine dan menyesapnya.

Aku memandang Ares dan meraih jemarinya. “Iya, Res. Tenang ya kamu jangan bete. Aku percaya kamu nggak ada apa - apa sama Donna”

Ares menatapku. “Mungkin sebaiknya aku jujur sama kamu. Tentang aku dan Donna”

Jantungku langsung berdetak dengan cepat. “Apa?”

“Aku dekat sama Donna karena kamu dekat sama Arno. Aku yang suka sama kamu dari dulu, tapi Arno yang dapetin cinta kamu. Aku nggak mau terlihat menyedihkan, makanya aku dekat sama Donna. Donna adalah plan b buat aku kalau kita nggak berhasil”

Aku menghela nafas dan menatap Ares. “Res, nggak ada apa - apa kan sama kamu dan Donna? Kalau emang nggak ada semua udah cukup nggak usah dijelasin lagi”

“Nggak ada. Aku sama Donna hanya sebatas teman ngobrol dan minum” Ares menegaskan.

“Kalau gitu semua cuma masa lalu. Jadi, nggak usah dibahas” Aku tidak ingin membahas apapun mengenai hubungan Ares dan Donna.

“Oh ya, tadi kamu dari supermarket mana?” Ares langsung mengalihkan pembicaraan.

“Deket rumah” Jawabku santai sambil menyuap potongan daging yang sudah aku iris.

“Gimana kalau kita pakai supir buat anterin kamu kemanapun?” Ares mengusulkan. Apakah dia sudah tau kalau aku hamil? Pikirku. “Kenapa tiba - tiba jadi pakai supir?” Tanyaku memastikan.

“Biar kamu aman?”

“Nggak usah dulu. Nanti kalau aku mau aku info kamu”

“Ya udah kalau gitu. Mau makan apa lagi nggak setelah ini?”

“Cukup, Res. Aku capek ayo kita pulang habis ini” Belakangan ini aku memang merasa lebih mudah lelah.

“Oke, Sayang. Kita pulang abis ini dan istirahat”

1
MatchaLatte
Makanya ada ada aja papanya… makasih udh mampir sis hihi
Riiiiee
aduhhhh Rara terima ajaa dong
Riiiiee
aduhhhh raa
Riiiiee
ya ampun papa, hobi anak itu harus dikembangkan bukan malah di larang
Riiiiee
gemesss banget, jadi pengen punya sahabat cowo juga
Devie Varany
Sweet banget ares dan raraaa
MatchaLatte: Makasih kak stay tune untuk cerita berikutnya ya
total 1 replies
acc_.xm
Aku udah rekomendasiin cerita ini ke temen-temen aku. Must read banget!👌🏼
MatchaLatte: Terimakasih kaka stay tune ya untuk part berikutnya
total 1 replies
BloodyKnuckles
Seru banget! Gak sabar nunggu kelanjutan ceritanya!
MatchaLatte: Hai kak terimakasih hehe stay tune ya aku mau post lanjutannya hari ini
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!