TAP..
TAP..
...........
Suara langkah kaki seorang pria bergema dilorong sepi nan gelap, mata berwana abu kegelapannya bagaikan elang yang ingin memangsa santapannya, ia terus berjalan mendekat dan terus mendekat tatkala seorang wanita yang ia incar melihatnya dalam jarak dekat.
"Hahaha.. Sayang seharusnya kamu tidak melewati batas, Apa kau tak sabar menunggu hukuman dariku baby? " ucap laki-laki tampan itu semakin mendekat dan memojok wanitanya.
"Mm-menjauh ku mohon menjauh, jangan mendekat apa salahku kenapa kk-kau menculik ku?" ucap sang gadis bergetar dan mundur perlahan
"Menjauh? Kau pikir setelah ini bisa lepas dariku Hem? " Ucap laki-laki tersebut dengan tatapan marah semakin mendekati gadis tersebut.
"Kumohon jangan mendekat hiks, tolong jangan seperti ini aku takut, kumohon menjauhlah. Apa salahku? kenapa kau sangat kejam ha? Kumohon lepaskan aku" sang gadis tersebut terjatuh lemas dengan air mata mengalir..
penasaran? yuk baca sekarang!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadina naa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ITKK
Happy Reading..
Maafkan author jika cerita ini mengandung dosa!!
∆ (Ada sedikit adegan 21+ jadi bagi anak dibawah itu tolong jangan dibaca, Dosa tanggung masing-masing ya wak... Author udah ingetin)
___________oOo___________
"Open your eyes babygirl" ucap Pria itu lembut di depan wajah Violleta.
Violleta yang mendengar Bisikan itu langsung saja membuka matanya lebar guna melihat siapa pelaku yang melecehkan dirinya itu.
"K-kak Zanen?!!" ucap Violleta terkejut.
"Yes I'm babygirl, Do you miss me?" tanya Zanendra pelan sambil terus mengusap-usap wajah Violleta.
Matanya terus menatap lekat ke arah mata Sang gadis. Terlihat seperti ada kerinduan dimata pria itu kepada Violleta.
Violleta yang mendengar pertanyaan itupun hanya menggelengkan kepalanya kuat, sungguh kehadiran Zanendra kali ini sangat tidak Violleta harapankan sama sekali, malahan Violleta merasa takut kepada Zanendra, ia takut Zanendra melecehkan nya lagi seperti sebelum belum nya dan mulai meninggal trauma baru kepada dirinya.
Ia berusaha bangun dari tempat tidurnya dan mulai turun dari kasur empuk tersebut, namun baru beberapa langkah ia berjalan, tangannya sudah di tahan Zanendra dan tubuhnya sudah terangkat dan kembali seperti semula di di tempat tidur itu.
"Kak lepasin, aku mau keluar.. Jangan kayak gini aku takut" pintar Violleta sambil sesegukan, air matanya terus saja mengalir tidak mau berhenti.
"Tidak akan baby, apa kau benar-benar tidak merinduku heumm?" tanya Zanendra kian mendekat ke arah Violleta.
"Tidak sama sekali kak, jadi ku mohon menjauhlah.. Aku benar-benar tidak mau diganggu." Violleta mencoba melepaskan genggaman tangan Zanendra dari lengannya, tapi hal itu sia-sia, semakin Violleta mencoba melepaskan tangan Zanendra semakin itu pula Zanendra mengencangkan Cengkraman nya.
"Awwhh.. Sakit kak, lepasin sakit banget" Violleta meringis air mata tak berhenti sedari tadi.
"Kau tahu Vio? Aku berusaha menyelesaikan tugas ku di Kota A demi untuk bertemu dengan mu, tapi kenapa kau malah tak menginginkan pertemuan ini ha?" ucap Zanendra penuh amarah.
"S-sakit lepasin aku, You look like a psyc*o Let go of me, please!! hikss.. Lepaskan aku" Violleta nangis sejadi-jadinya. Ia tak mau Zanendra terus mengganggu nya..
Violleta menginginkan kehidupan nya yang dulu, yang jauh dari kata '
"Sstt.. Sampai air mata mu berubah menjadi darah sekalipun, aku tetap tidak akan melepaskan mu!" Zanendra pun melepaskan cengkraman di lengan Violleta, setelah itu Zanendra pun membawa Violleta kedalam pelukannya.
Kini waktu sudah menunjukkan pukul 01:15 wib. Tapi Violleta belum juga berhenti dari tangisan nya itu.
"Diam Vio!! apa kau mau aku memarahi mu lagi? Jika kau tak menghentikan tangisan mu itu, maka jangan salahkan aku yang masih terbalut emosi yang tak stabil ini lepas kendali atas dirimu, jika hal itu terjadi siap-siap saja kau akan mengandung anak ku detik ini juga." Ancaman Zanendra tak main-main kali ini. Ia juga mengusap usap pelan perut Violleta yang sedikit ramping itu.
