"Punya mata nggak?" mengabaikan permintaan maafnya, orang itu malah membentak. Ia menatap Rahma benci. "Kalo punya tuh dipake baik-baik, jangan asal nabrak aja." Pemuda berwajah rupawan itu mendengkus keras, kesal tentunya. "Dasar aneh," ucapnya lagi.
Ridho Ahmad Wibowo dari awal sekolah sangat tidak suka dengan gadis bernama Rahma. Bahkan tak segan-segan membully walaupun gadis itu tidak salah apa-apa.
Namun, takdir berkata lain dimasa depan ia malah menikahi gadis itu dengan perjuangan yang tak mudah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon WidiaWati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Makan gado-gado
"Kayaknya gue kurang percaya deh sama omongannya, kayak ada yang di tutupin dari gue," batin indra.
Disela percakapan mereka, Rahma yang baru datang masuk ke kelasnya dan duduk di bangku kelasnya.
Ridho dari belakang memperhatikan punggung gadis itu. "Syukurlah dia baik-baik saja," gumamnya.
Indra di samping Ridho mendengar samar-samar apa yang di ucapan Ridho.
"Siapa yang baik-baik saja?" tanya Indra dengan sedikit bingung, mendengar apa yang di katakan Ridho.
"Oh i-itu ku-cing gue kemaren dia ditabrak sepeda anak tetangga, tapi syukurlah dia baik-baik saja," jawabnya terbata-bata, sambil cengengesan nggak jelas.
"Sejak kapan lo perhatian sama kucing lo?" tanya Indra lagi.
"Ya sejak, sejak kemaren. Ternyata kucing itu lucu juga gue jadi gemes liatnya. Hehehe," jawab Ridho cengengesan.
Jam istirahat telah tiba, murid-murid bergegas meninggalkan ruangan kelas.
Tak beberapa dari mereka masih berada di dalam kelas. Rahma, Ridho, dan Indra masih di dalam kelas.
Sinta dan Rani udah pergi ke kantin sekolah, dia telah mengajak Ridho ke kantin tadi tapi Ridho beralasan untuk pergi kekantin nanti.
"Bro lo nggak kekantin?" Indra heran melihat Ridho masih duduk di bangkunya padahal anak-anak udah pada keluar pergi ke kantin.
"Lo duluan aja gue ada urusan."
"Oh ya udah, gue kantin dulu." Indra berlalu keluar pergi meninggalkan Ridho di kelas itu.
Ridho memperhatikan Rahma dari tadi mendekatinya.
"Lo nggak ke kantin?"
Rahma mendengar Ridho bertanya padanya agak kurang percaya, dia menengok ke belakang, kanan, dan juga kiri tetapi tak ada orang lain selain dirinya dan Ridho.
"Aku?" tanya Rahma tak percaya, sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Iya lo, lo nggak ke kantin?" tanya Ridho mengulang lagi.
"Ada angin apa dia belagak manis pada ku? Atau mungkin ada maksud yang tersebunyi? Ah sudahlah, aku tidak boleh suudzon," batin Rahma bertanya-tanya karna baru kali ini Ridho bersikap seperti itu padanya.
"Hey kok bengong?" Ridho mengagetkan Rahma dari lamunannya sambil melambai-lambaikan tangan ke depan wajah gadis itu.
"Aku nggak ke kantin, soalnya aku udah bawa bekal dari rumah." Rahma memperagakan kotak bekalnya.
"Apa itu?" tanya Ridho penasaran.
"Ini gado-gado buatan ibu ku," jawab gadis itu, sembari membuka tutup bekalnya itu.
"Bolehkah gue mencobanya?" Ridho langsung mengambil kotak bekal itu dari tangan Rahma tanpa menunggu jawaban dari Rahma.
Rahma hanya pasrah melihat gado-gadonya di makan oleh Ridho dengan lahapnya.
"Mmm ini enak sekali." Ridho menghabiskan gado-gado itu tanpa ada sisa sedikit pun.
"Yah habis, gue lupa kalo ini bekal lo. Lo kan belum makan," ujar Ridho yang tak sadar kalo makanan itu telah ia habiskan.
"Tidak apa-apa aku makan di kantin saja." Rahma berdiri dari duduk nya dan keluar kelas menuju ke kantin sekolah.
"Tunggu dulu gue ikut, gue traktir lo makan ya." Ridho berlari mengejar Rahma yang keluar kelas.
"Nggak usah ditraktir, aku bayar sendiri saja."
"Ayolah ini sebagai ucapan terima kasih dari gue, karna gado-gado Ibu lo sangat enak. Lo mau ya! Besok bawain gue gado-gado ibu lo lagi," ucapnya memasang wajah memohon agar Rahma tidak menolaknya.
"Baiklah." Akhirnya Rahma menuruti Ridho.
"Kita makan di kantin belakang aja ya. Disana makanannya lebih enak." Ridho mengajak Rahma ke kantin belakang karna kalo dia makan di kantin depan pasti ia akan bertemu Sinta, bisa-bisa Sinta marah dan membuli Rahma nantinya kalo dia makan di sana.
Rahma mengangguk tanda setuju, karna dia juga sering makan di kantin belakang milik Mpok Nani.
Makanan di sana lebih murah jika di bandingkan makanan di kantin depan sekolah dan rasanya juga lebih enak.
Kantin Mpok Nani ini sangat sederhana sekali, tapi cukup nyaman bagi Rahma makan di sana.
Ridho juga sering makan di sana karna dia menyukai masakan Mpok Nani yang sederhana itu.
Terimakasih telah membaca😇