"Stop memberi ancaman kak, itu malah membuat ku semakin tertekan, padahal kakak tau aku nangis seperti ini karena siapa? Tapi kenapa kakak malah melarang apa yang kakak ciptakan sendiri, itu tidak adil!!" Kini Violleta sudah mempersiapkan kata-kata ini jauh sebelum bertemu Zanendra.
Violleta juga sudah merencana banyak akan hal yang bisa melepaskan nya dari belenggu Zanendra.
" kau pikir aku main-main?" tanyak Zanendra dengan tangannya yang mulai bergerak merambat di kedua gundukan Violleta.
Violleta yang melihat itu tak hanya tinggal diam,ia langsung saja mengigit leher pria itu sampai meninggal bekas kemerahan.
"Akhhh.. Emmm" bukan merasa kesakitan Zanendra justru mendesah nikmat.
'Seharusnya aku memiliki darah keturunan Vampir! biar aku bisa menghisap darahnya sampai ma*i' rutuk Violleta di dalam hati.
Zanendra yang melihat Violleta tak menggigit lehernya lagi, sontak saja memandang sayu ke arah gadis itu.
"Kenapa berhenti sayang, itu sangat nikmat sekali baby.. ayo lakukan lagi sayang Kakak suka lihat kamu senakal ini" goda Zanendra kepada Violleta yang kini mukanya tampak masam.
"Itu bukan aku nafsu*n dengan kakak tapi karena aku ingin tangan kakak lepas dari dada aku!!" bentak Violleta.. Dengan air mata masih tersisa dimatanya.
Zanendra yang mendengar hal itu otomatis terkekeh kecil, sungguh Violleta saat marah sambil menangis terlihat menggemaskan dan lucu sekali di matanya.
"Owhh gitu, tapi sangat di sayangkan jika kamu tak memanfaatkan tubuh kakak yang sixpack ini sayang, kamu bisa kok membalas perubatan nak*l kakak kembali." Godaan demi godaan Zanendra lempar ke arah Violleta yang membuat gadis itu makin pengar.
"TIDAKK!! Aku tidak mau menyentuh kakak dan begitu juga sebaliknya, jadi aku mohon kakak pulang sekarang sebelum mama papa tau kakak di dalam kamar ku, bisa-bisa mereka salah paham dan aku tidak mau akan hal itu terjadi kak!! " ucap Violleta sambil mengangkat kedua tangannya ke atas. Seperti membentuk permohonan.
Zanendra yang melihat hal itu hanya menggelengkan kepalanya pelan, tanpa mendengar ucapan Violleta Zanendra merebahkan dirinya terlebih dahulu di kasur empuk milik kekasihnya itu. (Kekasih menurut Zanendra aja Violleta mah engga mwhehe).
"Ihhh.. Kak Zanen bangun!! Kenapa malah tidur disini, ayok kak bangun lalu pulang, aku juga mau tidur kak besok aku ada kelas!!" Violleta mencoba membangun Sang empu yang berbadan kekar itu, tapi bukan nya terangkat malah dirinya yang di angkat dan di peluk layaknya bantal guling.
"Akhhh apa-apaan sihh, lepasin ngga? Lepasin ihhh" Violleta mencubit kencang Lengan Zanendra yang tampak berotot itu, namun ekpresi yang di timbulkan Zanendra malah terlihat biasa-biasa saja.
" Shut up little girl let's go to , jangan membantah" setelah mengucapkan kalimat diatas Zanendra kembali memeluk tubuh mungil Violleta.
Ia merengkuh tubuh itu dan menghirup aroma segar yang menguar sampai masuk ke dalam indra penciuman nya. Rasa tenang pun mulai ia dapati.. Rasa kantuk pun tidak dapat ia hindari.
"Heumm ayo tidur baby, aku mulai ngantuk.. Tidak sia-sia aku datang jauh-jauh ke sini, ternyata obat penenang ku ada di kamu sayang" ucap Zanendra sambil mendusel duselkan hidungnya ke leher Violleta, membuat gadis itu merasa kegelian.
"Kak Zanen pulang aja sana, aku yang bakal ga bisa tidur gara-gara kakak!! Ayok bangun dan tidur dirumah kakak sendiri." Violleta kembali mendorong tubuh pria yang selalu berani menyentuh nya tanpa izin itu.
"Ada dua pilihan baby, kamu mau aku tidur disini dengan mu atau kita pulang ke Apartemen bersama?" ancam Zanendra dengan mata menajam bak elang jantan yang mau memburu santapan nya.
"Dua-duanya aku ngga mau!! " Violleta masih saja memberontak.
membuat Zanendra tersulut emosi, tanpa aba-aba Zanendra langsung menarik kepala Violleta dan menci*m bibir ranum gadis itu tanpa ampun.
"Empphh.. Lepasmmpp.." Violleta mencoba melepaskan tautan antara mereka, namun Zanendra tak membiarkan hal itu terjadi, ia terus memburu bibir gadis itu dengan rakus.
Setelah beberapa saat Zanendra melepaskan tautan tersebut, saat Sang gadis mukul mukul dada nya.
Violleta yang hampir kehilangan napas, jika tadi Tak memukul dada bidang pria itu mungkin dia akan pingsan.
_________oOo_________
Bersambung...